Mohon tunggu...
Eddy Mesakh
Eddy Mesakh Mohon Tunggu... Wiraswasta - WNI cinta damai

Eddy Mesakh. Warga negara Republik Indonesia. Itu sa! Dapat ditemui di http://www.eddymesakh.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tenang, Ada Anies Baswedan dan Mahfud MD

14 Juli 2014   05:31 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:24 11355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1405265307281550360

KITA bersyukur pemilihan presiden bersamaan dengan bulan Ramadhan, di mana sebagian besar rakyat Indonesia sedang menjalankan ibadah puasa. Mengingat esensi puasa bukan sekadar menahan haus dan lapar, tetapi juga menahan nafsu-nafsu duniawi lainnya, termasuk nafsu meraih kekuasaan dengan cara-cara curang!

Tadinya saya khawatir soal kecurangan dalam proses pemilihan presiden hingga penghitungan suara.  Maksudnya kecurangan yang dilakukan secara sistematis-terencana. Apalagi setelah mendengar dan membaca informasi bahwa ada sejumlah kejanggalan pada hasil scan formulir C1 PPWP di situs Komisi Pemilihan Umum (KPU). Saya sendiri menemukan beberapa kejanggalan scan C1 di Kota Batam, yakni di Kecamatan Nongsa, masing-masing TPS 19 dan 23 Batu Besar serta TPS 7 dan 13 Kabil. Scan C1 di empat Tempat Pemungutan Suara (TPS) itu tidak diisi alias kosong.

Tapi sangat tidak memungkinkan bagi kita sebagai warga biasa untuk memeriksa semua hasil scan lembaran C1 di situs KPU yang mencapai ratusan ribu (479.183 TPS). Untuk dalam negeri saja mencapai 478.685 ribu lembar C1 (sesuai jumlah TPS). Belum lagi ditambah 498 TPS yang berasal dari 130 perwakilan Indonesia di luar negeri. Kita hanya bisa memeriksa secara acak, atau paling hebat (kalau rajin) memeriksa hasil scan C1 dari TPS di daerah masing-masing.

Kalaupun kita super rajin memeriksa ratusan ribu hasil scan C1 di situs KPU, toh data itu nyaris tak ada gunanya. Karena menurut Komisioner KPU Ferry Kurnia Rizkiyansyah, KPU tidak menggunakan data scan C1 tersebut sebagai data resmi, melainkan hanya sebagai data pendamping. Data resmi yang dipakai KPU adalah yang berasal dari formulir C1 folio berhologram. (Lalu bagaimana caranya publik bisa tahu supaya yakin bahwa C1 berhologram itu isinya sesuai hasil pilihan rakyat di TPS-TPS? Mengapa bukan C1 berhologram saja yang discan?)

Tapi sudahlah. Kita percaya KPU dan seluruh jajarannya menjalankan tugas mulia ini secara  profesional dan yang terutama bekerja secara jujur. Sementara dari kubu kedua capres, Prabowo maupun Jokowi, saya percaya mereka tidak akan memanipulasi hasil pilihan rakyat. Bukankah suara rakyat suara Tuhan? Hanya iblis yang mampu memanipulasi suara Tuhan untuk menyesatkan manusia.

Apabila ada pihak dari kedua kubu calon presiden, Prabowo maupun Jokowi, berniat  melakukan manipulasi, tentu membutuhkan biaya sangat besar dan mengerahkan banyak orang. Adapun cara lain yang lebih praktis dan ‘murah’, yakni menggunakan alat-alat kekuasaan. Namun cara terakhir sangat sulit dipakai, mengingat Presiden SBY yang masih  berkuasa menyatakan dirinya netral.

Mengapa keraguan saya terus berkurang? Jawabnya, karena di kedua kubu terdapat orang-orang baik. Ada banyak orang baik di kedua kubu, namun kali ini saya hanya memilih dua nama yang berpengaruh di masih-masing kubu, yakni Prof Mahmud MD dari kubu Prabowo-Hatta dan Bapak Anies Rasyid Baswedan Ph.D dari kubu Jokowi-JK.

