Mohon tunggu...
Eddy Wan
Eddy Wan Mohon Tunggu... -

I am a blogger.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bayi Mirip Katak Lahir di Nepal

26 Agustus 2012   02:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:19 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang bayi yang mirip dengan katak telah lahir di Nepal, tepatnya di Charikot, ibukota kabupaten Dolakh. Kejadian ini telah menyedot perhatian banyak orang guna menyaksikan pemandangan langka dan menakjubkan tersebut. Namun bayi itu hanya bertahan setengah jam setelah kelahirannya, setelah itu meninggal dunia. Sang ayah nampak tak peduli dengan kematian bayinya. dia memerkan jasad bayinya yang diletakan disebuah panci disepanjang jalan-jalan yang dilaluinya. Bagian leher dan kepala bayi hampir seluruhnya tenggelam pada bagian atas tubuh, dengan bola mata luar biasa besar keluar dari rongga matanya. Bayi ini lahir dari pasangan Nir Bahadur Karki dan Suntali Karki di Rumah Sakit Gaurishnkar di daerah Charikot. Pasangan ini adalah penduduk asli Dolakh​​. Setelah meninggal, sang bayi dibawa ke Rumah Sakit untuk diperiksa. Namun kabar tentang bayi aneh yang dibawa ke rumah sakit telah menyebar seperti angin dan dalam waktu singkat ratusan berkumpul di rumah sakit untuk melihat. Aparat polisi terpaksa harus dikerahkan untuk mengendalikan massa.

Berat badan bayi tersebut 2kg saat lahir, lahir dengan normal setelah periode sembilan bulan. Suntali, sudah menjadi ibu dari dua anak perempuan normal, tidak menderita penyakit apa pun selama kehamilan. Nir Bahadur, ayah, mengatakan ia tidak merasa menyesal atas kematian bayi yang baru lahir itu. "Saya senang bahwa tidak ada yang terjadi kepada istri saya," katanya. Berita Lainnya : Polisi China Habisi Buronan Paling Berbahaya Makhluk Aneh Hasil Tangkapan Seorang Pemburu Meninggal Setelah 23 Jam Bermain Game Online

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun