Mohon tunggu...
eddy flo fernando
eddy flo fernando Mohon Tunggu... -

belajar nulis sejak sekolah dasar dan bercita-cita jadi penulis, malah nyasar di dunia broadcast. untuk menghibur diri dan memenuhi ambisi masa kecil coba-coba nulis lagi di blog.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lost in Space

18 November 2009   04:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:17 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(sebuah cerpen)
hari selasa,17 nov 2009

pukul 07.00 AM
Waktu berlalu begitu cepat, aku harus bangun mengawali lagi hari baru. Tiga puluh kali misscalled dari Novita membangunkan tidurku. Aku kecut, setelah misscalled itu terbaca sebuah pesan membuat pagiku berubah gelap dan aku merasa sedang melintasi malam yang begitu pekat. "Kita putus, aku cape' ladeni sikapmu yang slengean."

pukul 08.15 AM
Seusai mandi, perasaanku jadi tak menentu. Apakah aku harus menanggapi pesan Novita dan memberikan penjelasan? Ah, rasanya tidak mungkin meladeni kedongkolan dan amarahnya yang membara. Sejenak aku terdiam menatapi pigura kenangan kemesraanku bersama Novita.

pukul 10.45 AM
Aku membereskan kamarku yang berantakan sesekali berharap ada pesan pendek lagi dari Novita. Lama aku memandangi telepon genggamku tapi tak ada getaran atau tanda-tanda bakal ada telepon yang masuk. Di benakku berkecamuk seribu satu pertanyaan, mengapa Novita begitu marah padaku. Hmm..semakin aku memikirkannya, semakin aku merasa tersiksa.

pukul 11. 17 AM
Teleponku bergetar, cepat-cepat aku meraihnya dan segera membuka pesan pendek yang kuterima, ah sialan ternyata dari salah seorang temanku yang mengajak aku makan malam di sebuah resto Korea. Maaf, hari ini nafsu makanku kembali ke titik nol, balasku sekenanya saja. Belum sempat pesan itu terkirim, sebuah panggilan dari nomor yang tak kukenal masuk ke telepon genggamku. Semoga ini dari Novita, aku sangat berharap. Untuk pertama kalinya dalam hidupku aku menerima telepon dari nomor yang tak kukenal. Lagi-lagi bukan dari Novita, aku geram dan hampir saja kubanting telepon ke lantai.

pukul 13.13 PM
Aku berusaha menelpon Novita, tapi telepon genggamnya tidak diaktifkan. Aku menelepon Novita bukan Veronica, sumpahku sambil meloncat dari tempat tidur. Tetanggaku tertawa mendengar umpatanku yang dialamatkan pada suara operator khas sebuah jaringan telepon itu. Aku tak peduli, siapa saja silakan menertawakan aku. Dan aku tidak malu, sebab aku tak akan diam sebelum kutahu, apa sebenarnya yang telah terjadi antara aku dan Novita.

pukul 15.55 PM
Berbagai saluran televisi mulai dari dalam sampai luar negeri, sudah aku pantau tapi tak ada satupun acara yang bisa mengikis Novita dari pikiranku. Aku mulai didera rasa takut karna perasaan cinta yang dulu pernah membuat aku tertawa, senang dan bahagia, kini berganti peringai. Fragmen demi fragmen kemesraan bersama Novita diputar kembali dalam ingatanku dan itu sungguh menggelisahkan. Aku merasa terasing dengan kenangan itu. Apakah Novita juga merasakan apa yang sedang terjadi pada diriku?

pukul 18. 02 PM
Senja merangkak di atas taman bunga di depan kamarku. Kupu-kupu dan capung beterbangan kian kemari. Sesekali kupu-kupu itu hinggap di kelopak bunga sebelum menanti ajalnya. Tiba-tiba, aku seperti mengalami suatu penampakan yang indah. Nuraniku tersentak, kenapa kupu-kupu yang usianya hanya sehari, bisa menikmati senja dan bahkan masih sempat mengisap sari bunga sebagai perjamuan terakhir, sedang aku terpaksa kalah hanya karna akhir suatu hubungan asmara?

pukul 20.07 PM
Kamarku hingar-bingar dengan suara musik dari televisi dan personal computer. Lagu-lagu dari nickelback dan Red Hot Chilli Peppers berdentam keras. Berulangkali suara ketukan terdengar keras dari pintu kamarku. Aku berlaku seolah-olah tidak mendengarkannya dan membiarkan irama musik menyembuhkan perasaanku yang terluka. Aku tak ingin musik melayani perasaanku sebab bagiku, musik sejati selalu membebaskan manusia dari segala macam tekanan perasaan dan realitas kehidupan.

pukul 22.17 PM
Dua jam diobok-obok musik, aku mengalami keletihan yang luar biasa dashyatnya. Kuputuskan memanjakan diri dengan air hangat di kamar mandiku. Dua speaker dipindahkan ke dalam kamar mandi. Tapi bencana terjadi, sebuah lagu dari nickelback yang berjudul FAR AWAY seperti menghujam ulu hatiku. Aku menendang speaker yang ada didepanku dengan keras sehingga cabel speaker terlepas dari PC. Sekarang aku bebas dari penyiksaan konyol ini. Aku memarahi diriku sendiri. Kubenamkan lagi badanku dalam bathcover.

pukul 23.40
Aku kembali ke tempat tidur dan kembali memencet nomor Novita, tapi masih saja dijawab Veronica. Arrrrrrrrrrgh. Veronica lagi, Veronika lagi!!! Dengan sekali gerakan, telepon genggamku sudah terhempas di lantai. Tak ada suara-suara lagi. TV dimatikan, dan musik dari PC terhenti karena cabel speaker tercabut, tinggallah aku yang bengong mengamati keterpurukanku. Kupungut kembali kepingan telepon genggam, kupasang lagi seperti sedia kala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun