Saya punya anak usia enam tahun. Mungkin Anda juga punya anak usia sepantaran. Anda mungkin sekarang sepikiran dengan saya: sedang resah mendapati anak-anak terlalu akrab dengan dan cenderung adiktif pada gadget elektronik, smartphone, atau tablet, yang membuat mereka cenderung asosial. Makin sedikit waktu yang tersedia untuk hubungan interpersonal dengan teman sebaya dalam dunia nyata, dan makin sulit bagi orangtua untuk mengajarkan nilai-nilai kehidupan kasat mata.
Saya putar otak, mencoba menghadirkan kembali permainan atau aktivitas yang bisa anak nikmati bersama rekan sebaya, atau kegiatan yang bisa Anda tekuni dengan anak-anak tanpa perangkat elektronik yang idiotik, tanpa biaya.
Jawaban itu terpendar dari puluhan tutup botol plastik kemasan air mineral. Selama seminggu penuh saya beroperasi seperti pemulung, melepas tutup botol dari tempat sampah kering di gym saya, di rumah atau pesan tetangga. Inilah tumpukan tutup botol plastik yang saya dapatkan setelah saya cuci bersih pakai deterjen dan saya keringkan.Saya mulai mengkreasi sejumlah kegiatan dengan bantuan limbah botol plastik yang saya peroleh gratis ini; kreasi yang bisa mengalihkan anak dari layar gadget ke aktivitas berhadapan secara interpersonal, baik dengan saya dan dengan teman sebaya anak saya.
Setidaknya saya ciptakan 8 kegiatan dengan tutup botol plastik. Bersediakah menyimak kreasi saya?
#1 Berhitung
Anda punya ratusan tutup botol plastik warna-warni ukuran seragam atau nyaris seragam. Sebarkan di lantai secara acak. Katakan kepada anak begini, “Yuk kita mencari harta karun. Ambil 6 yang berwarna biru muda!” dan seterusnya. Lakukan operasi penambahan atau pengurangan. Bila tiba saatnya anak belajar pembagian, Anda bisa bilang begini, “Ambil 12 tutup botol, kemudian bagi tiga secara rata.” Dan seterusnya, Anda pasti bisa berkreasi lebih baik daripada saya. Guru TK dan guru SD boleh mengadaptasi ini untuk kegiatan berhitung di kelas.
#2 Dam-daman
Ketika saya masih kanak-kanak, saya suka main dam-daman dengan membuat garis-garis dengan kapur tulis di lantai atau goresan di tanah. Buah dam-daman yang saling berlawanan dibedakan (sisi A terbuat dari batu kecil, sisi B terdiri dari batu besar). Tutup botol plastik bisa menggantikan batu dam ini. Untuk sisi A, Anda perlu 10 tutup botol warna biru muda, dan untuk sisi B pakai Anda perlu 10 tutup botol warna lain.
Papan dam-daman saya peroleh dari bagian belakang kalender tak terpakai, ukuran 30 x 30 cm, dilengkapi garis-garis pakai spidol seperti di bawah ini. Tak perlu keluar uang untuk menghadirkan permainan seru yang mengajari anak belajar bernalar, memahami peraturan dan beradu strategi dengan sportif. Papan dam-daman dan kedua puluh tutup botol bisa dibawa-bawa bermain ke rumah anak tetangga. Bagaimana cara main dam-daman? Silakan googling, mudah kok.
#3 Bowling
Anda pasti tahu permainan bowling. Azas permainan bowling kita adaptasi dengan menggunakan tutup botol. Caranya, lihat foto berikut ini. Tutup botol disusun menyerupai piramid satu sisi pada garis lantai. Tumpukan itu kemudian ditembak dengan satu tutup botol warna lain. Penembakan dilakukan dengan cara menjentiknya (tembakan hasil lentingan jari, yang bisa dilakukan dengan baik oleh anak-anak). Nilai ditentukan berdasarkan berapa banyak tutup botol pada tumpukan piramid yang tersingkir dari garis. Silakan coba.
#4 Flagpole
Siapkan sekitar 10 tutup botol warna-warni. Siapkan pula bendera warna-warni dari kertas bekas yang dilekatkan pada setangkai lidi atau tusuk gigi. Bendera-bendera ini ditancapkan pada tutup botol yang lubangnya Anda buat dengan tusukan obeng. Pasang flagpole (tiang bendera tertancap di tutup botol ini dengan jarak tertentu, misalnya 1 meter). Flagpole ini akan berfungsi sebagai alat pandu untuk gerakan meliuk-liuk mobil-mobilan radio control yang rata-rata anak-anak punya. Anda akan terkagum-kagum dengan usaha anak Anda agar bisa terampil meliuk-liukkan mobil radio control mereka tanpa menabrak satu flagpole pun.
#5 Sentilan Akurat
Ambil piring makan untuk mencetak lingkaran di lantai dengan spidol atau crayon. Lingkaran ini akan menjadi sasaran landing tutup botol yang disentilkan dari jauh. Tetapkan garis sentil, misalnya 2 meter dari lingkaran. Masing-masing pemain (misalnya 4 anak) dibekali lima tutup botol; beda pemain beda warna. Masing-masing anak mendapat giliran menyentil tutup botol dari garis sentil.
Pemain mendapat nilai bila tutup botol yang ia sentil meluncur dan berhenti di dalam lingkaran. Tutup botol yang sudah ada dalam lingkaran yang terdesak keluar dari lingkaran juga dianggap kalah. Karena masing-masing pemain punya 5 tutup botol, masing-masing punya lima kali giliran. Pemain yang tutup botolnya paling banyak mendarat di dalam lingkaran adalah pemenang.
#6 Memindahkan Tutup Botol
Kita perlu sebuah ruangan besar untuk aktivitas ini, katakanlah 10 x 15 meter. Yang Anda perlukan adalah tutup botol warna-warni yang Anda tempatkan pada sebuah wadah seperti di bawah ini. Misalnya per wadah Anda isi dengan 10 tutup botol (A). Siapkan pula sebuah wadah kosong (B). Pisahkan antara A dan B sepanjang 15 meter. Jumlah pemain bisa bervariasi, antara 2 sampai 5. Itulah sebabnya, bila 5 pemain, Anda perlu 5 set A dan B.
Cara main: perintahkah para pemain untuk memindahkan tutup botol satu per satu dari A ke B (wadah kosong) secepat mungkin. Di akhir permainan, pemain yang paling cepat mengisi wadah B dengan 10 tutup botol adalah pemenangnya.
#7 Membentuk Kata
Tutup botol berbentuk bundar itu ternyata bisa menjadi titik-titik untuk membentuk kata. Aktivitas membentuk kata dengan tutup botol akan menimbulkan nuansa belajar dan bermain yang seru bagi anak-anak. Simak gambar di bawah ini. Tidak sulit, bukan?
#8 Gerobak
Dan, yang terakhir, dengan bantuan orang dewasa, anak-anak bisa diajari berkreasi, misalnya membuat gerobak seperti yang ada pada gambar ini. Mudah sekali! Anda hanya perlu kertas karton bekas, pelubang, stik bambu yang berfungsi sebagai as roda yang mudah dicari di sekitar kita dan seutas tali.
Aktivitas-aktivitas permainan dengan tutup botol bisa dilakukan antara Anda dan anak, antara anak dan teman sebaya, antara pengasuh dan anak, antara guru dan siswa. Asyik juga bila aktivitas-aktivitas ini bisa digagas di rumah singgah, di rumah yatim piatu dan di ranah-ranah pendidikan usia dini lain. Setidaknya sejumlah manfaat bisa kita raih: memupuk kehangatan orangtua dan anak, memberikan kegiatan non gadget yang sehat, memanfaatkan limbah plastik, menumbuhkan kreativitas, menumbuhkan semangat sportivitas dan memupuk kepekaan berkehidupan sosial secara nyata.
Mudah-mudahan Anda tertarik. Salam kreatif!
Talent pada foto-foto adalah Ardian Mahavira Roesdiono (IAN), siswa TK B, TK Islam Al Manar, Wiyung, Surabaya.
(Semua Foto : Eddy Roesdiono)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI