Kutinggalkan angin bermata bisuÂ
Kuambil jalan simpang terbentang lempangÂ
Wahai, di manakah bingkai pintu yang agung?Â
Yang bisa kumasuki dengan langkah limbungÂ
Bersama wirid rindu pohon-pohon tuaÂ
Dengan akar menghujam zamanÂ
Puisi ini tak juga matangÂ
Kutulis gamang seusai zikir panjangÂ
Tanpa ucapan dan jawaban terpendarÂ
Dari kerjap sepasang mata berbinar liarÂ
Di jendela saat embun tak jua mengirim kabarÂ
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!