Mohon tunggu...
eddy lana
eddy lana Mohon Tunggu... Freelancer - Eddylana

Belajar menjadi tukang pada bidang yg dinamis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jejak-jejak Tempo Kemarin

5 Februari 2023   21:56 Diperbarui: 5 Februari 2023   22:20 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jejak-jejak itu seakan menertawai ku

Mereka terkekeh ditengah lumpur tanah merah

Sambil menunjuk kan jari tepat kewajahku

Merekapun saling berbisik sesama jejak

Kulit munafik lelaki itu tak pernah lenyap

Selalu menyalahkan bulan yang tak purnama selamanya

Atau hari-hari kelabu yang selalu memeluknya

Hati ku cuma mampu tersenyum menjawab bisik-kan itu

Tak ada yang salah dari mereka

Sebab

Selama umur ku terukur lewat jejak yang terlangkah

Tak sekalipun jejak itu meninggalkan jalan berlumpur di sepanjang hidupku

Selalu mereka berbekas diatas jalan berlumpur

Dan sesekali membekas pada tanah liat yang belum mengering

Nasib bukanlah takdir

Takdir pun bukanlah nasib

Dan aku akan terus berjalan diantara bisik-bisik jejak yang selalu nyinyir 

Sampai di suatu saat

Otot ku memgerut lemah

Pun tulang yang kian melunglai

Tetapi aku tak akan sedih

Sebab

Sedih tak ubahnya pengakuan 

Pada sebuah kekalahan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun