Nyanyian suka cita burung seperti bersahutan diantara pepohonan yang sebelumnya telah lama meranggas.
Sepertinya kehidupan akan segera bermula...
Kini, tampak tunas-tunas hijau segar diujung dahan pohon saat diterpa siluet sinar matahari yang sepertinya masih enggan menampakkan wajah aslinya. Sesekali terlihat tupai berlompatan ria disela pohon yang tertata rapi.
Saat ini, hembusan sepoi angin terasa sedikit menghangat. Sebelumnya hawa dingin Belanda terasa selalu mendera tubuh ini yang tidak terbiasa dengan suhu dibawah 20 derajat bahkan dibawah titik beku 0 derajat celsius. Terkadang disaat berbicarapun uap air seperti berebut keluar dari badan yang terasa menggigil.
Kukenhof, wilayah yang dapat dijangkau menggunakan kereta api sekitar 30 menit dari Amsterdam. Ia seperti sepetak ladang yang menyerupai taman firdaus rekaan manusia. Indera mata kita akan siap dimanjakan dari setiap objek yang terlihat.
Keukenhof di Lisse dibulan April dan Mei akan selalu hiruk pikuk oleh kedatangan jutaan kunjungan manusia yang ingin menyaksikan secara langsung mekarnya kuntum bunga tulip-tulip segar di taman bunga yang sedang memancarkan aura keindahannya masing-masing. Sebuah perayaan pesta bunga termegah di wilayah Eropa.
Terlihat orang-orang berkunjung masih memakai jaket tebal, syal yang membalut leher secara anggun yang dilengkapi dengan sarung tangan pengusir dingin masih mendominasi penampilan pengunjung yang pagi itu tampak tertib mengantri di pintu masuk kebun bunga seluas 32 hektar tersebut.
Semerbak harum lembut bunga seketika merasuk nikmat indera penciuman. Otak terasa langsung diperintah untuk mencari darimana sumber wewangian alami yang sangat membuat penasaran itu.Â
Ternyata,beberapa langkah dari pintu masuk utama tersebut, kita akan dibuat terkesima karena akan langsung terlihat indahnya kebun bunga tulip yang terhampar luas. Ia tersaji sempurna melalui inovasi tidak berkesudahan dan kerja keras tangan-tangan manusia dari sebuah negara mungil di Eropa Barat bernama Belanda.
Hamparan bunga tulip berbagai rupa dan warnanya yang menggoda siap meneduhkan dan memanjakan mata fana kita.
Inilah musim dan saat yang tepat kita mengelilingi kebun bunga tulip dimana kreatifitas manusia selalu ditantang untuk selalu dapat memuaskan pengunjung setiap tahunnya, tentunya dengan konsep dan tema taman bunga yang setiap tahunnya selalu berubah.
Inovasi tiada hentilah yang membuat taman tulip tersebut selalu ingin dikunjungi oleh jutaan manusia dari seluruh dunia. Semua seperti tampak sempurna dan menyejukkan mata. Demi melihat langsung lebih dari 100 varietas tulip dan jutaan kembang segar yang terkonsep dengan tema-tema terbaiknya.
Dibagian lain tampak hamparan bunga tulip sejauh mata memandang seperti menyerupai permadani tempat peri-peri kayangan turun bermain di dunia.
Tidak cukup sampai disana...
Rumah anggrek lah yang membuatku lebih terkagum kagum dengan inovasi negara yang lahannya sebagian besar berada dibawah permukaan air laut ini.
Sebuah rumah yang didominasi dari kaca ini akan terasa hangat  seperti berada dinegeri sendiri saat kita berada didalamnya. Ia merupakan tempat display anggrek-anggrek tropis terbaik yang maih hidup dan segar yang pernah ada.
Pelajaran pentingnya adalah bagaimana sebuah negara 4 musim dapat dengan sangat sukses dan maju sekali dalam mengembangkan anggrek yang sebenarnya tumbuhan asli di banyak  hutan asli negara kita.
Sungguh merupakan sebuah ironi dan sungguh sangat disayangkan jika pada suatu waktu nanti jika kita ingin melihat koleksi lengkap anggrek Indonesia yang merupakan kekayaan asli plasma nutfah,  kita harus pergi terbang jauh ke Belanda.Mungkin sama nasibnya dengan banyak dokumen arsip penting dan benda sejarah nusantara  kita yang justru menjadi koleksi perpustakaan universitas dan museum terkemuka di Belanda.
Jan Bestari
# Sebuah catatan pinggir saat menjadi bolang di Eropa tahun 2012#
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H