Mohon tunggu...
Eddy Mesakh
Eddy Mesakh Mohon Tunggu... Wiraswasta - WNI cinta damai

Eddy Mesakh. Warga negara Republik Indonesia. Itu sa! Dapat ditemui di http://www.eddymesakh.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Zona Wisata: Strategi Siapkan Daerah Hadapi Negara Lain

29 Desember 2014   16:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:15 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konektivitas dalam sektor pariwisata sebenarnya sudah berjalan, namun itu terbangun begitu saja karena tuntutan bisnis, seperti yang terjadi antara Bali-Lombok-Labuan Bajo (Pulau Komodo-NTT). Turis-turis yang datang ke Bali atau Lombok bisa diakomodasi ketika mereka hendak melihat Komodo di Labuan Bajo. Akan lebih hebat manakala Bali, NTB, dan NTT bisa secara sadar bersinergi untuk mempromosikan komodo, demikian pula destinasi lainnya, di ketiga wilayah tersebut. Hal serupa berlaku untuk dua zona lainnya sehingga sektor pariwisata kita semakin bertenaga mendorong pertumbuhan sektor ini secara nasional. Manakala tiga zona wisata tersebut berjalan efektif, jangankan Malaysia dan Singapura, Thailand pun bisa kita saingi.

Masyarakat sadar wisata

Saatnya pemerintah daerah (kecuali Bali, Yogyakarta, dan Lombok – NTB yang sudah lebih maju) tak hanya bergantung pada kerja keras pemerintah pusat, tetapi secara serius ikut aktif mempromosikan pariwisatanya ke seluruh dunia. Caranya tidak mesti mengirim petugas promosi ke berbagai negara, melainkan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi seperti internet.

[caption id="attachment_343894" align="aligncenter" width="604" caption="Menikmati kuliner bersama teman-teman di sebuah warung di tepi Pantai Malalayang, Manado, Sulawesi Utara. (eddymesakh)"]

1419820609106126532
1419820609106126532
[/caption]

Langkah-langkah yang dapat dilakukan, misalnya tiap zona secara bersama menawarkan daerahnya  sebagai tujuan MICE (meeting, incentive, convention, and exhibition) berskala internasional. Tentu infrastruktur pendukung seperti hotel yang layak, keamanan yang terjamin, transportasi, travel agent, hingga kesiapan masyarakat harus diupayakan terlebih dahulu. Di samping itu, pemerintah daerah harus mampu menggerakkan masyarakat, terutama pengguna aktif teknologi informasi, di daerah masing-masing agar aktif mempromosikan daerahnya. Travel agent di daerah pun perlu diwajibkan untuk aktif mempromosikan daerah di mana perusahaan itu berada, bukan sekadar usaha penjualan tiket semata.

Pemerintah daerah c/q Dinas Pariwisata Provinsi perlu lebih sering menggelar lomba-lomba penulisan feature/artikel bagi masyarakat dan jurnalis tentang destinasi-destinasi wisata di daerah masing-masing – seperti yang sedang dilakukan oleh Kementerian Parekraf di blog keroyokan Kompasiana ini. Perlu juga menggelar lomba foto dan video tentang destinasi-destinasi wisata di daerah. Semakin banyak artikel, foto, dan video bersifat promotif dan informatif berseliweran di dunia maya (termasuk di facebook, twitter, instagram, path, dll), akan semakin memudahkan calon turis di berbagai belahan dunia mengenal Indonesia dan destinasi-destinasi yang ada di negeri tercinta ini.

[caption id="attachment_343891" align="aligncenter" width="538" caption="Seekor monyet meneguk minuman dari pengunjung di kawasan wisata eks Camp Pengungsi Vietnam, Pulau Galang, Batam. (eddymesakh)"]

1419820081422707196
1419820081422707196
[/caption]

Sedangkan travel-travel agent diwajibkan memiliki website sendiri yang di dalamnya berisi destinasi-destinasi wisata lengkap dengan daya tarik dan keunggulan-keunggulannya, lokasi-lokasi restoran, hotel, informasi taxi, sentra-sentra kerajinan/souvenir, dan sebagainya. Atau menggelar lomba-lomba terkait pariwisata tetapi dirangkum dalam sebuah website seperti  http://www.indonesia.travel/wonderfulindonesia.

Upaya itu tentu juga sangat mempermudah turis domestik yang hendak melakukan perjalanan wisata ke kota lain. Sebagai contoh, istri saya seorang vegetarian, ketika kami hendak melakukan perjalanan ke sebuah kota, informasi pertama yang dicari adalah apakah ada resto vegetarian di kota tersebut. Pencarian informasi itu tentu saja melalui internet.

[caption id="attachment_343895" align="aligncenter" width="604" caption="Pantai Kora-Kora di sisi timur Minahasa, Sulawesi Utara. Di pantai ini masih terdapat benteng peninggalan Belanda. Pernah digunakan masyarakat Tondano sebagai jalur memasukan senjata ketika perang Tondano melawan penjajah Belanda. (eddymesakh)"]

14198207601228655220
14198207601228655220
[/caption]

Satu lagi langkah amat penting dan paling berat yang harus dipikul pemerintah daerah adalah membangun kesadaran masyarakat. Ini yang paling berat, mengingat sudah puluhan tahun kita mengampanyekan Sapta Pesona, namun tingkat keberhasilannya belum maksimal.  Tujuh hal mendasar yang disebutkan dalam Sapta Pesona adalah aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah-tamah, dan kenangan. Tugas berat ini tak hanya dipikul oleh institusi yang mengurusi sektor pariwisata, tetapi menjadi kewajiban segenap pengurus negara dan seluruh rakyat Indonesia. Bagaimana kita berharap turis berbondong-bondong datang ke daerah kita kalau kita masih seenaknya membuang sampah, suka bikin keonaran, tidak tertib di tempat umum, pedagang kaki lima seenaknya berjualan di sembarang tempat, masyarakat kita tidak ramah, tata kota semrawut, dan sebagainya. Untuk itu, Anda dan saya yang sudah menyadari hal tersebut, harus menjadi agen perubahan dan secara aktif ikut membangun citra baik bagi bangsa yang kita cintai bersama ini. (*/eddymesakh)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun