Mohon tunggu...
Eddy Mesakh
Eddy Mesakh Mohon Tunggu... Wiraswasta - WNI cinta damai

Eddy Mesakh. Warga negara Republik Indonesia. Itu sa! Dapat ditemui di http://www.eddymesakh.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Si Kumuh Semakin Sexy, Si Cantik Malah Kesepian...

24 Desember 2014   18:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:33 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_343062" align="aligncenter" width="504" caption="RAMAI - Suasana Pasar Tos 3000, Jodoh, Batam, Selasa (23/12/2014) pagi. (eddymesakh)"][/caption]

MESKItampak kumuh, becek, dan menebar aroma semerbak mewangi, Pasar Tos 3000 tetap sexy di mata para pedagang dan setiap hari selalu disesaki ribuan pembeli. Pasar rakyat sekaligus ‘pasar induk’ yang terletak di kawasan Jodoh, Kota Batam, ini tak pernah terlihat sepi, kecuali sudah bubar.

Pasar induk kok bubar? Pasar ini memang tak beroperasi penuh alias ada batas waktunya, yakni antara pukul 12.00 tengah malam hingga pukul 10.00 pagi. Para pedagang terpaksa harus bubar atau membongkar lapak-lapak mereka mulai pukul 10.00, karena pada saat itu geliat bisnis yang lain akan dimulai di lokasi yang sama. Pasalnya ada empat pusat perbelanjaan besar di lokasi tersebut, yakni Samarinda, Avava Plaza, Ramayana, dan Top 100 Jodoh. Apalagi sebagian besar area yang ditempati para pedagang  berada di badan jalan sebagai akses ke pusat-pusat perbelanjaan modern tersebut. Itulah mengapa sebagian besar warga Batam lebih suka menyebutnya “Pasar Pagi”.

[caption id="attachment_343066" align="aligncenter" width="630" caption="BELANJA - Ibu-ibu sedang belanja sayuran di Pasar Tos 3000, Jodoh, Batam, Selasa (23/12/2014) (eddymesakh)"]

1419393861388407574
1419393861388407574
[/caption]

Sebagian warga Batam menyebut pasar induk, namun sesungguhnya Tos 3000 bukanlah pasar induk. Justru Pemerintah Kota (Pemko) Batam sudah berkali-kali berupaya merelokasi para pedagang - namun selalu gagal  - karena telah meluber hingga jalan umum. Tidak jelas mengapa pasar ini disebut Tos 3000, padahal nama sebenarnya adalah “Pasar Nagoya Baru” dan sejatinya tak terlalu luas karena hanya menempati lantai dasar gedung Mal Samarinda. Namun, seiring waktu, aktivitas perdagangan terus meningkat hingga akhirnya meliputi hampir seluruh area di kawasan tersebut. Ini berimbas positif terhadap ruko-ruko yang berada di sekitar lokasi pasar. Para pemilik ruko-ruko tersebut pun menyesuaikan bisnis mereka dengan menjual sembako maupun kebutuhan lainnya sebagaimana biasa kita jumpai di pasar-pasar rakyat.

[caption id="attachment_343068" align="aligncenter" width="630" caption="NAGOYA BARU - Pasar Nagoya Baru. Inilah nama resmi Pasar Tos 3000 yang hanya menempati lantai dasar Samarinda Mall di kawasan Jodoh, Batam. Kini aktivitas perdagangan tak hanya di dalam gedung itu, tetapi sudah meluber sampai ke badan jalan. Foto diambil Selasa (23/12/2014) (eddymesakh)"]

141939407826299747
141939407826299747
[/caption]

Sudah berkali-kali Pemerintah Kota (Pemko) Batam mengerahkan aparat Satpol PP untuk menertibkan para pedagang yang berjualan di badan jalan, namun upaya tersebut sejauh ini belum menampakkan hasil. Dalam beberapa operasi oleh petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), terlihat mereka hanya membatasi waktu bagi para pedagang agar membongkar lapak-lapak mereka sebelum pukul 09.00 pagi. Operasi seperti itu tidak rutin, terkadang dilakukan ketika ada tim penilai/juri Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup sedang menjalankan tugas penilaiannya.... ehm!

Pasar Induk terbengkalai

[caption id="attachment_343072" align="aligncenter" width="630" caption="MEGAH - Bangunan Pasar Induk Jodoh, Batam, yang masih tampak megah jika dilihat dari luar. Bangunan pasar yang menelan biaya pembangunan sebesar Rp 90 miliar pada 2004, ini hanya berjarak beberapa meter dari Pasar Tos 3000. Foto diambil Selasa (23/12/2014) (eddymesakh)"]

14193943861503689348
14193943861503689348
[/caption]

Jika Pasar Tos 3000 selalu ramai, kondisi sebaliknya terjadi pada Pasar Induk resmi yang tak sampai sepelemparan batu jaraknya. Para pedagang buah-buahan berjualan di tepi jalan raya persis di depan bangunan pasar yang lengang itu. Padahal bangunan pasar itu sebenarnya lebih layak jika mampu dihidupkan.

Ketika berkeliling pasar tersebut, Selasa 23 Desember 2014, tampak hampir 90 persen bangunan itu telah rusak parah. Pipa-pipa airnya bocor, lampu-lampu penerang telah raib, dan beberapa bagian atap tak hanya bocor tetapi telah ambruk. Kayu-kayu penyanggah atap lapuk digerogoti rayap dan membusuk dihantam cuaca. Dinding-dinding lusuh, berjamur, serta dipenuhi “koridor tanah” yang dibangun rayap.

[caption id="attachment_343075" align="aligncenter" width="630" caption="HANCUR - Beginilah kondisi bangunan Pasar Induk Jodoh, Selasa (23/12/2014). Perhatikan atap itu, hampir seluruhnya sudah hancur. (eddymesakh)"]

1419394838353603921
1419394838353603921
[/caption]

Pada beberapa bagian dinding, temboknya malah telah ditumbuhi pohon jarak pagar (Jatropha curcas L)dan pohon kersen (Muntingia calabura L.)! Tiang-tiang beton ditumbuhi jamur, pakis/paku (Pteridophyta), serta ada pula tiang yang retak dan pecah. Sebagian besar lantai pun retak dan pecah-pecah. Kaki saya terperosok ke dalam lumpur sedalam lutut ketika menyusuri sebuah koridor di pasar tersebut.

[caption id="attachment_343076" align="aligncenter" width="630" caption="LENGANG - Lapak-lapak kosong melompong di Pasar Induk Jodoh, Batam, Selasa (23/12/2014) pagi, sekitar pukul 08.00 WIB. (eddymesakh) "]

1419395011563764992
1419395011563764992
[/caption]

Ada sedikit aktivitas di dalam bangunan Pasar Induk. Terlihat sejumlah ibu-ibu tengah membersihkan sayuran yang akan dijual di Pasar Tos 3000. Tampaknya pasar tersebut ada penghuninya, karena beberapa lapak menunjukkan tanda-tanda kehidupan, seperti ada jemuran, piring kotor di tempat cucian, dan sejumlah balita bermain di lorong-lorong.

Upaya relokasi pedagang ke dalam gedung pasar tersebut tak berjalan mulus. Entah apa persoalan di balik gagalnya relokasi tersebut, tampaknya Pemko Batam belum menemukan metode yang baik dan tepat. Mungkin Walikota Batam Drs Ahmad Dahlan perlu belajar dari mantan Walikota Surakarta (Solo) Ir Joko Widodo, ketika merelokasi para pedagang kaki lima di kawasan Banjarsari tanpa gejolak, maupun revitalisasi sejumlah pasar di daerah tersebut. Demikian pula ketika sosok yang sama menjabat Gubernur DKI Jakarta, dinilai cukup berhasil memindahkan para PKL yang memenuhi jalan raya ke dalam Blok G Pasar Tanah Abang, Jakarta.

[caption id="attachment_343077" align="aligncenter" width="560" caption="BERPENGHUNI - Bocor dan senyap. Lorong di bagian dalam Pasar Induk Jodoh, Batam, Selasa (23/12/2014). Jika diperhatikan, tampaknya kios-kios di dalam pasar ini dijadikan tempat tinggal. (eddymesakh)"]

1419395348919923388
1419395348919923388
[/caption]

Sebenarnya berbagai upaya telah dilakukan Pemko Batam agar para PKL dan pedagang pasar di Tos 3000 bisa pindah ke Pasar Induk. Misalnya dengan menggandeng Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) hingga menyerahkan pengelolaannya kepada pihak swasta melalui  kerja sama operasi (KSO) dengan PT Golden Tirta Asia (GTA) di tahun 2006. Setelah delapan tahun berlalu, upaya kerja sama itu sama sekali tak menampakkan hasil. Selain itu, telah terbentuk pula Koperasi Pasar Sejahtera Bersama (Kopas SBM) dan Asosiasi Pedagang Pasar Induk Jodoh–Batam (APPIJB) yang sekretariatnya berada di gedung Pasar Induk Jodoh yang terbengkalai itu.

