Mohon tunggu...
Haedi Susandi
Haedi Susandi Mohon Tunggu... Freelancer - menulis apa saja

menulis apa saja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Masjid Kuno Bondan Berusia 600 Tahun Jadi Cagar Budaya Nasional

16 Mei 2019   04:44 Diperbarui: 16 Mei 2019   04:52 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih terjaga keasliannya bangunan Masjid Darussajidin (Masjid Kuno Bondan) yang berusia lebih dari 600 tahun, seluruh bangunan ini terbuat dari kayu jati yang masih kokoh berdiri sejak tahun 1414 masehi yang masih terjaga sampai saat ini, bahkan sudah masuk kedalam salah satu cagar budaya nasional oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Banten.

Masjid Kuno Bondan ini, terletak di Blok Sapu Angin, Desa Bondan, Kecamatan Sukagumiwang, Kabupaten Indramayu, masih aktif dan digunakan masyarakat sekitar dalam kegiatan ibadah dan kegiatan keagamaan lainnya. 

Bangunan utama masjid berukuran 9 x 9 meter masih terlihat terjaga keasliannya terbuat dari bahan kayu jati, bahkan kubah masjid yang terbuat dari tanah liat pun masih terlihat kokoh berdiri di atas atap masjid. Meski beberapa kayu bangunan dilakukan perbaikan termasuk, salah satu tiang penyanggah bangunan utama yakni dari 4 tiang (saka guru) sudah diganti karena termakan usia, pada tahun 1992. Namun secara struktur bangunan masih terjaga dan berdiri kokoh.

 Sudah menjadi petugas BPCB Banten di Masjid Darussajidin (Masjid Kuno Bondan) sejak tahun 1995. Yang konon cerita berdirinya Masjid Darussajidin (Masjid Kuno Bondan) tidak terlepas dari perjuangan tokoh penyebar Agama Islam, Syekh Datul Kahfi atau masyarakat pada saat itu memanggilnya dengan sebutan Syekh Ali Mudin, pada tahun 1414 masehi, yang harus berjuang melawan pemimpin masyarakat setempat Ki Geden Bondan.

Secara arsitektur tidak ada yang mencolok dari bangunan tapi bangunan masjid sangat keasliannya sangat terjaga, seluruh bangunan terbuat dari kayu jati asli, sampai atap terbuat dari kayu tipis yang disusun rapi.

Atap dan seluruh bangunan yang terbuat dari kayu inilah yang sudah berusiabmencapai 600 tahun, Mistara menuturkan, strutur bangunan masjid sudah banyak direnovasi, diantaranya atap masjid, dinding, lantai, sampai salah satu tiang utama bangunan masjid atau yang disebut saka guru.

Terlihat atap masjid yang sudah mulai bocor, karena terbuat dari kayu tipis yang disulam, tapi keaslian bangunan tetap terjaga, apalagi ini sudah jadi cagar budaya olah BPCB Banten langsung dari  kementrian, akan dilakukan perbaikan seperti dulu lagi.

Berdirinya Masjid Darussajidin (Masjid Kuno Bondan), tidak terlepas dari tiga tokoh utama, penyebar agama Islam, Syekh Datul Kahfi dan pemimpin masyarakat setempat Ki Geden Bondan (Ki Rakinem)  dan Adik perempuannya  Nyimas Ratu Kencana Wungu yang merupakan pengembara dari Kerajaan Majapahit sekaligus menyiarkan Agama Budha.

Masjid ini merupakan bukti perjuangan penyebaran Agama Islam yang dilakukan Syekh Datuk Kahfi di Indramayu, pada tahun 1414 masehi, bukti dari berdirinya masjid terletak pada kubah yang didalam kuba tertulis angka 1414 secara timbul, pada saat dilakukan renovasi pada tahun 1992.

Bahkan menurut sejarah, pembangunan Masjid diselesailan dalam waktu 1 malam, dan keesokan harinya, Syekh Datul Kahfi membuat bedug dari kayu sidaguri yang apabila ditabuh bisa terdengar sampai Cirebon. Namun keberadaan bedug hilang entah kemana. 

Rencana pemugaran lokasi Masjid ini sudah mendapat anggaran dari Kementrian PUPR sebesar 1,37 Milyar, namun masih terkendala dua surat yang harus terpenuhi diantaranya surat keterangan dari BPCB Banten tentang Masjid Darussajidin (Masjid Kuno Bondan) menjadi cagar budaya nasional dan surat pernyataan minat Bupati Indramayu untuk mengikuti program PUPR dalam hal pembangunan masjid kuno Bondan. Miniatur rencana pembangunan sudah dipasang di depan Masjid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun