[caption id="attachment_345473" align="aligncenter" width="277" caption="Pengumuman ajakan tertib check-in, KLIA2, Kuala Lumpur (foto : Eddy Roesdiono)"]
PERAN AWAK KABIN (CABIN CREW)
Sejumlah situs bisnis penerbangan menyebutkan bahwa AirAsia sukses menghemat biaya dengan meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja pramugari-pramugara. Awak kabin AirAsia dinilai memiliki 3 x efisiensi dan efektifitas awak kabin penerbangan lain. Betapa tidak, Selain tugas-tugas pokok awak kabin pada umumnya, pramugara-pramugari udara juga bertugas menjual makanan, minuman, cindera mata; mengumpulkan sampah ketika hampir tiba saat pesawat mendarat. Cleaning service nyaris tidak diperlukan kecuali untuk menguras bak penampungan kotoran di lavatory (kamar kecil) pesawat. Oh ya, ada yang menarik soal seragam pramugari AirAsia. Dari in-flight magazine di saku kursi, saya baca bahwa pramugari AirAsia mengenakan rok dan blus ketat bukannya tanpa alasan. Mereka menyebutnya sebagai compression clothing. Kain terbuat dari bahan Freshfit yang memberikan efek mengurangi kelelahan otot karena bahan ini meningkatkan proses oksigenisasi yang membantu memperlancar aliran darah ke dalam otot. Compression clothing juga menjaga agar pemakainya tetap kering dan sejuk lantaran benang yang digunakan untuk rajut bahan bisa bereaksi manakala suhu kulit meningkat dan menyerap panas dari dalam tubuh dan melindungi pemakai dari bakteri. Bahan pakaian ini juga memberikan tampilan segar (www.airasiamegastore.com)
[caption id="attachment_345481" align="aligncenter" width="347" caption="Pramugari AirAsia dengan compression clothing (foto : www.airasiamegastore.com)"]
MAKANAN DAN MINUMAN
Saya juga menduga, hilangnya suplai makanan dan minuman gratis yang biasa dibagikan kepada penumpang pesawat-pesawat berjarak pendek adalah buah gagasan AirAsia. Alih-alih dapat gratis, penumpang kini harus beli bila ingin makan dan minum di pesawat. Itulah sebabnya, selain gambar peta pesawat dan petunjuk keadaan darurat serta in-flight magazine, di saku belakang kursi pesawat (atau di hadapan Anda), tersedia kartu menu makanan.
[caption id="attachment_345476" align="aligncenter" width="420" caption="In-flight meal, nasi biryani, dan air mineral, rp 39.000, dalam penerbangan Kuala Lumpur - Chiang Mai (foto : Eddy Roesdiono)"]
Inovasi menu AirAsia juga boleh diacungi jempol. Penerbangan mana yang menyediakan menu tempe penyet (hanya pada AirAsia QZ—Indonesia) dan kelapa muda segar (hanya dalam penerbangan AK-Malaysia) di dalam penerbangan selain AirAsia (ceritanya di sini).Anda benar, Airasia memang sengaja menawarkan menu-menu favorit penumpang lokal. Itulah sebabnya, dalam menu tersedia nasi biryani, nasi lemak pak naser, authentic thai food , air mineral berlabel AirAsia dan semacamnya. Jangan heran pula bila mi gelas khas Indonesia tersedia dalam menu penerbangan QZ.
Pesan dini makanan (pre-order meal) juga ditawarkan. Jadi, ketika pesan tiket, Anda punya bisa menentukan mau makan apa nanti dalam penerbangan. Pre-order meal dapat diskon katimbang makanan yang dipesan langsung di pesawat; dan bila pesan dini, di pesawat nanti Anda akan dilayani duluan!
KEBUTUHAN KHUSUS
Dalam penerbangan rute Surabaya – Kuala Lumpur – Hong Kong, Februari 2014, saya kebetulan berangkat bersama grup 7 orang. Salah satu anggota grup saya adalah seorang nenek berusia 84 tahun yang tak tahak berjalan jauh. Itulah sebabnya kami bawa kursi roda. Kursi roda yang kami bawa ternyata harus diamasukkan sebagai checked-bagagge (masuk bagasi pesawat). AirAsia menyediakan kursi roda dan petugas pendorong kursi roda sampai nenek duduk di kursinya. Ketika sampai di tujuan, kursi roda kami sudah siap di tempat nenek turun dari pesawat. Kursi roda ternyata dikeluarkan terlebih dari lambung bagasi pesawat dahulu oleh awak darat (ground crew), tidak bersama dengan bagasi kami yang baru nanti akan kami jemput di tempat pengambilan bagasi yang jauh dari tempat kami turun dari pesawat. Agar tak luput, jangan lupa Anda mengingatkan awak kabin bahwa Anda perlu kursi roda itu manakala turun. Awak kabin akan kasih tahu awak darat untuk segera siapkan kursi roda Anda.
DELAY DAN PERUBAHAN JADWAL
Selama sekian kali terbang dengan AirAsia, saya tak sering mengalami delay (keterlambatan) dan sekali mengalami perubahan jadwal yang diberitahukan 5 hari sebelumnya melalui sms. Bila mendapatkan pesan perubahan jadwal, Anda harus menghubungi sales center AirAsia untuk minta perubahan dan penyesuaian jadwal bila Anda harus lanjut terbang ke tujuan lain. Tidak ada biaya tambahan untuk permintaan jadwal ulang ini, dan Anda tetap menggunakan kode booking yang sama.
[caption id="attachment_345478" align="aligncenter" width="280" caption="Penguman di deret kursi pintu darurat (foto : Eddy Roesdiono)"]
PEMBATALAN TERBANG
Pengalaman batal terbang saya rasakan tanggal 14 Februari 2014, ketika kami dalam kelompok bertujuh (silakan lihat paragraf di atas) hendak terbang ke Hong Kong via Kuala Lumpur. Pagi itu, sekitar pukul 7, Bandara Juanda (dan sejumlah bandara di pulau Jawa) dinyatakan tertutup untuk aktivitas penerbangan karena abu vulkanik yang dikirim dari letusan Gunung Kelud (ceritanya di sini). Semua penumpang sudah terlanjur check-in. Ribuan penumpang batal terbang, dan harus mengurus jadwal ulang dengan maskapai masing-masing. Antrian di konter Airasia mengular, dengan sumpah serapah penumpang yang rata-rata bernada tinggi. Menghindari antrian panjang, kami dalam grup balik ke rumah, dan saya sendiri melaju ke sales counter AirAsia di Jalan Basuki Rahmat, Surabaya. Di sinipun antrian mengular. Petugas AirAsia menawarkan dua solusi : jadwal ulang dalam kurun waktu seminggu ini, atau depositkan uang tiket untuk penerbangan serupa dalam kurun waktu tiga bulan.
Kami memilih minta jadwal ulang, dan diminta menunggu di rumah sementara petugas request proses daftar ulang ke kantor pusat AirAsia di Kuala Lumpur. Saya salut pada kesabaran luar biasa petugas AirAsia ketika menghadapi permintaan bertubi-tubi dari ribuan penumpang yang minta jadwal ulang. Syukurlah, melalui proses yang lumayan panjang, penerbangan kami bertujuh terjadwal pada 19 Februari 2014 tanpa biaya tambahan. Sayangnya, kami bertujuh tak bisa duduk bersama sebagaimana nomor kursi yang kami pesan (beli) pada penerbangan yang dibatalkan itu, dan tak ada pengembalian uang pembelian kursi itu.
KEMAMPUAN BAHASA AWAK KABIN
Saya bisa merasakan kemampuan wicara bahasa Inggris (spoken English) awak kabin AirAsia FD (Thailand) dan AK (Malaysia) jauh lebih baik daripada kemampuan wicara awak kabin QZ. Voice over di AirAsia terdiri atas pre-recorded voice over (rekaman) dan suara langsung awak kabin. Voice over rekaman biasanya untuk mengumumkan ucapan selamat datang, safety instruction (petunjuk keselamatan) dan hal-hal teknis. Voice over langsung ditempuh untuk mengucapkan selamat datang, pengumuman keharusan pakai sabuk pengaman saat cuaca buruk dan sebagainya.
Awak kabin QZ agaknya perlu belajar lebih banyak untuk bicara lebih pelan (baik bahasa Inggris dan bahasa Indonesia) dan pelafalan bahasa Inggris. Kerap kali terdengar kata take-off (teik off) diucapkan sebagai tek-off dan sebagainya. Voice over AK disampaikan dalam bahasa Inggris, Melayu Malaysia dan Tiong Hoa, voice over FD disampaikan dalam bahasa Thailand, Inggris dan Tiong Hoa, sementara voice over QZ disampaikan dalam bahasa Indonesia, Inggris, dan (kadang-kadang) Tiong Hoa.
TURBULENSI
Saya bisa simpulkan bahwa rute terbang Kuala Lumpur/Singapura – Surabaya dan sebaliknya, tan pernah bebas dari turbulensi, dan rasa-rasanya selalu di tempat yang sama, yakni di separuh perjalanan. Melalui voice over, Pilot biasanya mengingatkan tamu (sebutan untuk ‘penumpang’ alaAirAsia) untuk duduk, mengenakan sabuk pengaman dan tidak menggunakan kamar kecil. Pesawat akan terguncang-guncang (naik turun dengan cepat) beberapa saat ketika menembus awan. Guncangan-guncangan ini akan berakhir sekitar lima menit kemudian.
Demikianlah, mudah-mudahan sedikit pengalaman ini membantu Anda mengenal AirAsia, maskapai yang sebelum 28 Desember 2014 tidak pernah punya catatan kecelakaan berarti. Mudah-mudahan pula bisa menjadi referensi profil perusahaan penerbangan murah yang belakangan ini banyak dianut perusahaan penerbangan lain. Tidak perlu takut terbang, tidak perlu berburuk sangka pada penerbangan murah. Yang mungkin kita kuatirkan adalah bahwa kita perlu menabung lebih lama untuk bisa terbang karena harga tiket pesawat tidak lagi murah.
Anda mungkin nanti akan tercengang bila tahu bahwa selama lima puluh tahun (mulai dari tahun 1965), kecelakaan-kecelakaan penerbangan yang merenggut ribuan nyawa di dunia ternyata melibatkan pesawat-pesawat dari maskapai-maskapai ternama yang harga tiketnya tidak murah. Saya tengah menyusun artikel tentang kecelakaan-kecelakaan pesawat di dunia selama 50 tahun (dan jumlah korbannya serta kemungkinan penyebabnya). Insyaallah akan saya kompasianakan segera.
Now everyone can fly and can always fly.
Sumber pendukung : www.wikipedia.org