Mohon tunggu...
Eddy Roesdiono
Eddy Roesdiono Mohon Tunggu... Guru Bahasa Inggris, Penerjemah, Copywriter, Teacher Trainer -

'S.C'. S for sharing, C for connecting. They leave me with ampler room for more freedom for writing.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengulas Nama Orang Indonesia

14 Maret 2016   14:50 Diperbarui: 14 Maret 2016   19:20 1156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang Indonesia pada umumnya tidak menganut sistem penamaan seperti di Eropa. Nama saya Eddy Roesdiono, dan bapak saya Yusip Resodjojo. Kakak-kakak dan adik-adik saya punya nama yang sama sekali berbeda. Kalau dalam satu keluarga ada empat  anak, masing-masing : Agus Prabudi, Herman Laksono, Mayang Estiningrum, dan Dewi Wulandari, sulit untuk menebak bahwa mereka bersaudara. Orang Jawa, Sunda, Madura dan sebagian Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi menganut penamaan tanpa sistem seperti ini.

SEBAGIAN KECIL NAMA MENGANUT SISTEM PATRONIMIK

Penggunaan nama keluarga di bagian belakang nama orang Indonesia dikenal di Sumatra Utara (misalnya Lamhot Sihotang, Mariana Sihotang, Binsar Sihotang). Ini juga dikenal di Sulawesi Utara (misalnya Hilman Sengkey, Linda Sengkey), dan Maluku (Thomas Pattipeilohy, Lusiana Pattipeilohy), dan sebagainya. Papua juga mengenal sistem patronomik.

Nama patronimik bisa juga dibentuk dengan menambahkan kata ‘putra’ atau ‘putri’ di belakang nama depan : Megawati Sukarnoputri, Budi Agusputra.  Ini mirip dengan sistem penamaan di negara-negara Skandinavia.

NAMA TUNGGAL (MONONIMIK)

Banyak nama orang Indonesia hanya terdiri dari satu kata ketika dilahirkan  : Sukarno, Suharto, Sayi, Henny. Biasanya, agar nama tak lagi tunggal, ditambahkan nama ‘Muhammad’ di depannya, atau nama baptis atau nama ayah, yang kemudian jadi patronimik. Bila pilih tetap bernama tunggal dan harus mengisi formulir yang mensyaratkan dua nama, maka nama belakangnya mengulang nama depan ‘Henny Henny’. Itulah sebabnya, cara penulisan nama di ijazah sekolah disertai informasi tentang ayah dan ibu si lulus, misalnya : Reza, anak dari Suparman dan Mardiyah.

PENYESUAIAN NAMA

Pada masa pemerintahan Presiden Suharto, pernah ada kebijakan ganti nama untuk warga keturunan Tionghoa yang masih memakai nama tiga kata dalam bahasa Tionghoa. Liem Sioe Liong menjadi Sudono Salim. Teman saya Thio King An, punya nama baru Budiman Andriansyah. Rekan kecil  saya Tan Giok Lan kini bernama Lanny Tanoyo. Anda benar, mereka masih ingin menyertakan penggalan namanya di nama baru. Saya punya kenalan lain bernama Tanoto Sikwanto Nyambono, kira-kira apa namanya sebelum berganti nama? Tan Siek Nyam.  

Tentu saja penyertaan nama lama tak jadi harus di nama baru. Saya punya siswi cantik bernama Dewi Puspasari yang nama Tionghoa-nya adalah Ang Djun Hui. Mereka yang ganti nama seperti ini perlu mengurus serifikat ganti nama di kantor catatan sipil.

NAMA ISLAMI

Dalam sebuah negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam,  nama warga bernuansa Islami –yakni dengan menggunakan kosa kata bahasa Arab--sangat populer dan langsung mencerminkan bahwa pemilik nama berasal dari keluarga Muslim. Nama-nama Asmaul Husna (nama atau gelar Allah yang indah, yang  digunakan untuk menyertakan harapan dan doa pada anak) sangat pula mudah ditemukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun