Tak pelak lagi, selfie dengan ponsel berkamera adalah macro-trend dunia. Dan ini lebih asyik dilakukan di luar rumah, di luar lingkungan sehari-hari dalam hal mana lokasi wisata adalah kawasan yang memenuhi semua kebutuhan aktualisasi diri semacam unggahan karya selfie dan konformasi kedekatan perkawanan melalui groupie dan rekan-rekan di media sosial yang dituju.
Mengunjungi tempat-tempat baru yang berpanorama berbeda, indah, bersih, menarik hati, dan bermacam rona menjadi kebutuhan untuk menunjang kegemaran baru yang dibentuk oleh kemudahan teknologi fotografi murah dan keluasan sediaan media sosial digital. Soal kaitan pariwisata, ponsel berkamera dan media sosial, Archel Murjani, teman saya, punya pendapat. Kata Archel, "Mengunggah foto di Instagram, misalnya, itu asyik. Jadinya saya suka mengunjungi tempat-tempat wisata yang nantinya instagrammable. Itung-itung share tempat wisata baru buat rekan-rekan," kata Archel sembari menambahkan bahwa kadang ia kasihan juga melihat pelancong yang benar-benar menikmati suasana loka wisata. "Mereka yang pingin enjoy di loka wisata jadi banyak terganggu oleh 'ksatria tongsis," lanjut Archel.
 [caption caption="Acrhel Murjani : Loka wisata yang Instragrammable, layak dikunjungi. Foto milik Archel Murjani. "]
(Selfie di lokasi wisata, bikin happy. Foto : Eddy Roesdiono)
Jadi, begitulah. Seperti yang saya sampaikan di atas, dunia pariwisata tak akan berhenti menuai rezeki bila mereka mampu menyediakan atmosfir berbeda, berwarna dan beragam, yang bisa diabadikan sebagai objek dan latar belakang potret untuk diunggah ke media sosial
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H