Mohon tunggu...
edi solikhin
edi solikhin Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja

pekerja

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mangrove

4 Juni 2023   22:32 Diperbarui: 4 Juni 2023   22:35 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengenal Tanaman Mangrove

Mangrove adalah jenis tanaman dikotil yang hidup di habitat air payau dan air laut. Mangrove merupakan tanaman hasil dari kegiatan budidaya atau diambil dari alam. Tanaman mangrove tidak dilindungi/dilarang untuk memanfaatkan bagian-bagian tanaman tersebut, misalnya dimanfaatkan untuk dijadikan bahan baku kosmetik/farmasi atau bahan tambahan tekstil (Dirjen P2HP, 2015).

Hutan mangrove adalah salah satu jenis hutan yang banyak ditemukan pada kawasan muara dengan struktur tanah rawa dan/atau padat. Mangrove menjadi salah satu solusi yang sangat penting untuk mengatasi berbagai jenis masalah lingkungan terutama untuk mengatasi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh rusaknya habitat untuk hewan. Kerusakan ini tidak hanya berdampak untuk hewan tapi juga untuk manusia. Mangrove telah menjadi pelindung lingkungan yang sangat besar (Ana, 2015).

Manfaat tanaman bakau bagi lingkungan sekitar ditempat tumbuhnya,dianaranya  yaitu Melindungi pantai

PENGEMBANGAN TANAMAN MANGROVE

 Syarat tumbuh 

Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi mayoritas pesisir pantai di daerah tropis dan sub tropis yang didominasi oleh tumbuhan mangrove pada daerah pasang surut pantai berlumpur khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organic (Irwanto, 2008). 

Pengambilan Buah

Rhizophora spp

Buah yang digunakan untuk pembibitan, sebaiknya dipilih dari pohon mangrove yang berusia diatas 10 tahun. Buah yang baik, dicirikan oleh hampir lepasnya hipokotil dari buahnya.

Buah yang sudah matang dari Rhizophora spp, dicirikan dengan warna buah hijau tua atau kecoklatan, dengan kotiledon (cincin) berwarna kuning atau merah.

Propagul Rhizophora yang siap dibibitkan ditandai dengan munculnya cincin kuning diantara buah dan hipokotilnya.

Media yang digunakan untuk pembibitan adalah sedimen dari tanggul bekas tambak atau sedimen yang sesuai dengan karakteristik pohon induknya. Media dibiarkan selama kurang lebih 24 jam agar tidak terlalu lembek.

Media tanam yang sudah disediakan, dimasukkan ke dalam kantong plastik hitam (polibek) berukuran lebar 12 cm dan tinggi 20 cm, yang telah diberi lubang keci-kecil kurang lebih 10 buah.

Buah disemaikan masing-masing 1 buah dalam setiap polibek. Buah ditancapkan kurang lebih sepertiga dari total panjangnya ( 7 cm). Setiap 6-10 benih, diikat menjadi satu agar tidak mudah rebah. Ikatan dibuka setelah daun pertama keluar. Daun pertama akan keluar setelah 1 bulan, daun ketiga akan keluar setelah 3 bulan.

Siramlah dengan air tawar minimal satu kali dalam sehari, bisa pagi atau sore hari. Bibitkan selama tiga bulan hingga berdaun enam (3 pasang). Apabila sudah berdaun enam, maka bibit Sonneratia telah siap untuk ditanam di lokasi penanaman (di tanah pasir-berlumpur).

Persiapan lahan 

Ada beragam kondisi pantai mulai dari yang berombak tenang hingga besar. Dan adapula yang dasarnya berupa pasir atau lumpur. Habitat yang ideal sebagai lokasi penanamannya harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

  • Air tenang atau ombak tidak terlalu besar Karena bibit mangrove yang baru ditanam belum mampu menahan ombak.
  • Air payau

 Kawasan estuari atau muara sungai yaitu pertemuan air tawar dengan air laut. Dekat dengan pantai dan pasang surut air laut.      Dengan salinitas berkisar 7-15 ppt.

Penanaman Mangrove

Sebelum melakukan prosesi penanaman, perlu ditentukan jalur yang tepat. Jarak tanam ideal dari mangrove adalah 1m x 1m atau 1m x 2m.

Pembuatan lubang sedalam polybag pada lokasi yang ditentukan dengan menggunakan alat bantu.

Mengeluarkan lumpur berisi benih dari polybag secara perlahan. Jangan lupa untuk menyingkirkan polybag dan membuangnya di tempat sampah.

Kemudian letakkan bibit tersebut ke dalam lubang yang telah dibuat. Agar mengantisipasi mangrove dari terjangan ombak. Gunakan alat bantu berupa tiang pancang yang terbuat dari bambu ataupun kayu.

Pembuatan lubang sedalam polybag pada lokasi yang ditentukan dengan menggunakan alat bantu.

Mengeluarkan lumpur berisi benih dari polybag secara perlahan. Jangan lupa untuk menyingkirkan polybag dan membuangnya di tempat sampah.

Kemudian letakkan bibit tersebut ke dalam lubang yang telah dibuat. Agar mengantisipasi mangrove dari terjangan ombak. Gunakan alat bantu berupa tiang pancang yang terbuat dari bambu ataupun kayu. Tiang pancang ini memiliki diameter berkisar 7,5 cm, panjang 1 m dan runcing di bagian bawahnya. Lalu ditancapkan ke dalam lumpur sedalam kurang lebih 0,5 m (Gambar 1). Alternatif lain adalah menanam benih ke dalam ruas bambu yang bagian bawahnya diruncingkan dengan diameter 20-25 cm. Bambu ditancapkan pada substrat lumpur sedalam 0,5 m (Gambar 2).

Pemeliharaan tanaman 

Pada tahap ini adalah penentu keberhasilan program penanaman yang sudah dilakukan. Setelah aktivitas penanaman, akan muncul beberapa tumbuhan pengganggu (gulma) seperti paku-pakuan. Oleh karena itu, diperlukan penyiangan atau penebasan tanaman pesaing secara berkala. Selain itu, memeriksa kondisi mangrove juga sangat penting. Untuk mengetahui apakah mangrove bertahan hidup ataukah tidak. Jika terdapat yang mati, maka harus dilakukan penyulaman. Penyulaman sama halnya dengan cara menanam sebelumnya. Yang membedakan adalah penggunaan benih yang seumur dengan tanaman yang mati agar dapat seragam.

Pembangunan APO merupakan salah satu konsep perlindungan pesisir yang

berbentuk rekayasastuktur (hardengineering).APO merupakan bangunan yang digunakan untuk melindungi daerah perairan dari gangguan gelombang. Selain untuk melindungi bibit mangrove,APO juga diharapkan dapat mengurangi laju erosi pantai dan menangkap sedimen didaerah yang dilindungi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun