Mohon tunggu...
Jan Bestari
Jan Bestari Mohon Tunggu... Lainnya - Merayakan setiap langkah perjalanan

Refleksi kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sahida, Jujur dan Hati Bersih Seorang Maestro Pelestari Adat Budaya Tenun Sambas

8 Januari 2022   21:51 Diperbarui: 9 Januari 2022   07:12 1578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu di saat benang dijual masih berwarna putih sehingga pewarnaan dengan bahan alami tumbuhan sekitar harus dilakukan. Untuk mendapatkan warna kuning diolah dari bahan alam temu lawak, kemudian merah berasal dari temu lawak dicampur kapur serta merah manggis berasal dari warna kayu sappang* yang direbus. Saat ini berbagai warna jenis benang telah ada dipasaran. Meskipun benang emasnya masih di impor dari Jepang.

Motif pucuk rebung adalah sangat khas tenun Sambas. Untuk mengikuti selera pasar motif dikembangkan berdasarkan kekayaan alam yang ada dilingkungan sekitar. Jamur hutan bahkan kerikil batu sampai kepada berbagai jenis bunga seperti mawar, matahari, cengkeh, dan galli sejenis tanaman tepian sungai Sambas telah menjadi inspirasi dalam upaya untuk memperindah karya yang dikerjakan dengan sangat teliti dalam ketekunan dan kesabaran tinggi.

Untuk menambahkan ketelitian dan cita rasa seni dalam selembar kain Sahida harus membuat struktur pola serta berhitung cermat yang merupakan satu kesatuan dan tidak dapat dipisahkan dalam usaha membuat suatu karya yang nantinya dapat menimbulkan kesan cita rasa elegan dan indah dalam memandangnya sekaligus penuh narasi dalam selembar kain yang tampak gemerlap tersebut.

Pilihan hidup seorang Sahida tidak salah. Tenun telah membawanya mengabdi kepada kehidupan dengan tulus. Anak-anaknya telah dapat menyelesaikan pendidikannya sampai perguruan tinggi, juga telah melanglang buana tidak hanya sekitar pulau Jawa dan Sumatera tetapi sampai juga ke Malaka Malaysia.

Berbagai penghargaan juga telah diterimanya sampai dinobatkan sebagai seorang maestro. Tetapi hal yang membuatnya sangat berbahagia adalah seorang perempuan bernama Sahida ternyata bisa berbagi mengais rezeki dengan banyak keluarga-keluarga kurang mampu lintas desa mulai dari pusat aktifitas tenun di Keranji, Semberang, Jirak dan Tengguli.

Azan Ashar berkumandang tanda aku harus mengakhiri perbincangan tentang bagaimana sebuah karya seni dihasilkan dan orang-orang yang terus berjuang untuk mempertahankannya.Merekalah sebenar penjaga adat budaya adiluhung yang masyhur sejak dulu. Individu yang bersatu padu dan tanpa lelah menghasilkan karya seni budaya khas Sambas yang harus terus hidup dan mampu menghidupi.

#Jan Bestari#

Sambas, 10-10-2021_Pukul 13.00 sd 15.30

*Sappang: sejenis tumbuhan berkayu sebagai pewarna alami minuman khas Sambas

#Seri Maestro dari Sambas#

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun