Mohon tunggu...
Eddy Boekoesoe
Eddy Boekoesoe Mohon Tunggu... -

Peneliti industri moderen

Selanjutnya

Tutup

Money

Menurunkan Koefisien Gini Indonesia

25 Mei 2016   21:24 Diperbarui: 25 Mei 2016   22:35 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Koefisien gini Indonesia meningkat pesat belaklangan ini, yang pada tahun 2000 ada pada besaran 0.30 m,enjadi 0.41 pada tahun 2016 ini. Pemerintah merencanakan menjadi 0.39 pada tahun 2019.

Namun cara menurunkan ini kurang tepat sebab hanya berupa memerangi gejala dan bukan memberikan solusi terhadap masaalah inti.

Masaalah intinya adalah rendahnya produktivitas memproduksi nilai tambah RAKYAT kita. Rendahnya produktivitas rakyat ini karena cara berindustri rakyat kita sudah ketinggalan zaman alias primitif. Ini disebabkan oleh gerakan Revolusi Industri yang membagi masyarakat industri dunia menjadi dua bagian besar. Pertama adalah bangsa bangsa yang melaksanakan Revolusi Industri yang menjadi kaya raya saat ini dan bangsa bangsa yang tidak turut dalam revolusi industri  dan menjadi miskin. Indonesia termasuk pada bangsa yuang tidak melaksanakan revoluisi industri, sehingga industrinya tetap primitif. Industri kita yang primitif ini yang menyebabkan seluruh bangsa ini tidak mengenal industri moderen, sehingga dapat dikatakan sampai kepada para pembuat kebijakan ekonomi kita itu BUTA INDUSTRI. Ini terbukti dari belasan kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah tidak ada satupun yang menyebut modernisasi industri rakyat, padahal 99,99% badan usaha Indonesia yang kita kenal dengan nama UMKM itu seluruhnya primitif, sehingga produktivitasnya sangat rendah.

Untuk menurunkan koefisien gini bangsa ini hanya ada satu satunya jalan yaitu MEMODERENKAN INDUSTRI RAKYAT.

Industri moderen memiliki karakter tertentu yaitu sebagai sebuah sistem dapat dicopy paste. Jadi kalau maumemoderenkan petani kakao supayua mampu memfermentasi biji kakao mereka cukup dibangun sebuah MODEL pabrik fermentasi  biji kakao moderen yang sudah teruji lalu kepemilikannya dizakatkan kepada petani melalui program kepemilikan pabrik melalui bank. Untuk memperbanyak cukup dicopas saja lalu dijual melalui bank kepada petani. Hal yang sama dapat diperlakukan kepada petani rumput laut diberi kesempatan memiliki pabrik karaginan. Begitu juga dengan nelayan diberi alat peternakan ikan moderen lengkap dengan cara budi daya moderen. 

Bila program modernisasi industrio rakyat ini, kita akan mampu mentransformasikan seluruh produk yang memiliki comparative advantages menjadi produk yang memiliki competitive advantages.

Kita harus mampu memodernisasikan industri rakyat bila tidak kita akan mati berdiri. MODERNISASI INDUSTRI RAKYAT ATAU MATI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun