Mohon tunggu...
Eddy Roesdiono
Eddy Roesdiono Mohon Tunggu... Guru Bahasa Inggris, Penerjemah, Copywriter, Teacher Trainer -

'S.C'. S for sharing, C for connecting. They leave me with ampler room for more freedom for writing.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Whatsapp English Class. Why Not?

5 September 2015   16:32 Diperbarui: 7 September 2015   11:28 7599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai guru, Anda juga bisa mengembangkan materi chat yang diluncurkan siswa. Misalnya siswa kirim pesan berbunyi begini, “Hi, teacher. I am in Jogja with a group of friends.” Jangan hanya direspon dengan “Nice!”. Anda bisa bilang begini, “Oh, how nice! I didn’t know you left for Jogja. When did you go there?” atau “Are you enjoying yourselves? Where are you staying? Did you see anything interesting? Tell me about it.” Pancing siswa agar bercerita tentang makanan, event, kegiatan lain atau kirim foto, dan selalu susuli dengan follow-up questions untuk memberikan siswa kesempatan melatih ekspresi naratif untuk sebuah aktivitas travelling. Jangan lupa untuk menyesuaikan diri dengan tingkat kemampuan siswa. Jangan lupa koreksi tata bahasa, susunan kata dan pilihan kata yang benar.

Sebagai guru, Anda harus selalu siap dengan materi bebas untuk melayani siswa. Ada kalanya siswa tak punya ide untuk dibicarakan dan ia akan bergantung pada Anda. Itulah sebabnya, perkaya diri Anda dengan materi-materi menarik: siapkan teks pendek yang menarik (bisa anekdot, bisa joke, atau riddles), gambar, gambar kutipan, video atau tautan web.

Yang lebih penting lagi adalah bahwa siswa harus bisa mendapatkan manfaat WA Class seperti ini. Percakapan yang meluncur dan mengalir begitu saja, yang sifatnya alamiah, yang sudah pula mendapatkan koreksi Anda akan menjadi bahan catatan alamiah yang bernilai tinggi. Itulah sebabnya, Anda sarankan agar siswa selalu punya catatan. Caranya, minta siswa mengemailkan ping-pong chat ke alamat email yang siswa sudah siapkan. WA punya fasilitas simpan chat ke email seperti ini. Dengan demikian, bila suatu saat rangkaian chat tak sengaja terhapus, ia masih punya catatannya.

Oh ya, penting pula diperhatikan oleh guru adalah chat style. Guru harus tetap ngechat dengan ramah, sopan, tidak merendahkan, tidak menghina. Dan Guru sebaiknya tidak menyingkat-nyingkat kata demi kecepatan menulis. Jadi, janganlah menulis seperti ini : “Do u hv problem with ur bf?” (do you have problem with your boyfriend?), “R u there already? sry I’ll b late (Are you there already? Sorry, I will be late)” Beri kesan Anda selalu memberi contoh terbaik, termasuk spelling, tanda baca dan kreativitas bertutur dalam teks tertulis.

Bila Anda berada di kantor, di rumah atau sedang membawa laptop, pastikan Anda selalu punya akses internet. Untuk nyaman membuat chat-chat dengan kata-kata panjang, saya menggunakan fasilitas WebChatt WA (web.whatsapp.com) yang memudahkan saya menulis dengan keyboard PC dan menggungah data gambar, video, musik serta mengirim tautan.

Kalau kebetulan siswa minta Anda memberikan model pelafalan, Anda bisa gunakan fasilitas rekam suara pada WA dan mengirimkan hasilnya langsung pada siswa saat itu juga. Untuk penjelasan yang perlu uraian panjang lebar, saya janjikan pada siswa kiriman email.

FEE?

Soal fee terserah Anda baik besaran dan cara kutipnya. Anda bisa kenakan tarif harian, mingguan, bulanan yang Anda kutip berdasarkan kesepakatan, bisa bayar awal, bisa pula bayar akhir. Saya biasanya tidak tarik fee untuk siswa regular yang biasa les kelas di kursusan saya, terutama untuk WA Group Chat; saya anggap ini bagian dari layanan ekstra. Fee biasanya saya kenakan untuk WA Class-Major atau WA Class-Extra yang minta penjadwalan dan waktu khusus.   

Yang jelas, WA English Class ini mudah dan meriah. Siswa tak perlu ke luar rumah, tak perlu biaya transport untuk melaju ke tempat kursus. Saat ini saya melayani sekitar delapan WA Class-Major dan tiga WA Class-Extra (Bahasa Inggris), serta dua WA Class-Extra bahasa Indonesia, dan 1 WA Class-Major Bahasa Indonesia yang siswanya tinggal di Amerika.

Saya tengah membayangkan akan makin banyak guru bahasa yang menawarkan gaya belajar WA Class kepada siswa potensial, dan suatu saat nanti bakal ada Association of  Indonesia’s Whatsapp Class Teachers atau Asosiasi Guru Whatsapp Class Indonesia yang bakal jadi ajang tukar-menukar pengalaman dan berbagi ilmu mendidik via media sosial berbasis internet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun