Di barisan belakang, tak ada lagi nama Fagner, Miranda, dan Marcelo. Posisi mereka diisi pemain bertipe bek sayap dalam diri Dani Alves dan Filipe Luis. Marcelo, yang biasa beroperasi sebagai bek kiri, memang tipe bek sayap, namun tidak disertakan oleh Tite lantaran penampilan inkonsisten bersama Real Madrid musim lalu.
Di area tengah, nama Paulinho menghilang. Tapi Fernadinho dan Coutinho dipertahankan, ditambah Casemiro yang beroperasi di sisi kanan. Â Â
Sementara di barisan depan, Gabriel Jesus tidak ditempatkan sebagai penyerang tengah. Dia digeser ke kiri atau kanan. Jesus bergantian dengan satu di antara Richarlison dan David Neres. Firmino ditempatkan di pos yang sebelumnya ditempati Jesus.
Dalam beberapa ujicoba, Firmino belum mampu memberi penampilan terbaik di posisi tersebut. Peraih trofi Liga Champions 2019 bersama Liverpool itu belum maksimal, karena diduga menggunakan area permainan yang sama dengan Coutinho. Tapi Tite ngotot memosisikan Firmino sebagai penyerang tengah.
Alhasil, sengan skema 4-3-3, mereka berhasil mengatasi Bolivia. Meski kemudian gagal mengalahkan Venezuela, Brasil tampil cukup baik. Mereka bisa menang, seandainya tiga gol tidak dianulir. Tite menggunakan pola 4-2-3-1 di laga ini.
Akhirnya, skuad Tito tampil trengginas saat menggulung Peru lima gol tanpa balas. Di sini Tite kembali menggunakan pola 4-2-3-1. Firmino ditempatkan sebagai penyerang tengah ditopang Coutinho di belakangnya. Gabriel Jesus diturunkan bersama Firmino, namun ditugaskan di sisi kanan, sejajar dengan Coutinho dan Everton.
Tite mengorbankan Neres untuk member penampilan kepada Jesus. Di sisi kiri, posisi Richarlison digantikan oleh Everton. Sementara di depan empat bek sejajar yang tetap dipertahankan, sang pelatih menempatkan Casemiro dan Arthur.
Skema ini akan kembali diuji kemapanannya oleh lawan berikutnya; apakah kembali berhadapan dengan Peru, Paraguay, atau Jepang. Kita lihat, apakah Tite bisa menebus kegagalannya di Piala Dunia 2018 dengan merebut trofi Copa America 2019?
Yang  pasti, berkat penampilan ciamiknya, Everton Soares yang disebut the next Neymar, telah membuat sejumlah klub top Eropa berbinar-binar.  (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H