Bapak Mahfud MD, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi,  dipercaya sebagai Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta. Dia seorang tokoh bersih dan karenanya dikagumi banyak orang. Siapa yang meragukan kapasitas dan kredibilitas Pak Mahfud? Sementara Anies Baswedan, kendati bukan ketua tim pemenangan atau ‘hanya’ sebagai juru bicara,  namun pengaruhnya cukup besar di kubu Jokowi. Anies, Rektor Universitas Paramadina, adalah seorang tokoh intelektual muda dengan rekam jejak cukup mengkilap.

Apakah dua sosok orang baik itu rela bertahan di dalam kelompok masing-masing apabila mereka tahu persis ada kecurangan yang dilakukan secara sengaja? Saya percaya keduanya tak mungkin menghancurkan kredibilitas masing-masing hanya demi memburu kekuasaan yang hanya sebentar. Apalagi sebagai muslim yang sedang berpuasa, tak mungkin mereka mengabaikan iman kepada Allah demi kepentingan politik.

Jadi, bagi para pendukung kedua capres, bersyukurlah karena Pilpres 2014 bertepatan dengan bulan Ramadhan. Bersabarlah hingga 22 Juli, dimana kita akan disodorkan hasil Pilpres yang bersih dari segala bentuk kecurangan. (*)

NB: Maaf, tulisan aslinya saya kembalikan lagi. Tulisan "penyusup" soal Suarez saya taruh di bagian bawah sebagai barang bukti. Tulisan saya sempat digantikan oleh tulisan di bawah ini. Ini percobaan kedua, setelah percobaan pertama gagal. Sudah diganti tetapi tulisan di bawah ini kembali nongol.

Klausul Kontrak Suarez di Barcelona

Minggu ini mungkin menjadi minggu yang cukup menyedihkan bagi fans Liverpool di seluruh penjuru dunia. Karena predator andalannya selama dua musim memutuskan hijrah dari Anfield stadium. Ya, Luis Suarez kini sudah dipastikan pindah ke Barcelona dengan nilai kontrak 70 juta pounds (kalau tidak salah). Banyak yang menyayangkan mengapa Suarez pindah, karena dia saat ini masih terkena hukuman larangan bertanding dari FIFA akibat insiden gigitan ke Chellini di piala dunia.

Dibalik dari bengalnya Suarez, harga mahal memang layak disandingkan olehnya. Skill yang sangat mumpuni dan determinasi tak kenal mati lah yang membuat harga Suarez melambung tinggi. Terlebih musim 2013/2014 ia menjadi top skorer liga inggris.

Ada satu hal yang membuat saya tertarik dari harga transfer Suarez ke Barca. Kira-kira, apa saja klausul kontrak yang tertera dalam transfer tersebut? Standarnya sih pasti akan ada bonus-bonus menanti di setiap gol dan performance nya, namun rasanya aneh jika seorang Suarez hanya memiliki klausul kontrak itu.

Mencoba sedikit menebak, mungkin salah satu klausul kontrak yang tertera adalah "Dilarang menggigit pemain lain". Ah, itu sih hanya banyolan saya semata, jangan terlalu dianggap serius. Namun cukup logis jika klausul dilarang menggigit pemain tertera di dalam kontraknya Suarez. Barca jelas tidak mau pemain yang dibeli mahal hanya bisa menyebabkan kerugian dengan tingkah-tingkah arogan sang pemain.

Selamat tinggal, Suarez. Aksi memukau, heroik dan absurd Anda di liga inggris cukup menghibur saya yang notabene penikmat setia liga inggris. Ditunggu aksi menggigit lainnya saat Barca vs Real Madrid. Kalau bisa gigit Pepe, ya! Hehe.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun