bipolar disorder. Bipolar disorder adalah gangguan mental di mana penderita mengalami perubahan mood yang drastis termasuk depresi dan episode mania/senang tak terkontrol.Â
Hidup memang tidak selamanya indah. Untuk menjadi manusia yang sebenarnya, ada masanya kita akan mengalami fase kelam di mana diri kita sedang hancur hancurnya yang tentunya tidak bisa kita prediksi kapan terjadinya dan bagaimana prosesnya. Begitu juga dengan Marshanda, penyanyi sekaligus aktris sinetron Indonesia itu didiagnosis mengidap depresi mayor di umur yang terbilang sangat muda. Tak hanya depresi mayor, selang beberapa waktu setelah depresi mayor, ia didiagnosis mengidapPenampilan barunya mengundang perhatian banyak orang pasalnya ia tampil dengan image yang lebih fresh dan tentunya dengan kondisi yang lebih baik karena berhasil survive dari mental illness-nya. Di balik ujian hidupnya, ia bisa memahami dan menginspirasi banyak orang yang senasib dengannya. Di beberapa talkshow, Marshanda turut hadir menjadi pembicara untuk berbagi pengalaman buruknya dan bagaimana ia bisa survive dari masa kelamnya. Simak terus sampai akhir!
Marshanda bukanlah tipe motivator yang menjelaskan pengalaman yang mudah atau menyenangkannya untuk memotivasi orang lain. Seringkali, ia lebih memilih membagikan sisi gelap dari misinya untuk sembuh dari mental illness-nya agar audiens merasa tidak sendirian. Marshanda pun hanyalah sebatas manusia yang bisa sakit dan tidak selalu tampil all out di depan layar kaca. Awal diverifikasi mengidap gangguan mental, Marshanda memang tidak bisa sepenuhnya menerima bahwa ia menjadi salah satu 2% persen warga Indonesia yang mengidap bipolar.Â
Jika ditarik benang merahnya, Marshanda, acapkali mengonsumsi kopi hingga 5 kali sehari yang menyebabkan tubuhnya tidak bisa beristirahat dan selalu berenergi hingga tidak tidur sampai pagi, padahal ia harus berangkat sekolah dan kembali syuting hingga larut malam. Kejadian itu mengundang kekhawatiran dari kerabatnya. Lalu, seseorang merekomendasikan obat jenis benzodiazepine tanpa dosis dan anjuran dari dokter untuk dikonsumsi agar ia merasa lebih baik. Mustahil tanpa efek samping, Ia mulai sadar bahwa obatnya membuat keadaannya semakin memburuk, seperti menimbulkan kecemasan berlebih, Â linglung, dan akhirnya ia memutuskan untuk berhenti total. Namun, ia sebelumnya tidak tahu menahu bahwa berhenti mengonsumsi obat secara tiba tiba itu memperparah sakitnya dan perlu dilakukan tapering. Akhirnya, ia terdiagnosis bipolar setelah merasa bahwa semua yang ia rasakan tidak benar dan berkonsultasi ke psikiater.
Marshanda mengaku bahwa ada informasi penting yang tidak disampaikan olehnya saat berkonsultasi dengan psikiater karena awalnya ia masih belum aware di usia yang masih belia. "Saat di psikiater, informasi paling penting tidak aku sampaikan which is aku mengonsumsi xanax setahun, diminum setiap hari lalu saya stop langsung ke nol," ujarnya di sebuah podcast. Lalu, ia diresepkan obat untuk depresi mayor karena dianggap memang sifat aslinya seperti itu pada saat berkonsultasi dan gejala berikutnya didiagnosis bipolar disorder.
1. Beradaptasi Dengan Obat
Untuk bertahan dan sembuh dari penyakitnya tentu tidak mudah. Awal mengonsumsi obat dari psikiater, Marshanda, akrab dipanggil Cacha, bercerita bahwa ia harus melalui proses adaptasi di mana ia harus mengalami efek samping, seperti sering mengantuk, dan merasa jadi orang yang berbeda. Proses adaptasi itu pun berbeda beda waktunya. Ia mengaku bahwa ia perlu setahun untuk mempunyai mental yang stabil dari hasil adaptasi obat tersebut. Pada akhir sesi berbaginya di laman YouTubenya, ia berkata bahwa mungkin penderita benar benar butuh obat saat sudah sampai di tahap benar benar tidak stabil, dan jangan hakimi diri karena butuh dosis yang cukup tinggi because you really need it to have a stable emotion, "Yang lebih penting adalah berfungsi, stabil, menjadi orang tua yang baik, dan kepada masyarakat," katanya.
2. Memilih Opsi Satu - Satunya
Berhadapan dengan satu satunya solusi adalah salah satu cara efektif untuk bertahan. Cacha pernah berpikir untuk mengakhiri hidupnya agar ia tidak perlu merasakan sakit lagi. Ia ingin lari dari semua lingkungan dan orang orang yang membuatnya sakit, namun ia tersadar bahwa satu satunya cara saat itu di mana ia mau tidak mau harus menghadapi lukanya tepat di titik luka itu dibuat. Cacha mencoba untuk berdamai dengan keadaan dengan memperbaiki hubungannya dengan keluarga sehingga mulai muncul komunikasi yang baik.
"Yang tadinya aku selalu berpegangan dengan orang di luar circle hidupku karena tidak percaya dalam circle terdekat, aku (tidak punya pilihan) harus belajar get along dengan orang yang tidak satu pikiran denganku," ungkapnya. Karena hanya itu opsinya, ia mulai terbuka oleh orang terdekatnya, pelan pelan ia bisa menyampaikan apa kebutuhannya, apa ketakutan terbesarnya, dan apa yang ia harapkan dari sebuah hubungan.Â
3. Mulai Terbuka Dengan Keluarga dan Teman
Dukungan dari teman, serta keluarganya pun membantu ia sembuh dari penderitaannya. Cacha pernah memutuskan untuk speak up tentang apa yang ia rasakan ke keluarganya. Â "Aku sering bilang, 'I dont feel like I fit in, aku merasa ada sakit yang sudah lama aku simpan, tapi kalian baru mengetahuinya hari ini.'...," ujarnya. Dari respon keluarganya, ia sadar bahwa mereka tidak sengaja untuk menyakiti karena keterbatasan cara berkomunikasi. Cacha menganggap bahwa keluarganya mempunyai hati yang besar, karena mereka tahu mereka punya batasan dalam berkomunikasi dengan dirinya sendiri. Bahkan ibunya berulang kali meminta maaf atas semua hal yang telah terjadi padanya. Sehingga bentuk dukungan yang bisa mereka lakukan adalah berusaha menyesuaikan, memahami keadaannya dan mengusahakan yang terbaik untuk membantu Cacha sembuh dari apa yang ia alami dengan level kesadaran yang baru.Â
4. Memvalidasi Perasaannya
Sebagai seorang ibu juga, ia memilih untuk terbuka dalam kondisi apapun ke anaknya. Marshanda akan menunjukkan bahwa ia tidak baik baik saja saat ia sedang bersama anaknya. "Kalau aku lagi sedih, aku bilang 'maaf, Ibu lagi tidak seru kali ini,'. Terus dia (Sienna) akan bilang 'ngga penting, Bu. Yang penting itu aku sama Ibu,'". Jadi menurutnya, memvalidasi mental kita saat tidak baik baik saja itu penting dengan cara menerima dan merasakan rasa tak nyamannya. Justru jika kita menyangkal, akan ada lonjakan emosi yang lebih ekstrem yang 'disinyalkan' badan kita.
5. Gaungkan Cita - Cita
Selain itu, Cacha juga berbagi tips untuk sembuh dari kondisi sakitnya, ia mencoba untuk berprestasi setinggi mungkin. Ia bermimpi untuk mempunyai cita cita yang hebat agar identitas dirinya bernilai. Setelah mengidentifikasi dirinya sudah berprestasi, sudah puas dengan pencapaiannya, ia bisa lebih mencintai dirinya. Ia juga tidak punya lagi kebutuhan untuk melakukan hal yang tidak positif untuk mencari identitas.Â
Dari kisah kelamnya, Cacha justru tidak pernah menyesali karena pernah berada di titik itu. Masa kelamnya menjadikan sosok Cacha bisa benar - benar menggapai to-do-list dalam hidupnya, yaitu menyentuh hati lalu bisa mengubah hidup seseorang. Motto 'burn me, bring it on' yang selalu ada di ponselnya menjadi acuan dalam hidupnya untuk punya kehidupan yang bisa dikenang orang lain ketika ia meninggalkan dunia. Maka, ia percaya bahwa segala trauma dan bencana yang ia alami adalah bentuk atau proses dari deklarasi itu untuk bisa membawa manfaat tidak hanya untuk dirinya, tetapi juga orang di sekitarnya.Â
Berkat apa yang selama ini Cacha bagikan tentang perjuangannya, banyak orang yang merasa dimengerti secara emosional karena persamaan nasib. Banyak orang orang dengan penyakit yang sama bisa berbagi cerita apa yang dirasakan penderita bipolar, padahal kenyataannya, berbagi cerita tentang penyakit yang dideritanya itu tidak mudah dan tidak semua orang terdekatnya pun bisa tahu. Dengan Cacha bertahan untuk sembuh, orang - orang juga jadi menaruh kepercayaan untuk dijadikan tempat berbagi cerita karena mereka tahu dirinya bisa bangkit dari keterpurukannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H"The fact is kalau kamu tidak menolong dirimu sendiri sekarang, orang di hidupmu yang memang tugasnya untuk me-resque tidak akan bisa berbuat apa apa kalau dirimu sendiri saja maunya stay," -- Andriani Marshanda