oleh edi sstÂ
Ketuk-ketuklah pintu ituÂ
Biar angin berhembus meniupkan laguÂ
Dari celah pintu yang berderit—begitu berkaratkah?Â
Rahmat gurun di sana pun tetap tertumpahÂ
Apa yang kau eja sebenarnya? Ketuk-ketuklah pintu ituÂ
Tak usahlah bersolek, kau tetap molekÂ
Biarlah keringatmu jadi parfum, juga air matamuÂ
Tahukah kau, malaikat diam-diam meninggalkanÂ
Sehelai bulu sayapnya di sela retakan thabuk masjid tuaÂ
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!