Sungguh disayangkan, pasar induk yang menelan biaya pembangunan sebesar Rp 90 miliar pada 2004 itu nyaris sia-sia. Kalaupun masih berniat menghidupkan Pasar Induk Jodoh, Pemko Batam tampaknya harus kembali mengeluarkan biaya puluhan miliar untuk memperbaikinya.

Tos 3000 Paling murah

Terlepas dari persoalan relokasi itu, Pasar Tos 3000 yang bertumbuh sendiri justru semakin hari semakin ramai oleh penjual dan pembeli. Masyarakat dari berbagai penjuru Kota Batam rela menempuh perjalanan lebih jauh menuju pasar tersebut, walaupun di dekat rumahnya juga terdapat pasar yang lebih bersih dan tertata baik oleh perusahaan pengembang. Alasan utama masyarakat maupun pengusaha kuliner di Kota Batam memilih belanja kebutuhan dapur di pasar ini karena harganya paling murah di seantero kota industri ini. Selisih harga sayuran di pasar tersebut dibandingkan pasar-pasar lainnya bisa mencapai 30-40 persen dan juga lebih lengkap. Atas alasan itu pula saya pun lebih memilih berbelanja kebutuhan di Pasar Tos 3000.

[caption id="attachment_343079" align="aligncenter" width="630" caption="PARKIRAN PENUH - Parkiran penuh. Deretan sepeda motor di salah satu tempat parkir sekitar Pasar Tos 3000, Jodoh, Batam, Selasa (23/12/2014) pagi. (eddymesakh)"]

14193956371564562484
14193956371564562484
[/caption]

Ada sebuah pasar yang lebih tertata, bersih, dan hanya berjarak sekitar 400 meter dari rumah kami, tetapi saya lebih memilih Pasar Tos 3000 yang berjarak sekitar 20 kilometer. Lantaran jarak yang cukup jauh, kami hanya sekali seminggu belanja kebutuhan dapur dan setiap kali belanja menghabiskan antara Rp 250 ribu sampai Rp 300 ribu. Tapi itu untuk kebutuhan satu minggu.  Sementara jika berbelanja di pasar dekat rumah, sekali belanja bisa habis Rp 100 ribu – Rp 150 ribu, tetapi hanya untuk kebutuhan sehari. Bayangkan bila setiap hari kami belanja di pasar sebelah rumah itu, pengeluaran dapur saja bisa mencapai Rp 700 ribu – Rp 1.050 ribu per minggu! Artinya, dengan berbelanja di Pasar Tos 3000, kami sudah  menghemat pengeluaran sekitar 70 persen.

[caption id="attachment_343080" align="aligncenter" width="560" caption="PAPAN NAMA - Papan nama sebuah asosiasi pedagang di dalam gedung Pasar Induk Jodou, Batam. Foto diambil Selasa (23/12/2014) pagi. (eddymesakh)"]

1419395976612404446
1419395976612404446
[/caption]

Mengapa harga barang di Pasar Pagi Jodoh lebih murah dibanding pasar-pasar lainnya? Dari pengamatan penulis, rupanya banyak pedagang dari pasar-pasar lainnya di Batam juga membeli sayuran dari Pasar Tos 3000 untuk dijual kembali.  Selain itu, kebanyakan sayuran dan buah-buahan dari petani di Batam, pulau-pulau lain di Kepri, dari daerah Indonesia lainnya, maupun impor dari luar negeri, lebih banyak masuk ke pasar ini. Rantai tataniaga yang lebih pendek dan (mungkin) biaya sewa lapak/lokasi berjualan yang lebih rendah merupakan faktor utama harga produk di pasar ini jauh lebih murah dibanding pasar-pasar lainnya di Kota Batam.

Kian hari, si kumuh Pasar Tos 3000 semakin sexy dan terus dibelai ribuan orang, sementara si cantik Pasar Induk malah kesepian dan terbengkalai.  Alangkah bagusnya bila suatu ketika Pemko Batam mampu memindahkan para pedagang Pasar Tos 3000 yang memenuhi jalan raya ke dalam Pasar Induk Jodoh sehingga tidak menimbulkan kemacetan serta waktu beroperasi lebih panjang dibanding saat ini tanpa khawatir diobok-obok petugas Satpol PP. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun