Mohon tunggu...
Eddy Roesdiono
Eddy Roesdiono Mohon Tunggu...

'S.C'. S for sharing, C for connecting. They leave me with ampler room for more freedom for writing.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sekian Makna Bersama Kompasiana

8 November 2016   13:24 Diperbarui: 20 November 2016   10:32 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Screenshot : Eddy Roesdiono

Saya gabung Kompasiana Maret 2011, atas saran Kompasianer juga. Apa momen terindah dengan Kompasiana? Isi surel di atas adalah  momen terbaik saya bersama Kompasiana.

Alhamdullilah. Itu apresiasi dari sponsor lomba dan admin Kompasiana. Saya bukan penulis pengulas produk-produk smart-phone, bukan pula ahli mengiklankan produk. Sebelum menulis karya lomba itu, saya memelajari informasi produk, dan –ini yang penting—mengamati bagaimana peserta lomba lain menulis karya lomba di Kompasiana. Jadi, belajar dari penulis lain dan memenangi lomba di Kompasiana setelah menyermati tulisan Kompasianer lain adalah kesatuan momen ceria.

Tentu saja itu bukan satu-satunya momen penuh makna bersama Kompasiana. Izinkan saya menguraikan sejumlah kegembiraan, manfaat dan keuntungan ngeblog bersama Kompasiana :

#1 Belajar Mengekspresikan Pikiran dan Memanfaatkan Kritik dari Pembaca.

Kita dikelilingi pelbagai masalah dan isu menarik. Mata, telinga, hati dan pikiran kita akan mengolah apa yang kita lihat, dengar dan rasakan yang kemudian kita share kepada pembaca melalui Kompasiana. Pembaca nanti akan memuji atau menguji informasi yang kita sampaikan, mengapresiasi cara kita menulis, mengritik pikiran kita, mengritik tatabahasa dan ejaan bahasa Indonesia kita, dan memberikan sumbangan-sumbangan ilmu yang konstruktif. Kalau Anda belajar filsafat ilmu, Anda tahu bahwa proses-proses ontologi (apa yang aka ditulis), espitemologi (bagaimana memanfaatkan dan menyampaikan informasi sebagai ilmu, dan aksiologi (apa kegunaan informasi sebagai tambahan ilmu) dibantu bangun oleh pembaca melalui komentar-komentar mereka. Setelah menulis sekian artikel di Kompasiana, tanpa Anda sadari Anda berubah menjadi penulis lebih baik yang merasa berutang banyak pada pembaca atas proses kemajuan yang Anda capai.

#2 Menyalurkan Enerji Positif, Meluncurkan Ulang Karya Lama

Melalui Kompasiana saya punya kesempatan untuk menyalurkan kegemaran menulis esai, cerita pendek, cerita bersambung, catatan perjalanan dan sebagainya. Bisa saja Anda  terbiasa menulis dan simpan karya tulis di file komputer pribadi. Tapi bukankah akan lebih baik bila Anda peroleh nilai-nilai tambah seperti teruai pada #1 di atas?

Saya juga jadi punya kesempatan unik untuk meluncurkan ulang karya-karya cerpen, cerbung dan tulisan-tulisan lain yang pernah dimuat di surat kabar pada masa media online belum ada. Betapa riangnya hati ini manakala pembaca mengapresiasi karya cerita bersambung saya di Kompasiana, yang dulunya dimuat harian di surat kabar pada tahun 1985! Old good work regains new appreciation.   

#3 Tambah Teman, Tambah Relasi

Anda setuju dengan saya berapa teman baru meronai hidup Anda lewat Kompasiana. Silakan simak statistik di dashboard Anda, berapa teman mengikuti Anda, berapa kawan Anda ikuti. Itu kekayaan dan keberkahan.

#4 Events dan Temu Darat

Pernahkah tersirat dalam pikiran kita bahwa tiba-tiba kita bisa diundang dan menikmati jamuan makan semeja dengan RI-1? Silakan search artikel-artikel Kompasiana yang melaporkan kisah-kisah Kompasianer yang pernah diundang ke istana negara dan berkesempatan mengemukakan pikiran kepada presiden RI. Saya sendiri mendapatkan manfaat besar bisa bertemu dengan rekan-rekan Kompasianer dalam acara-acara bertajuk ‘nangkring bareng’ dan sejenisnya, bangga pula bisa diminta turut tampil dalam video teleconference yang ditayangkan Kompas TV.

#5 Menang Lomba

Maaf saya pamer. Selama 5 tahun berkompasiana, saya rajin berpartisipasi dalam berbagai lomba blog yang diselenggarakan Kompasiana bersama sponsor. Sering tidak menang, tapi saya beruntung memenangi tiga lomba ngeblog, masing-masing lomba tentang bahasa Indonesia berhadian uang tunai Rp 5.000.000 di sini, lomba event khusus peluncuran smart-phone Samsung Edge S6 an S6 Edge seperti yang terpampang pada gambar di atas dan di sini, dan lomba penulisan tentang sepeda Wimcycle berhadiah satu unit sepeda Wimcycle di sini. Khusus untuk lomba terkait peluncuran smart-phone Samsung, saya bangga luar biasa dan sangat meyakini ajaran agama bahwa rezeki bisa mengalir dari arah yang tidak diduga.

Menikmati empat hari yang hebat (ditugasi oleh Kompasiana untuk meliput peluncuran produk, plus jalan-jalan cantik) di Singapura bersama satu pemenang lain dan sejumlah admin Kompasiana dan media membuat saya sadar menulis di Kompasiana lebih banyak plus-nya. Bagaimana tidak plus, la wong, misalnya, kalau saya hitung, biaya pesawat Garuda Surabaya-Singapura p.p. dan 3 hari menginap di hotel dan makan di resto mewah dan uang saku, total manfaat ekonomis yang saya raih adalah Rp 28.000.000 (dua puluh delapan juta) rupiah. Itu semua hanya karena menulis di Kompasiana, tidak pakai biaya sesenpun.

#6 Rezeki Berkesinambungan

Ikhwal rezeki kita lanjut di bagian ini. Tulisan saya di Kompasiana—sesuai pekerjaan saya-- banyak berkisar soal pengajaran, copywriting dan penerjemahan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia; sengaja untuk ‘jual diri’. Walhasil, sampai saat ini tak putus order penerjemahan, copywriting dan pembelajaran bahasa Inggris via Whatsapp (saya pernah menulis tentang pembelajaran bahasa Inggris via Whatsapp). Tulisan saya juga kerap dicopy-paste dan dimanfaatkan pegiat netizen lain sebagai bahan; sebentuk keriangan lain bagi saya karena bisa berbagi.

#7 Paperless Teaching

Saya juga kebetulan dosen matakuliah Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris pada sebuah perguruan tinggi swasta di Surabaya, sekaligus penyayang alam. Saya berusaha mengurangi pemakaian cetakan di atas kertas untuk bahan kuliah. Sebagai gantinya, saya kerap kali minta mahasiwa membaca karya-karya tulis di Kompasiana sebagai bahan kuliah. Bila saya sedang mengajar majas, misalnya, saya minta mahasiswa membaca karya fiksi di Kompasiana untuk mengidentifikasi jenis-jenis majas. Biasa pula saya tugaskan mahasiswa mencari contoh-contoh gaya naratif, argumentatif, deskriptif, ekspositoris pada tulisan-tulisan Kompasiana. Semuanya untuk membantu mereduksi pemakaian kertas dan membuat mahasiswa yang suka tengok-tengok HP saat kuliah bisa lebih memanfaatkan informasi bahan kuliah lewat smart-phone.

Bila diamati, ke-tujuh manfaat tersebut bolehlah disebut dengan ‘makna-makna’ ngeblog di Kompasiana. Bila ditelisik melalui teori pertukaran sosial (social exchange theory), ngeblog di Kompasiana mendatangkan reward (imbalan) sosial yang kaya makna. Reward itu bisa berbentuk kepuasan penyaluran aktualisasi diri, pengakuan diri, pembentukan personal branding dan ekonomi. Seorang individu yang memperolah reward dari suatu aktivitas sosial akan mengulang-ulang perilaku itu. Bagi saya, semua momen bersama Kompasiana tak ada yang tak asyik (saya nulisnya hati-hati, agar kata tak di depan kata asyik tidak tertinggal). Semuanya merupakan regukan ilmu dan berkah.

Bagaimana dengan Anda? Saya yakin Anda memiliki rewards yang bisa Anda maknai sendiri. Selamat terus berkompasiana! Selamat ulang tahun, Kompasiana!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun