Mohon tunggu...
Eddy Mesakh
Eddy Mesakh Mohon Tunggu... Wiraswasta - WNI cinta damai

Eddy Mesakh. Warga negara Republik Indonesia. Itu sa! Dapat ditemui di http://www.eddymesakh.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilkada Kepri: Pilih Pak Cik Sani atau Ki Lurah Soerya?

16 Oktober 2015   12:57 Diperbarui: 16 Oktober 2015   13:02 1644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="HM Sani dan HM Soerya Respationo, dua kandidat yang bertarung pada Pilgub Kepri 2015. (sumber: tanjungpinangpos) "][/caption]

PROSESI pemilihan gubernur Kepulauan Riau telah bergulir sejak akhir Juli lalu. Sesuai jadwal dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat, Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak akan digelar pada 9 Desember 2015 mendatang. Hanya dua pasangan calon pada Pilgub Kepri, yakni pasangan nomor urut 1 HM Sani-Nurdin Basirun (SANUR) dan pasangan nomor urut 2 HM Soerya Respationo-Ansar Ahmad (SAH).

Bisa dibilang, semua calon baik calon gubernur maupun wakilnya masing-masing adalah petahana. Sebelum menjadi calon, HM Sani adalah Gubernur Kepri dan Nurdin Basirun Bupati Karimun. Sementara Soerya adalah Wagub Kepri dan Ansar Ahmad Bupati Bintan. Tak sulit melacak rekam jejak dan karya para kandidat. Cukup melihat capaian mereka selama lima tahun terakhir memimpin wilayahnya masing-masing.

Namun, berbeda dari biasanya, hiruk-pikuk Pilkada Kepri tak sekeras di daerah lain, apalagi dibandingkan Pilpres terakhir. Suasana cenderung tenang di permukaan, tanpa jual beli pernyataan keras dari dua pasangan kandidat. Tapi di bawah permukaan tetap ada “perang” demi meraih dukungan terbanyak.  

Saat ini pasangan SAH merasa di atas angin. Kendati belum ada survei terbaru yang dirilis, namun mengacu survei LSI April silam, ketika itu belum ada penetapan pasangan calon, menempatkan nama Soerya di urutan teratas disusul Sani. Namun perbedaan elektabilitas keduanya tak mencolok sangat. Melihat atribut dan baliho kampanye di ruang publik, tampak didominasi oleh pasangan SAH. Sebaliknya, pasangan SANUR tampak kalem dan tenang, menggambarkan sosok HM Sani yang tenang dan tak terlalu suka banyak bicara.

Tingginya rasa percaya diri pasangan SAH juga diduga akibat sisa-sisa euforia kemenangan PDIP dan koalisinya memenangkan Jokowi-JK pada Pilpres 2014 lalu. Bahkan dalam beberapa kesempatan, pasangan SAH yang kebetulan mendapat undian nomor 2, masih menggunakan “salam dua jari”. Kendati begitu, tidak ada jaminan para pendukung/pemilih Jokowi-JK akan memberikan dukungannya kepada Soerya-Ansar. Koalisi parpol pendukungnya pun tak lagi sama sebagaimana Pilpres lalu.  

Pasangan SANUR didukung lima partai politik, yakni Demokrat, Nasdem, Gerindra, PKB, dan PPP serta dukungan Golkar versi Agung Laksono dan Perindo. Sementara pasangan SAH diusung PDIP, Hanura, PKS, dan PAN, serta Golkar versi Aburizal Bakrie. Tak ada perang antara Koalisi Indonesia Hebat dan Koalisi Merah Putih dalam perhelatan Pilkada Kepri.   

Visi dan Misi

Ketika membaca “jualan” kedua kandidat, kita lebih cepat memahami visi-misi pasangan SANUR dibandingkan pasangan SAH. Visi dan misi pasangan SANUR terlihat lebih operasional dan langsung ke pokok persoalan yang selama ini dihadapi masyarakat Kepri.

Menariknya, jika menyimak visi kedua pasangan, justru Sani tampak lebih ‘nyambung’ dengan rencana besar pemerintah pusat dibandingkan Soerya yang justru berasal dari PDIP. Pasangan SANUR lebih fokus ke bidang maritim dengan mengusung visi; “Terwujudnya Kepulauan Riau sebagai Bunda Tanah Melayu yang sejahtera, berakhlak mulia, ramah lingkungan, dan unggul di bidang maritim.

Sedangkan visi yang diusung pasangan SAH; “Kepulauan Riau yang aman, sejahtera, modern, berakhlak, dan berbudaya berlandaskan asas kebersamaan dan gotong-royong.” Sebenarnya pasangan SAH juga tak melupakan sektor kelautan dan kemaritiman, sebagaimana dalam penjelasan pada Misi ke-2 mereka, tapi kurang “bunyi” dibandingkan lawannya yang langsung mencantumkan sektor tersebut pada visi mereka.   

Pasangan SANUR mengusung sepuluh misi untuk dikerjakan dalam lima tahun ke depan. Sementara pasangan SAH mengusung tujuh misi. Secara garis besar, misi kedua paslon nyaris sama, tetapi sebagaimana disebutkan di atas, masyarakat akan lebih mudah dan cepat menangkap maksud yang hendak disampaikan SANUR dibanding SAH.

Pada Misi 1, SANUR langsung menyatakan; “Meneruskan pengembangan perekonomian berbasis industri dan perdagangan di kawasan FTZ (free trade zone) dengan memanfaatkan bahan baku lokal untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi”. Sedangkan Misi I SAH menekankan pada sektor keamanan; “Menciptakan kondisi yang aman dengan mengikutsertakan partisipasi seluruh masyarakat Kepulauan Riau yang heterogen dan berada di wilayah terluar Negara Kesatuan Republik Indonesia.”

Pasangan SANUR akan fokus pada sektor kemaritiman dan konektivitas antar-wilayah, persis semangat yang diusung Presiden Joko Widodo. Sangat masuk akal, mengingat Provinsi Kepri adalah wilayah kepulauan yang 96 persen wilayahnya adalah laut.  Alasan Sani, konektivitas antar wilayah di daerah kepulauan ini sangat penting untuk menjawab kesenjangan pembangunan antar-daerah, termasuk memperlancar arus barang dan manusia dari satu ibukota kabupaten dengan ibukota kabupaten lainnya di wilayah Kepri.

Ketika masih menjabat gubernur, Sani menyatakan pihaknya sudah memperbanyak kapal perintis dan membangun dermaga baru, tetapi itu dirasa belum cukup, sehingga akan diperbanyak lagi bila mendapat kepercayaan untuk memimpin Kepri periode 2015-2020. Sementara untuk sektor kemaritiman, di antaranya akan membangun industri pengolahan hasil perikanan dan kelautan serta memberikan dukungan teknologi informasi kepada para nelayan, bantuan modal, serta membuka pasar lebih luas bagi mereka. Pasangan SANUR juga bertekad mendirikan sekolah tinggi khusus kelautan di Kepri.

Dalam misinya, pada poin pertama, SANUR langsung menyatakan tekad meneruskan pengembangan perekonomian berbasis industri dan perdagangan di kawasan free trade zone (FTZ) Batam, Bintan, Karimun. Ini merupakan isu sangat krusial dan telah bertahun-tahun menjadi perjuangan para pelaku ekonomi di Kepri agar praktik FTZ benar-benar dijalankan secara efektif dan efisien sehingga dapat bersaing dengan kawasan serupa di negara tetangga seperti Malaysia dan Vietnam. Pasangan ini bertekad meneruskan pengembangan ekonomi berbasis maritim dan pertanian untuk mendorong pertumbuhan daerah lain di Kepri yang tidak masuk kawasan FTZ.

Penulis tak menemukan penyebutan kawasan FTZ secara langsung dalam visi-misi pasangan SAH, kecuali penjelasan pada misi ke-3 mereka yang berbunyi; “Meningkatkan kinerja aparatur pemerintahan yang bersih, modern, dan berorientasi kepada pelayanan publik untuk mendukung Kepulauan Riau sebagai pusat pertumbuhan ekonomi nasional sebagai daerah pelabuhan dan perdagangan bebas.”

Sepintas menyimak visi dan misi tersebut, jika Pilkada digelar hari ini, siapa yang Anda (pemilih di Kepri) pilih; Pak Cik Sani atau Ki Lurah Soerya? (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun