Kapal yang dibuat oleh ahli kayu dan tukang terlatih di Bristol Inggris. Bristol, yang juga dimana tempat aku dilahirkan adalah tempat dimana kapal-kapal layar megah dan kuat dibangun Pelabuhannya sibuk dan sangat ramai dikunjungi dari berbagai penjuru dunia.Tidak salah lagi dengan ribuan kapal yang dibuat, kemudian dijual diseluruh dunia sehingga Inggris dikatakan sebagai pusat kekuatan maritim dunia. Armada kapal lautnya juga selalu memenangi pertempuran.
Kapal layar yang akan kunakhodai ini tentunya diharapkan akan dapat menuntaskan rasa malu petinggi di Buitenzorg. Kerajaan Sambas Darussalam, disanalah jangkar kemenangan akan kulabuhkan. Kapal layar yang direkacipta oleh desainernya dengan sangat gagah dan merupakan salah satu kapal layar terbaik dari kota Bristol, sepertinya juga tidak sabar lagi untuk berlayar mengemban misi sangat penting untuk mengembalikan muka Inggris yang telah hilang sebelumnya.
Commando, nama kapal layar yang akan mengantarkan kami ke Sambas Darusalam. Kapal kokoh buatan Bristol Inggris, kota kelahiranku menambah kepercayaan diriku untuk menang. Mempunyai tiga layar utama dengan pusat tiang tertinggi berada ditengah badan kapal. Tonggak utama penyangga layar-layar itu berdiri tegak lurus dengan kain-kain layar yang berkibar gagah berani. Kain layarnya yang tampak bertumpuk-tumpuk putih bersih dan merupakan sumber utama penggeraknya. Panjang total kapal layar Commando ini mencapai 34 meter, sedang tinggi  badan kapal keseluruhannya 8,5 meter. Disaat kapal layar kosong biasanya seperempat badan kapal layar ini akan berada dibawah permukaan air.
Commando yang dilengkapi dengan 32 senjata utama corronade[1]. Senjata itu tersusun rapi dalam 3 baris di masing-masing sisi dek atas, tengah dan lambung bawah kapal. Diujung moncong meriam terdapat lubang yang menempel langsung pada didinding kapal. Dari lubang itulah meriam bermanuver menyerang musuh dengan memuntahkan peluru bulat besi panas dan kadang tampak berapi-api di kapal target musuh.Â
Inggris yang saat ini sedang diperintah oleh raja George III. Negeri yang sangat mahsyur dan dikenang karena selalu memenangi pertempuran laut dengan heroik. Kapal musuh yang mencoba menghadang akan langsung dimangsa dan ditenggelamkan. Tak jarang mendengar Inggris, lawan akan langsung gentar. Negeri penguasa samudra artinya dinegeri tersebut banyak awak-awak kapal berkualifikasi tinggi yang Inggris miliki. Awak kapal adalah orang-pilihan yang terseleksi dalam rentang waktu dan pengalaman yang panjang di lautan. Mereka pastilah sangat cekatan dan terlatih dalam menembakkan meriam yang seolah-olah tersembunyi dilambung kapal meski pun badan kapal layar sedang dihempas ombak tinggi yang ganas. Jarang tembakan meriam-meriam itu meleset dari sasaran. Setiap tarikan nafas awak kapal adalah kecepatan, kerjasama tim, momen serta intuisi untuk bertahan sekaligus menyerang.
 Kapal Inggris juga sangat terkenal dengan kebersihan dan kerapiannya. Itulah cara kami mempertahankan hidup untuk menyambung nyawa. Jika kapal kotor dan berantakan,  kutukan berbagai penyakit akan datang ditambah tekanan hidup diatas lautan akan mempercepat penyakit menggerogoti tubuh. Meski demikian tetap saja dalam setiap misi pelayaran tidak kurang dari 10% awak kapal akan mati sia-sia disebabkan penyakit yang tidak bisa dihindari. Biasanya pelaut akan terserang penyakit sejenis scurvy[2]. Disentri, tipus dan sakit kuning adalah penyakit lain yang menjadi momok menakutkan bagi seluruh awak kapal laut, terutama disaat pelayaran yang berdurasi panjang.Â
 Saat ini kapal berlayar akan  membawa 120 orang awak kapal terlatih. 32 orang diantaranya didatangkan khusus dari Malaka untuk mengoperasikan meriam penyerang. Semua kupersiapkan dalam menghadapi segala kemungkinan terburuk yang akan dihadapi. Sepengetahuanku awak kapal laut dari Malaka sangat terlatih dalam menghadapi berbagai ancaman dan perang terbuka selama ini khususnya di wilayah Asia. Â
Aku juga merasa percaya diri karena Arthur bersamaku. Komunikasi yang lancar dengan daerah sasaran target penyerangan merupakan suatu faktor penting dalam keberhasilan sebuah misi. Paling tidak dengan komunikasi yang baik dengan pihak lawan tentunya akan mengurangi kemungkinan hal terburuk yang akan terjadi dan sebagai upayaku untuk meminimalkan korban nyawa yang sangat merugikan.
 Persiapan pelayaran sejatinya telah kumulai sejak di Bristol. Minggu-minggu ini persiapan lebih kuarahkan untuk memastian setiap jengkal kapal layar Commando berada dalam kendaliku. Pengecekan kulakukan mulai dari kesiapan kesuluruhan  badan kapal, perbekalan selama perjalanan dan yang terpenting adalah persenjataan serta manusia yang akan berlayar semua dalam keadaan siap tempur.
 Dalam setiap misi pelayaran tetap terjadi apa yang diistilahkan dengan 'tidak ada gading yang tak retak'. Akan selalu ada kejadian yang tidak sesuai dengan rencana. Aku sebagai seorang kapten akan selalu berusaha sekuat tenaga untuk melindungi setiap jengkal kapal dan setiap nyawa yang ada didalam pengawasanku. Bagiku setiap nyawa sangat berharga dan tidak untuk mati sia-sia.
 Aku sangat menginginkan misi pelayaran ke Borneo ini seperti penyerangan Inggris ke Trafalgar, atau penyerangan dengan kemenangan gemilang di Batavia serta penyerangan kepulau Onrust yang membuat harga diri Inggris secara langsung akan di segani oleh kawan maupun lawan. Misi pelayaran kali ini tetaplah sebuah usaha untuk menang, meski tidak ada yang tahu seperti apa kejadian didepan. Tetapi dengan persiapan yang maksimal, tentunya akan membawa kemenangan dipihak yang lebih mempersiapkan diri. Aku selalu berharap "Semoga Tuhan Memberkati".