Mohon tunggu...
Eddy Roesdiono
Eddy Roesdiono Mohon Tunggu... Guru Bahasa Inggris, Penerjemah, Copywriter, Teacher Trainer -

'S.C'. S for sharing, C for connecting. They leave me with ampler room for more freedom for writing.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Yuanita, 'Kartini' Pembalap

21 April 2011   07:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:34 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mobil station yang kami tumpangi melaju pesat menyalip iring-iringan kendaraan yang padat di jalur Pasuruan-Probolinggo. Saya duduk di jok kiri depan, dan Yuanita, teman saya pegang kemudi. Mobil tengah menyalip beberapa kendaraan ketika dari arah berlawanan kami mendapat kode beam yang intensif dari mobil yang bakal lewat di jalur yang sedang kami lewati. Yuanita tenang melajukan mobil, mencari sela yang pas di antara dua kendaraan yang disalip, dan dengan perhitungan matang menyelipkan mobil kami di antara truk dan sebuah sedan. Mobil dari depan melintas cepat, hanya berjarak beberapa sentimeter dari kaca spion kanan. Lalu Yuanita menyalip lagi. Gerakan seperti ini terus berulang-ulang untuk menembus kemacaten. Semuanya dilakukan dengan tenang, penuh perhitungan, tanpa membuat penumpang yang sebagian anak-anak menjadi mual, dan tanpa membuat gugup kendaraan lain yang diselinapi tiba-tiba atau yang berpapasan terlalu dekat dengan mobil kami. Sepanjang perjalanan lanjutan ke Gunung Bromo, di malam gelap hujan rintik, di jalanan berkelok-kellok dan penuh pasir sisa letusan Gunung Bromo, sepasang tangan mungil Yunita lincah memutar kemudi, memainkan lampu beam, sementara kaki mengelola gas, rem dan kopling dengan kompak. Kami tiba di Bromo satu jam lebih awal daripada mobil anggota tim lain yang berangkat 2 jam lebih awal.

[caption id="attachment_102993" align="aligncenter" width="507" caption="Yuanita di belakang kemudi balap (foto : Yuanita FA)"][/caption] ”Waduh, untung saya nggak jantungan. Kamu nyetirnya kayak pembalap!” komentar saya begitu sampai di tujuan.

”He, he, maaf ya, pak,sudah membuat kuatir. Saya memang pembalap”

Lho!

Yuanita Fatma Ayunidya, perempuan mungil bertinggi 155 cm ini, lahir 8 Agustus 1980 di Surabaya, bukan dari keluarga pembalap. Saat ini, ia sudah mengantongi berbagai predikat juara di dunia balap. Yang terakhir adalah Juara 1 Kelas Wanita, Kejuaran Nasional Djarum Black Night Slalom yang digelar di Semarang, 16 April 2011. Ia mulai membalap pada tahun 1999 ketika mengikuti sebuah event Time Rally. Sampai saat ini berbagai jenis balap sudah pernah digeluti : Drag Race, Slalom, Off-road, Time Rally

[caption id="attachment_102995" align="aligncenter" width="604" caption="Yuanita dalam sebuah kejuaraan (foto : Yuanita FA)"][/caption] ”Saya mulai tetarik balap ketika masih di usia TK, waktu masih ngedot,” tutur Yuanita. ”Waktu itu saya tinggal di depan SCTV yang punya dua ruas jalan lebar dan mulus. Pada malam hari jalan itu biasa dipakai balap oleh anak-anak muda. Asyik kelihatannya”

Beda dengan kaum Kartini lainnya, Yuanita melihat balapan sebagai kesenangan sekaligus tantangan adrenalin yang luar biasa. Mengikuti stiap event kejurnas merupakan kebanggan bagi saya, apalagi kalau menang. Menang balap adalah bonus kebanggan yang tak mudah diraih perempuan,” kata Yuanita, kata lulusan Fakultas Psikologi Universitas Surabaya itu.

[caption id="attachment_102996" align="aligncenter" width="604" caption="Ibu rumahtangga biasa (foto : Yuanita FA)"]

1303371549694276294
1303371549694276294
[/caption]

Menikah dengan Ipung Padma (35 tahun), pembalap yang juga adalah kontraktor, dan pengusaha mebel, Yuanita dikarunia dua jagoan : Shaquille Khayru yuanzah (5tahun) dan Kenjiro Qabusa Tsaqif Yuanzah (20 bulan). Sehari-hari Yuanita adalah ibu rumah tangga; kadang memasak buat keluarga atau menunggui putra sulung di TK At Taqwa di Surabaya Barat.

[caption id="attachment_102998" align="aligncenter" width="640" caption="Yuanita dengan keluarga (foto : Yuanita)"][/caption]

Ketika ditanya apakah kendala terberat ketika membalap. ”Kerinduan pada anak-anak saya kalau saya membalap di luar kota. Oleh karena itu, kalau mungkin, anak-anak saya bawa ke tempat balap,” ujar Yuanita.

Selebihnya Yuanita melihat peluang luas bagi perempuan untuk tampil di ajang balap yang biasanya didominasi laki-laki itu. ”Perempuan harus punya semangat Kartini. Semangat Kartini itu multi-dimensional sifatnya, termasuk berani tampil di ajang kompetisi, sejajar dengan pria”. Khusus untuk anak-anak muda yang suka kebut-kebutan liar, Yuanita punya pesan. ”Salurkan energi dan minat balap pada wadah yang benar, supaya tidak menimbulkan celaka bagi diri sendiri dan orang lain”

[caption id="attachment_103000" align="aligncenter" width="605" caption="Dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi (Foto : Yuanita FA)"]

1303371687397641680
1303371687397641680
[/caption]

Berkenaan dengan pembinaan kamu muda, Yuanita saat ini mengajar membalap pada sejumlah anak muda. ”Saya mengajar mereka cara teknik-teknik pengendalian mobil secara keseluruhan : mengelola akselerasi dan transmisi, mengerem, manuver, safety dan memecahkan soal-soal slalom dengan benar,” kata Yuanita. ”Oh, ya, saya mulai mengajar ketika saya hamil 7 bulan anak saya pertama. Nekat ya?” tambahnya.

Oh ya, Yuanita juga menyebut saya sebagai pembalap : pemuda berbadan gelap.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun