Mohon tunggu...
Eddy Roesdiono
Eddy Roesdiono Mohon Tunggu... Guru Bahasa Inggris, Penerjemah, Copywriter, Teacher Trainer -

'S.C'. S for sharing, C for connecting. They leave me with ampler room for more freedom for writing.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Tahan Nafas di Kereta Gantung Ngong Ping

17 April 2014   22:42 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:32 3050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan biaya Rp 225.000, maukah Andabergerak perlahan dalam kabin kereta gantung, melaju ke ketinggian sampai 500 meter di atas permukaan laut melintasi sejumlah bukit dan menyaksikan pemandangan spektakuler Hong Kong dari udara pada lintasan kabel sejauh 5.7 km?

[caption id="attachment_303665" align="aligncenter" width="556" caption="Menit pertama di kabin kereta gantung (foto : Eddy Roesdiono)"][/caption]

Ngong Ping 360 (360 artinya pemandangan 360 derajad) adalah sebuahatraksi wisata di Hong Kong, yang mengajak pengunjung naik kereta gantung (cable car) yang menghubungkan kawasan Tung Chung dengandesa Ngong Ping nun jauh di puncak bukit. Stasiun keberangkatan kereta gantung di tanah datar adalah Tung Chung, yang hanya beberapa langkah dari stasium MTR (Kereta api) Tung Chung di pulau Lantau, Hong Kong.

[caption id="attachment_303666" align="aligncenter" width="480" caption="Perairan Hong Kong, bangunan tinggi dan kapal tunda (foto : Eddy Roesdiono)"]

1397723443803896625
1397723443803896625
[/caption]

Ngong Ping 360, yang dioperasikan oleh MTR Railway, perusahaan yang mengelola jaringan kereta api di Hong Kong,dibuka pertama kali untuk umum secara soft opening pada tanggal 18 September 2006 dan grand opening pada tanggal 8 November 2006.

Mari saya kisahkan asyiknya ‘terbang’ di awang-awang Hong Kong dengan cable car sembari mengikuti deskripsi saya tentang Ngong Ping cable car.

[caption id="attachment_303667" align="aligncenter" width="480" caption="Bandara Chep Lap Kok dari kabin kereta gantung (foto : Eddy Roesdiono)"]

13977235131878631832
13977235131878631832
[/caption]

Saya tidak sendiri. Dalam rombongan saya ada 6 orang lain, salah satunya dalah seorang nenek berusia 84 tahun yang berkursi roda. Ngong Ping buka pukul 10 pagi dan tutup pukul 18.00 di senja hari. Kami sampai di antrian tiket yang mengular di stasiun kereta gantung Tung Chung Ping pukul 11 siang. Setelah dua puluh menit berdiri di antrian, saya membeli tiket. Ada beberapa pilihan tiket, untuk regular cabin (kabin biasa), harga tiket pulang pergi adalah adalah HKD 150 (Rp 225.000), dan untuk crystal cabin (kabin yang dasarnya terbuat dari kaca transparan), harga tiketnya HKD 235 (Rp 352.000), atau combo cabin(berangkatnya pakai regular cabin, baliknya pakai crystal cabin), harga tiketnya HKD 210 (Rp 330.000 ).Sayang tidak ada harga khusus untuk usia lanjut (hanya berlaku bagi usia lanjut warga Hong Kong).

[caption id="attachment_303668" align="aligncenter" width="560" caption="Makin tinggi, panorama makin memikat (foto : Eddy Roesdiono)"]

1397723574338238099
1397723574338238099
[/caption]

Kami memilih regular cabin, berdiri mengantri lagi untuk menunggu giliran naik. Antriannya panjang sekali, perlu 45 sampai tiba kita saatnya naik kereta gantung. Nenek di kursi roda dipersilakan menuju ke tempat khusus tak jauh dari tempat keberangkatan. Ketika rombongan kami yang lain tiba saatnya naik kereta gantung, nenek di kursi roda sudah siap bergabung bersama kami dalam satu kabin. Bila naik bersama grup, masing-masing kabin diisi anggota-anggota grup itu saja, tanpa orang lain, meski kabin bisa memuat sampai maksimal 17 orang (10 tempat duduk dan 7 tempat berdiri). Nenek dan kursi rodanya sekalian masuk ke dalam kabin. Sebelum pintu kabin ditutup, ada awak perusahaan Ngong Ping yang meminta kami berpose untuk dipotret.

[caption id="attachment_303669" align="aligncenter" width="480" caption="Kabin kami hampir sampai di puncak bukit (foto : Eddy Roesdiono)"]

13977236441243307432
13977236441243307432
[/caption]

Kabin langsung bergerak mengikuti gerakan kabel, naik perlahan melewati satu demi satu dari 8 towers yang ada. Mula-mula kami melihat pemandangan 360 derajad seputaran Tung Chung. Gedung-gedung apartemen tinggi yang seperti berebut tempat untuk menjulang tampak di bawah saja. Kami juga melihat kesibukan laut di bawah sana dengan tugbut yang hilir mudik mengangkut material tanah. Kendaraan yang berseliweran di highway di bawah sana juga menarik hati.

[caption id="attachment_303670" align="aligncenter" width="480" caption="Kabin gantung melintasi sejumlah bukit (Foto : Eddy Roesdiono)"]

1397723708130826859
1397723708130826859
[/caption]

Saya mencoba mengamati gerakan kereta gantung. Jarak dari satu kereta gantung ke kereta gantung lain dalam satu kabel hanya sekitar 100 meter, dan jarak dengan kereta gantung yang berpapasan hanya sekitar 5 meter. Sesekali kereta gantung berayun-ayun. Oh ya, di dalam kabin kereta gantung terdapat pengumuman yang melarang penumpang untuk bergerak berayun-ayun agar kabin tidak berayun-ayun. Dalam buku peraturan penumpang yang bisa diunduh di internet, penumpang bahkan dilarang membunyikan musik dan dilarang berjoget! Mungkin ini ditujukan agar kabin kereta gantung bisa bergerak mulus, tidak berayun-ayun.

[caption id="attachment_303671" align="aligncenter" width="560" caption="Ngong Ping Village di puncak bukit (foto : Eddy Roesdiono)"]

1397723827706822729
1397723827706822729
[/caption]

Semakin tinggi kabin kami terkerek ke ketinggian, pemandangan di bawah sana makin breathtaking. Di sebelah kanan kita bisa jelas menatap pesawat tinggal landas dan takeoff dari bandara udara internasional Chep Lap Kok yang didirikan di atas tanah hasil reklamasi di pesisir pulau Lantau. Panorama juga diperkeren dengan kilau laut Tiongkok Selatan di kejauhan, lembah Tung Chung, dataran Tinggi Ngong Ping dengan perbukitan hijau dan jalur laut pelabuhan Hong Kong.

Setelah melintasi beberapa bukit, pas 25 menit setelah kabin mulai bergerak dari Tung Chung, perlahan kabin turun menuju ke stasiun kareta gantung tujuan, yakni desa tradisional Ngong Ping. Begitu turun di Ngong Ping dan sampai di toko cindera mata milik operator Ngong Ping 360, kami langsung disodori cindera mata berupa hiasan yang ada foto kami. Itu foto yang diambil petugas ketika kami berangkat 25 menit lalu! Harga souvenir itu HKD 300 (Rp 450.000). Kalau hanya mau fotonya, bayar HKD 100 (Rp 150.000).

[caption id="attachment_303672" align="aligncenter" width="480" caption="Toko cinderamata di desa Ngong Ping (foto : Eddy Roesdiono)"]

1397723878647014939
1397723878647014939
[/caption]

Sesuai label ‘tradisional’, Desa tradisional Ngong Ping memang didesain mendekati atmosfir tradisional desa pegunungan di Hong Kong. Pengunjung bisa mendapatkan layanan tur gratis untuk berkeliling ke Biara Po Lin dan mengunjungi Tian Tan Buddha, patung Budha. Pengunjung juga bisa belajar mengolah teh di Li-ong Tea House dan berdoa serta mengaitkan tablet kayu bertuliskan kata-kata doa pada pohon Bodhi buatan di Bodhi Wishing Shrine (petilasan doa). Bola berminat belajar budaya, Ngong Ping village juga menyediakan event-event pemebelajaran budaya setempat.

Meski bernama ‘desa’, desa tradisonal Ngong Ping dilengkapi dengan amenities modern; ada kafe, toko cinderamata dan sejumlah restoran. Di desa itu ada pula terminal bis, khusus untuk pengunjung yang berusaha mencapai Ngong Ping lewat jalan darat melalui pegunungan Tung Chung. Wisatawan yang takut ketinggian sebaiknya memang mengunjungi Ngong Ping village pakai bis saja, daripada gemetaran sepanjang perjalanan dalam kabin gantung.

[caption id="attachment_303673" align="aligncenter" width="560" caption="Ngong Ping village, unik dan menarik (foto : Eddy Roesdiono)"]

139772396939684449
139772396939684449
[/caption]

Oh ya, mungkin Anda bertanya apakah perjalanan kereta gantung ini aman? Demikianlah, meski dalam sekali operasi ada maksimal 109 kabin yang tergantung dan bergerak pada sistem kabel, sangat kecil terjadi kecelakaan. Asal tahu saja, sistem kereta gatung Ngong Ping didesain dan diarsiteki oleh perusahaan Aedas dan pekerjaan diborongoleh Leitner Ropeways, perusahaan ahli cable car dari Austria. Pada awal pembangunan sistem kereta gantung Ngong Ping dioperasikan oleh Skyrail-ITM. Ketika uji coba pada tahun 2006 terjadi kecelakaan; salah kabin yang baru datang di Ngong Ping menabarak kabin lain yang belum berangkat. Akibatnya, keseluruhan sistem berhenti bergerak dan 500 penumpang sukarela pda uji coba itu terkatung-katung di udara dalam kabin yang berhenti dan tergantung di awang-awang. Dan pada tahun 2007, ketika operasi kereta gantung sedang dihentikan untuk perawatan, sebuah kabin terlepas dari kabel , jatuh dan hancur berkeping-keping terhempas di cadas di pegunungan. Untung tak ada penumpang di dalamnya. Karena dua kecelakaan ini, perator Skyrail-ITM dianggap tidak becus dan selanjutnya pengelolaan diambil alih oleh MTR Railway.

[caption id="attachment_303676" align="aligncenter" width="614" caption="Jika takut ketinggian, sebaiknya tak usah naik kereta gantung ini (foto : Eddy Roesdiono)"]

13977240341073900085
13977240341073900085
[/caption]

Tanggal soft-opening Ngong Ping 360 ditentukan berdasarkan feng-shui, yakni 18 September 2006, dan hanya menjual sebatas 1.688 tiket dengan harga masing-masing tiket HKD 88. Oh ya, bila berencana ke Ngong Ping Cable car, sebaiknya tengok laman web mereka untuk mencari tahu informasi penting. Pada saat-saat tertentu, operasi Ngong Ping Cable Car tertutup untuk umum selama beberapa saat untuk proses perawatan, untuk memastikan tak akan pernah terjadi kecelakaan.

Mau sekali-sekali merasakan berayun-ayun di udara dengan menikmati pemandangan penuh 360 derajad? Jangan tinggalkan Hong Kong sebelum mencoba Ngong Ping Cable car!

Informasi tambahan : www.wikipedia.org

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun