Di tahun 2025, AI tidak hanya menjadi tren di dunia marketing, tetapi sudah mengubah cara kita melakukan marketing maupun customer behavior terhadapnya.
Oleh karena itu, penting bagi setiap perusahaan yang ingin tetap relevan dan kompetitif di pasar untuk terus memahami dan menerapkan teknologi terkini.Â
Dalam artikel ini, tim RevoU telah merangkum tren AI terbaru dalam marketing dan memberikan langkah-langkah praktis yang dapat diadopsi oleh berbagai perusahaan dalam strategi marketingnya.
#1 Hyperpersonalization dengan AI
Sekarang ini, banyak perusahaan yang menggunakan AI dalam strategi marketingnya seperti email, push notification, dan channel outbound lainnya.
Gartner memprediksi bahwa di tahun 2025, 30% dari pesan outbound marketing dari perusahaan-perusahaan besar akan digenerate oleh AI. Namun, menurut riset McKinsey, 71% konsumen berharap mendapatkan pengalaman yang dipersonalisasi.
Oleh karena itu, kemampuan AI untuk menganalisis data secara real-time membuka peluang besar bagi perusahaan untuk menciptakan pengalaman yang benar-benar personal bagi konsumen dan menaikkan tingkat penjualan.
Contoh nyatanya, Amazon menggunakan Amazon Personalize dan Amazon Bedrock untuk membuat rekomendasi dan pesan outbound yang dipersonalisasi ke setiap usernya menggunakan generative AI dengan workflow berikut.
#2 Penggunaan AI dalam Perencanaan Strategis dan Pengambilan Keputusan
Di tahun 2025, kita akan bergerak dari analisis data yang basic ke era dimana AI menjadi partner berpikir strategis dan berpartisipasi secara aktif dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
Riset dari Korn Ferry mengatakan bahwa lebih dari 82% CEO dan pemimpin senior menyadari AI memberikan dampak positif dalam bisnisnya ketika manusia dapat berkolaborasi dengan AI sebagai partner kerjanya.
Dengan kemampuan dan database pengetahuannya, AI dapat memprediksi tren pasar dengan lebih akurat. Bahkan, dapat membantu simulasi campaign marketing secara keseluruhan dan optimasi alokasi sumber daya secara real-time.
#3 Pembuatan Konten Lebih Dinamis
Di tahun ini, semakin banyak marketer menggunakan ChatGPT dan tools AI lainnya dalam membuat konten-konten statis.
Namun, di tahun 2025, akan ada dynamic content creation, dimana AI dapat membuat konten yang beradaptasi secara real-time terhadap perilaku audiens, waktu/hari, bahkan kejadian global sehingga menciptakan engagement yang lebih kuat.
Berikut adalah 4 contoh penerapan AI dalam dynamic content creation:
- Personalized recommendation, seperti e-commerce yang memberikan saran produk serupa kepada user berdasarkan pembelian sebelumnya atau pola pencarian.
- Real-time updates kepada user, termasuk notifikasi personal, alert, atau news updates yang dikirimkan oleh push notifications.
- Adaptive User Interfaces, yang disesuaikan berdasarkan perilaku dan preferensi user. Seperti Netflix yang memberikan poster berbeda kepada user dengan perilaku yang berbeda
- Contextual Content Delivery, sehingga AI dapat membaca konteks interaksi user terhadap konten, seperti lokasi, waktu, hingga tipe device. Data-data ini digunakan untuk menciptakan pengalaman yang lebih dipersonalisasi dan seamless. Misalnya, Grab menggunakan AI untuk membaca preferensi pengemudi dalam mendapatkan orderan, seperti yang sesuai dengan arah pulang para pengemudi sehingga pengemudi diberikan orderan yang sesuai arah.
#4 Optimisasi Pencarian Suara (Voice Search Optimization)
Menurut riset Techjury, pada tahun 2024, sekitar 20,5% orang di dunia menggunakan voice assistant untuk membantu pencarian, seperti Alexa dari Amazon, Siri dari Apple, Google Assistant, dan lainnya. Bahkan, penggunaan voice assistant yang aktif tercatat sekitar 8,4 miliar di dunia.
Di tahun 2025, voice assistant ini diintegrasikan dengan AI untuk bisa mengerti berbagai bahasa, seperti yang sudah dilakukan Microsoft Azure AI Speech dan Meta SeamlessM4T. Inovasi ini akan membantu berbagai perusahaan untuk membangun interaksi dengan audiens global dan menjangkau audiens baru.
#5 AI atau Virtual Influencer
Influencer adalah sosok yang semakin dekat dengan audiens dan dapat memengaruhi perilaku audiens dalam melihat suatu brand.
Di tahun 2025, diprediksi akan semakin banyak virtual influencer yang menggunakan teknologi AI secara penuh sehingga memungkinkan mereka untuk berinteraksi secara real-time dan menciptakan hubungan yang lebih otentik dengan audiens.
Beberapa AI Influencer yang populer di TikTok dan pernah berkolaborasi dengan brand ternama, mencakup Janky & Guggimon berkolaborasi dengan Gucci, Qai Qai berkolaborasi dengan Republic Records, dan Apoki berkolaborasi dengan Burberry.
Jadilah Pelopor di Era Marketing Berbasis AI
Tren AI di tahun 2025 bukan lagi sekadar teknologi pendukung, tetapi telah menjadi elemen utama dalam strategi marketing modern.
Teknologi ini membuka peluang besar bagi perusahaan untuk memperkuat strategi marketing. Mulai dari hyperpersonalization, pengambilan keputusan berbasis data, hingga penggunaan virtual influencers yang semakin canggih.
Namun, keberhasilan dalam mengadopsi AI tidak hanya bergantung pada teknologi itu sendiri. Kunci utamanya terletak pada strategi implementasi yang tepat dan kemampuan perusahaan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap kebutuhan pasar yang terus berkembang.
Dengan memanfaatkan potensi teknologi AI secara maksimal, serta membekali tim dengan keterampilan yang relevan, perusahaan dapat memperkuat daya saing mereka dan tetap relevan di era digital yang semakin kompetitif.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI