Mohon tunggu...
Eddy Roesdiono
Eddy Roesdiono Mohon Tunggu... Guru Bahasa Inggris, Penerjemah, Copywriter, Teacher Trainer -

'S.C'. S for sharing, C for connecting. They leave me with ampler room for more freedom for writing.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Miris, Bocah Tewas di Ajang Flying Fox

8 Juni 2011   15:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:43 1902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Liburan ini saya bersama kursus Bahasa Inggris saya merencanakan acara outbound untuk para siswa yang salah satu agenda acaranya adalah permainan flying fox di kawasan wisata tak jauh dari Surabaya. Tapi saya kemudiani berpikir dua kali  begitu membaca berita dua hari ini di internet

Www.inilah.com memberitakan tentang seorang gadis cilik bernama Riska Putri Yulianti (7 tahun), yang tewas setelah terjatuh dari ketinggian sekitar 10 meter saat bermain flying fox di Taman Wisata Matahari (TWM), Cisarua, Minggu, 5 Juni 2011.

Kapolres Bogor AKBP Herry Santoso, kepada wartawan mengatakan, berdasarkan keterangan, saat itu korban bersama bibi dan adiknya hendak naik flying fox. Di antrian pertama meluncur adalah bibi korban, dan yang kedua adalah adik korban, setelah itu baru korban. Nahasnya, pada saat tali pengikat tubuh yang sudah digunakan bibi korban ditarik, tiba-tiba tali tersebut tersangkut dan membelit kaki korban yang saat itu belum mengenakan sabuk pengaman. ”Korban terlilit, dan tubuhnya tertarik tambang sejauh 2 meter. Saat itu posisi kepala di bawah karena kaki terikat tambang, dan akhirnya korban terjatuh dengan posisi kepala terlebih dahulu ke jalan aspal dengan ketinggian sekitar 10 meter," papar Herry seperti yang dikutip www. inilah.com.

[caption id="attachment_112856" align="aligncenter" width="275" caption="Flying Fox, meluncur di ketinggian (Foto : suryahandayana.blogspot.com)"][/caption]

Terlepas dari bahaya yang mengincar, permainan flying fox kini sangat populer dan menjadi daya tarik wisata petualangan. Flying fox ditawarkan kepada anak-anak dan dewasa, dan disambut dengan meriah oleh sekolah-sekolah dan komunitas-komunitas tertentu. Tak jelas sejak kapan flying fox mulai diintrodusir di Indonesia. Tetapi kita tahu sekarang bahwa permainan ini semakin dan semakin populer. Pada saat liburan, wahana-wahana flying fox bisa diantri ribuan peminat. Berbagai penyedia wahana berlomba-lomba mengedepankan keunggulan fasilitas flying fox, misalnya dengan kata-kata ’tertinggi, terpanjang, terheboh, terseru’ dan sebagainya. Flying fox di Ancol diklaim sebagai yang terpanjang dan tertinggi yang ada di Indonesia dengan ketinggian mencapai 80 meter dengan panjang trek 480 meter.

[caption id="attachment_112858" align="aligncenter" width="613" caption="Asyik, menantang, tapi ada bahayanya (foto : suryahandayana.blogspot.com)"][/caption]

Www.wikipedia.com mendefinisikan flying fox sebagai kereta gantung mungil, yang digerakkan oleh gaya tarik bumi dan digunakan sebagai sarana permainan anak-anak. Istilah flying fox itu sendiri berasal dari bahasa Inggris Australia dan New Zealand, dan di negara lain disebut zip-line.

[caption id="attachment_112860" align="aligncenter" width="503" caption="Flying fox banyak digemari anak-anak (foto : dsr.wa.au.gov)"][/caption]

Dalam permainan flying fox yang kita kenal dewasa ini, kabel yang membentang dikencangkan di masing-masing tonggak pancang. Satu tonggak pancang lokasinya lebih tinggi daripada tonggak pancang lainnya; pemain flying fox meluncur dari tempat tinggi ke tempat rendah. Pada kabel tersebut ada satu atau dua pulley (roda penggerak) yang diikatkan pada kereta, yang dalam hal ini dilengkapi sarana pegangan sederhana (bisa batang besi, bisa pula tali biasa) untuk membantu penumpangnya berpegangan. Penumpang flying fox dilengkapi dua tali (liner) sepanjang masing-masing setengah meter dengan kekuatan beban 4 ton. Dua liner ini disambungkan pada carabiner (pengait) yang berfungsi untuk mengikat tubuh penumpang agar tidak jatuh ke tanah. Carabiner memiliki kekuatan menahan beban hingga 2,5 ton. Tali liner dikaitkan pada pulley,roda penggerak untuk meluncur. Pulley memiliki kekuatan hingga 5 ton lebih.

Ketika seorang penumpang flying fox sedang meluncur, di ujung lain tonggak pancang sudah menunggu petugas yang siap menyediakan pulley yang dilengkapi alat pengerem, yang akan meredam dan menghambat luncuran pulley dengan beban penumpangnya.

[caption id="attachment_112861" align="aligncenter" width="586" caption="Pengelola perlu memperketat aspek-aspek keselamatan dan keamanan (foto : google.com)"][/caption]

Secara teknis, permainan itu sendiri mungkin telah dinilai aman. Bahaya justru mengancam  dari proses persiapannya seperti yang dialami oleh Riska, yang terlilit oleh tali yang dipakai pemain lain. Jadi, para pengelola permainan ini harus benar-benar menjalankan proses dan tahapan tahapan safety dan security yang lebih terkendali, termasuk proses persiapan dan proses antrian meluncur. Antri menunggu giliran kdang berada di sebuah platform yang cukup tinggi yang aspek pengamanannya cenderung diabaikan karena terlalu fokus pada aspek keamanan luncuran itu sendiri.

Inilah sejumlah kasus kecelakaan fying fox seperti yang dirilis www.inilah.com :

-Budi Rahayu (42) tewas saat mencoba flying fox di Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah,24 Juni 2010, karena tali bentang di ketinggian 12 meter putus.

- Seorang bocah menderita patang tulang, permainan Flying Fox di Hotel Sindang Reret, Lembang, Jawa Barat, 31 Desember 2010. Musibah ini terjadi karena petugas tidak melakukan pengereman, sehingga bocah malang tersebut sampai ke tujuan dalam kecepatan tinggi. Jenis Flying Fox menggunakan sepeda gantung. - Permainan Flying Fox menewaskan pendamping permainan tersebut, Agus Suyanto (25), di Kebun Raya dan Kebun Binatang Gembiraloka, Yogyakarta, 31 Desember 2008. Agus terjerat oleh tali pengaman, setelah mendorong laju peserta flying fox, sehingga terseret dan jatuh dari ketinggian empat meter. Apakah perlu ada pengetatan persyaratan teknis dan prosedur keselamatan untuk permainan flying fox? Saya yakin ini sangat diperlukan. Sebentar lagi liburan panjang dan akan ada segerombolan besar peminat flying fox. Saya dan Anda sama-sama tak ingin orang-orang yang kita cintai menjadi korban kelalaian seperti ini. Mari kitaberdoa untuk Riska, semoga arwahnya mendapat ketenangan di sisi-Nya. Amin! Sumber : www.wikipedia.com www.inilah.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun