Semilir angin berhembus tanpa henti. Terdengar kicauan burung peliharaan yang tak henti-hentinya berkicau riang. Semuanya seolah ingin menemani diskusi ringan kami saat itu, diteras sederhana namun terasa lapang disuatu siang yang terik. Sesekali juga orang berlalu lalang didepan teras rumah yang sangat dekat dengan badan jalan itu, tetapi ternyata tidak mengurangi fokus diskusi kami terhadap pantun. Sesuatu hal yang sangat disukai dan dicintai oleh seorang bernama H. Asmuie H. Fauzi. Ia merupakan seorang ayah yang dikaruniai 6 anak dan sebagiannya telah memberikannya cucu tersebut tampak selalu bersemangat.Pembicaraan mengalir apa adanya. Diskusi terkait merangkai kata-kata penuh makna dalam suatu acara adat istiadat Melayu di Kabupaten Sambas.
Terlihat rasa keinginannya yang kuat untuk berbagi. Adat tradisi kebiasaan hidup di masyarakat  diakuinya primitif namun penuh tunjuk ajar akan perihal hidup dan kehidupan. Pantun dapat disampaikan tanpa orang merasa digurui sekaligus dapat menembus relung jiwa paling dalam seperti yang di bagikannya dengan sangat bahagia pada siang yang sangat cerah tersebut.
Contoh acara adat yang masih dilakukan oleh masyarakat Melayu Sambas Propinsi Kalimantan Barat yaitu  Antar Barang yang berlanjut dengan  prosesi Ijab Kabul dan acara Pulang Memulangkan. Agenda yang  biasanya dilaksanakan sehari sebelum hari besar pernikahan atau biasa juga di sebut hari kacik/kecil oleh masyarakat setempat
Dengan kemampuan hafalannya yang terlihat kuat dan suara  intonasi pantun yang khas, bait-demi bait contoh syair yang kata-katanya  bernas dan saling terkait penuh makna mulai diperdengarkan.
Intan permata delima merah
Sangat berharga tiada murah
Membuka kata dengan Bismillah
Mengharap rahmat dan ridha  Allah.
Kalau tidak karena kata
Tidakkan tercipta sebuah puisi
Kalau tidak karena cinta
Takkan kami datang kesini.
Buah mengkudu asam gerinang
Batang kuini diatas balai
Datang dahulu datang meminang
Datang hari ini membawa barang mengantar mempelai.
Tanam selasih tolong tanamkan
Semak rumput tolong tebaskan
Terimakasih kami sampaikan
Kami disambut kami dimuliakan.
Tanam sirih diatas bukit
Bukit berselimut embun pagi
Terima kasih kami tidak sedikit
Dari mulut sampai kehati.
Alangkah tinggi pohon kelapa
Tinggi lagi pohon durian
Kalaulah saya salah menyapa
Mohon dibuka pintu kemaafan.
Selanjutnya...
Keluarga besar mempelai laki-laki dengan mempelai perempuan
Ini barang antaran janganlah dilihat dari segi jumlah dan besaran
Tetapi semoga menjadi tanda ikatan hubungan tali silaturahim antara keluarga besar mempelai laki-laki dan perempuan
lebih khusus lagi sebagai tanda kasih sayang kepada istrinya yang sebentar lagi akan diijabkabulkan.
Hadirin,
Bukan batang sembarang batang
Batang Tengkawang tumbuh dibukit
Bukan datang sembarang datang
Datang membawa barang serba sedikit.
Sirih pinang kami dahulukan
Mas kawin kami tunai bayarkan
Perkakas tempat tidur mungkin sudah diserahkan
Pakaian secukupnya luar dan dalam.
Daun pandan satu ikatan
Daun selasih didalam gelas
Tiada berlian tiada intan
Hanya tanda kasih yang ikhlas.
Jemur padi di hamparan
Daun pisang dibuat alas
Saya serahkan barang antaran
Mohon diterima dengan hati ikhlas.
Lahan baru ladang dan sawah
Banyak tikus pasangkan jerat
Kalau ingin tau barang dibawa
Daftarnya ada di dalam surat.
Bukan karena budi bahasa
Tapi karena sopan dan santun
Daftar boleh dibaca barang mohon diperiksa
Kalau ada waktu uang antaran boleh dihitung.
Untuk lebih jelasnya saya serahkan
Daftar yang tersurat menurut urutan
Kepada juru bicara mempelai perempuan mohon dengan hormat untuk dibacakan
Dengan harapan tidak ada yang ketinggalan
Kalaupun ada kekurangan mohon dicukupkan.
Bermacam-macam jenis pekerjaan
Dari jual koran hingga merias pengantin
Atas tingkah laku kami yang kurang sopan
Mohon maaf lahir dan batin.
Kalau ada jarum yang patah
Jangan patahkan jarum yang lain
Kalau saya terlanjur salah
Jangan sampaikan kepihak  yang lain.
Ikhtiar dan doa usah pisahkan
Soal rezeki pasti Allah karuniakan
Sampai disini antar barang kami cukupkan
Mudah-mudahan acara berikutnya segera kita lanjutkan.
Wabillahitaufikwalhidayah Wassalamualaikum Warahmatullahiwabarokatuh.
Biasanya setelah berbalas pantun antara pihak pria yang mengantar barang dan pihak perempuan  sebagai penerima , kemudian acara berlanjut dengan prosesi Akad Nikah dimana  setelahnya sederet pantun juga disampaikan dengan penuh makna yang berisi doa dan harapan baik.
Paduka raja bijak bestari
Menyaksikan putri sedang menari
Akad nikah tanda resmi
Baik-baik suami istri.
Menyaksikan putri sedang menari
Hatinya riang tiada terperi
Akad nikah tanda resmi
Semoga sampai Ilahi pemisah nanti.
Hijau warnanya mangga muda
Gurih rasanya bila dimakan
Adat hidup berumah tangga
Susah senang sama dirasakan.
Gadis manis berolahraga
Bujang melirik sambil bergaya
Bahu membahu membina keluarga
Semoga sampai ke pantai bahagia.
Bujang melirik sambil bergaya
Hatinya senang berbunga-bunga
Semoga sampai ke pantai bahagia
Jangan laju amat ingat keluarga sejahtera.
Kalau tuan pergi ke sempalai
Carikan saya sukun dan ceremai
Doakan kedua mempelai
Semoga hidup rukun dan damai.
Pohon cermai ditepi telaga
Batangnya tua bercabang tiga
Rukun dan damai dalam rumah tangga
Seia sekata hingga hari tua.
Pergi haji ketanah Mekkah
Puncak wukuf di Arafah
Kedua mempelai telah menikah
Semoga menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warohmah.
Angin bertiup dari utara
Ikatan tali penguat rumah
Jika ingin hidup sejahtera
Dekatkan diri kepada Allah.
Beras ketan dibuat putu
Bawa tertutup ketengah rumah
Jangan lupa solat 5 waktu
Supaya hidup diberkati Allah.
Nelayan melaut mencari ikan
Dalam tempayan ikan gurami
Kendati agama membolehkan
Jangan kefikiran ingin poligami.
Kalau tuan pergi ke Mekkah
Keliling Kakbah namanya tawaf
Kedua mempelai telah menikah
Jangan lupa tanggungjawab.
Obat terbuat dari mengkudu
Tangan terluka segera sembuh
Enak sungguh pengantin baru
Jangan lupa solat subuh.
Pergi karena bekerja
Kembali karena cinta
Baik-baik dengan mertua
Semoga mendapat warisan harta.
Jujur itu hebat
Sehat itu nikmat
Kepada orang tua patuh dan taat
Supaya hidup menjadi berkat.
Tidak sampai disitu H.Asmui H.Fauzi yang lahir di Sambas  12 September 1957 adalah juga seorang pensiunan dari Bank Kalbar itu selanjutnya dengan sangat meyakinkan menyampaikan baris-baris pantun penuh kiasan secara mantap tanpa bantuan apapun untuk kedua orang tua pengantin dan masyarakat.Semuanya mengalir lancar tanpa hambatan dalam bentuk untaian kalimat pantun yang padat berisi.
Kepada orang tuanya kami serahkan
Keluarga sanak famili dan handai taulan
Semoga anak kami tidak dibeda-bedakan
Dengan harapan memang menantu yang diidam-idamkan.
Halia itu tanam-tanaman
Bunganya mekar dipagi hari
Ananda kami hari ini diakadnikahkan
Selain jadi menantu jadikan anak sendiri.
Indah nian ayaman bambu
Dibuat tikar untuk alas sofa
Setelah jadi anak menantu
Mohon bimbingan dan tegur sapa.
Elok dipandang kembang sepatu
Gugur setangkai dipohon bambu
Kedua keluarga telahpun bersatu
Menyerahkan anak menerima menantu.
Kalau tuan membeli sepatu
Jangan lupa dengan talinya
Kalau tuan memilih menantu
Jangan lupa dengan budi pekertinya.
Anak kami serahkan kepada masyarakat khususnya kepala desa untuk segala urusan
Dengan harapan apabila didesa ada kegiatan anak kami diajak dan diikutsertakan sesuai dengan kemampuan dan keterampilan.
Solat tahajud tengah malam
Memanjatkan doa kepada ilahi
Kiranya saya tidak berpanjang kalam
Kata penyerahan sekaligus penerimaan saya akhiri sampai disini.
Kejujuran mendatangkan ketenangan
Ketenangan mendatangkan kenyamanan
Mohon maaf atas segala kekurangan
Terimakasih atas segala perhatian.
Ayam hutan berbulu selasih
Mencari makan diatas batu
Cukup sekian dan terimakasih
Sampai jumpa lain kesempatan dan lain waktu.
Wabillahitaufikwalhidayah Wassalamualaikum  Warohmatullahiwabarokatuh.
Indah nian impian
Murni sungguh harapan
Atas semua kesalahan
Mohon bukakan pintu kemaafan.
Kita tidak dapat bersama
Kalau satu sama lain saling melupakan
Kita bisa bersama-sama
Kalau saling memaafkan.
Doa sudah di syahkan
Tentu rezeki pasti Allah karuniakan
Sampai disini sambutan saya cukupkan
Mudah-mudahanan acara berikutnya segera kita lanjutkan.
Mendengar bait demi bait tanpa terasa hari telah petang. Â Pak Asmui biasa dia dipanggil adalah seperti seorang pembelajar sepanjang hayat. Khusus pantun ini, ia mengakui terlambat terjun menekuninya dan ia belajar sungguh-sungguh secara otodidak sejak tahun 2001. Ia berpesan untuk selalu menjaga tali silaturahmi kepada siapa saja dan berusaha tidak ingin membuat siapapun tersinggung. Berpantun diacara adat juga harus dilakukan dengan suka cita tanpa tekanan. Semuanya dilakukan berdasarkan kebutuhan dilapangan dan menyesuaikan situasi kondisi yang ada. Harapannya generasi muda dapat melanjutkan tradisi pantun yang mempunyai nilai pengajaran hidup terbaik melalui syair pesan yang sangat halus namun tidak menggurui.
Â
Sambas, 3 Maret 2022