Mohon tunggu...
Eddy Mesakh
Eddy Mesakh Mohon Tunggu... Wiraswasta - WNI cinta damai

Eddy Mesakh. Warga negara Republik Indonesia. Itu sa! Dapat ditemui di http://www.eddymesakh.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kahiyang Dampingi Presiden sebagai Apa?

9 November 2014   09:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:16 9481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_334089" align="alignnone" width="600" caption="Jokowi dan Kahiyang (sumber: JPNN)"][/caption]

KAHIYANG Ayu mendampingi Presiden Republik Indonesia Joko “Jokowi” Widodo ke Tiongkok, Myanmar, dan Australia. Ini merupakan lawatan perdana Jokowi ke luar negeri setelah dilantik pada 20 Oktober 2014. Keikutsertaan Kahiyang dalam kapasitas sebagai apa? Apakah dia membawa misi tertentu untuk kepentingan negara, atau sekadar menemani Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana yang tak lain ayah dan ibu kandungnya?

Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto menyatakan tidak ada larangan bagi presiden membawa keluarga ketika menjalankan tugas kenegaraan. Presiden (malah) diperbolehkan membawa serta keluarganya. "Secara protokoler presiden bisa mengajak anggota keluarga kalau ada acara-acara lepas. Presiden bisa membawa ibu negara dan keluarga bisa diperkenankan diajak," kata Andi kepada detik.com usai makan malam di Hotel Kempinski, Beijing, Sabtu (8/11/2014). (Sumber)

Secara aturan tidak ada yang dilanggar oleh Jokowi. Namun, pejabat negara membawa serta keluarga dalam tugas kenegaraan, apalagi bila ke luar negeri, selalu mendapat sorotan publik. Dikhawatirkan keluarga yang ikut juga menggunakan anggaran dan fasilitas negara, padahal keikutsertaannya tidak memberikan manfaat bagi kepentingan bangsa.

Misalnya, bagaimana dengan biaya yang mungkin ditimbulkan dari keikutsertaan Kahiyang? Apakah menjadi tanggungan negara atau menggunakan biaya pribadi Jokowi? Menurut Andi, Kahiyang tidak mendapat fasilitas khusus. Malah dia tidur sekamar dengan ayah dan ibunya.

Ketika masih berkuasa, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga pernah mengajak anak-anaknya ikut dalam rombongan ke luar negeri.  Tahun 2010, putra bungsu SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas ikut rombongan presiden ke Cina. Kala itu SBY dikritik lantaran tujuan ke negeri Tirai Bambu itu untuk urusan negara bukan urusan pribadi atau keluarga.  (Sumber). Tahun 2012, saat kunjungan kenegaraan ke London, Inggris, SBY mengajak serta kedua putranya, Agus Harimurti Yudhoyono dan Ibas. (Sumber)

Saat kunjungan kenegaraan di dalam negeri pun, Presiden SBY beberapa kali terlihat membawa keluarganya. Misalnya ketika kunjungan kenegaraan ke Yogyakarta, SBY bahkan mengajak putra bungsunya, Ibas, dan calon menantunya kala itu, Siti Rubi Aliya Rajasa. Aliya yang kini telah menjadi istri Ibas adalah adalah putri Ketua Umum PAN Hatta Rajasa. (Sumber)

Sejak lama hal-hal seperti ini menimbulkan pergunjingan bahkan kritikan pedas dari publik.Presiden Soeharto paling sering membawa keluarganya ketika melakukan lawatan ke luar negeri.  Hanya saja tidak ada yang berani mengritik, tapi ada bisik-bisik  bernada sinis. Manakala hal seperti ini dilakukan oleh para anggota DPR, mereka akan habis-habisan disemprot rakyat karena dinilai menghambur-hamburkan uang negarauntuk kepentingan pribadi.

Kembali soal Kahiyang. Sekali lagi, meskipun keikutsertaannya tidak melanggar aturan apapun, namun sebaiknya Jokowi menghindari sedapat mungkin. Sebagai pemilih Jokowi saat Pilpres lalu, hati saya ikut tak enak atas fakta ini. Mungkin lebih baik begini... menyendiri di sudut kota ini... eh (kok malah nyanyi:D), sebaiknya dibuat aturan yang tegas soal keikutsertaan keluarga pejabat negara ketika melakukan tugas keluar negeri maupun di dalam negeri. Jika membolehkan, cantumkan saja dalam aturan tersebut, bahwa presiden, DPR, Gubernur, DPRD, Pejabat ini dan itu, boleh membawa serta keluarganya bla..bla...bla...

Maaf, Pak Jokowi, ini hanya masukan kecil dari seorang pendukungmu. Sebab, bukankah kawan yang baik adalah yang berani mengkritik untuk mengingatkan? Hemat saya, alangkah lebih baik tidak membuka ruang tembak bagi lawan politik. (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun