Mohon tunggu...
Eddy Restuwardono
Eddy Restuwardono Mohon Tunggu... Wiraswasta - swasta

Re-tired (adj) : I was tired yesterday and I'm tired again today

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Tunggal Putri Kita Ternyata Bermental Baja

11 April 2015   06:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:16 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_409293" align="aligncenter" width="556" caption="Bellaetrix Manuputy, salah seorang tunggal putri kita"][/caption]

Perempat final Singapore open 2015 kemarin sekitar jam 17.00 waktu setempat menyuguhkan pertandingan menarik di tunggal putri. Di lapangan satu Wang Shixian dari China berhadapan denganAkane Yamaguchi dari Jepang. Di lapangan tiga Sun Yu dari China berhadapan dengan Nozomi Okuhara dari jepang dan dilapangan dua Tai Tzu Ying dari Taiwan melawan Maria Febe Kusumastuti dari Indonesia.

Apa yang menarik dari tiga partai tunggal ini ? Pertama ranking, Wang Shixian ranking 4 dunia melawan Akane Yamaguchi ranking 13 dunia. Sun Yu ranking 11 dunia melawan Nozomi Okuhara ranking 10 dunia. Tai Tzu Ying ranking 6 dunia Maria Febe Kusumastuti ranking 44 dunia (ranking terbaiknya 18 dunia).

Apalagi yang menarik ? Ternyata pertandingan di lapangan 3 antara Sun Yu melawan Nozomi Okuhara seperti pertandingan antara david melawan goliath. Karena Sun Yu tinggi badannya 183 cm sementara Nozomi Okuhara 155 cm. Di lapangan satu Wang Shixian tinggi badan 168 melawan Akane Yamaguchi yang tinginya cuma 156 cm. Sementara di lapangan tiga 163 cm sementara Maria Febe Kusumastuti 162 cm hampir sama tinginya.

Ternyata pertandingan di lapangan dua antara Tai Tzu Ying melawan Maria Febe Kusumastuti berlangsung cuma 29 menit dengan skor 21-10 21-14 untuk Tai Tsu Ying. Sementara di lapangan satu Wang Shixian butuh waktu 52 menit untuk mengalahkan Akane Yamaguchj. Dengan skor ketat 21-18 21-18 Sementara Sun Yu butuh waktu 1 jam 5 menit untuk mengalahkan Nozomi Okuhara juga dengan skor ketat 21-17 22-20. Jadi tunggal putri kita Maria Febe Kusumastuti kalah dengan mudah dan cepat dibandingkan dengan tunggal putri Jepang Akana Yama Guchi dan Nozomi Okuhara.

Apakah ini semua menggambarkan rendahnya mental bertanding Maria Febe Kusumastuti ? Ternyata tidak. Kemarin Maria Febe bermain penuh semangat meskipun dia tahu dia sangat underdog dibanding lawannya Tai tsu Ying dalam bidang ranking dan usia, Tetapi dia bertanding tidak kalah semangat dibandingkan Nozomi Okuhara dan akana Yamaguchi.

Yang membedakan adalah tidak terjadi stroke yang lama antara Maria Febe dan Tai Tzu Ying dibandingkan Sun Yu melawan Nozomi Okuhara dan Wang Shixian melawan akane Yamaguchi. Begitu juga dengan pergerakan di atas lapangannya. Bola bola dan gaya permainan Maria Febe Kusumastuti gampang dimatikan oleh Tai Tzu Ying, itu sebabnya skor akhir mereka begitu mencolok dan pertandingan cepat selesai.

Tidak seperti pertandingan antara Wang Shixian melawan akane Yamaguci dan Sun Yu melawan Nozomi Okuhara yang penuh dengan jual beli pukulan yang sangat variatif dan tajam. Belum lagi pergerakan di lapangan mereka yang sangat cepat dan mengkover seluruh lapangan. Itu sebabnya skornya menjadi sangat ketat, margin skornya tidak terlalu jauh dan waktu bertanding lebih lama sekalipun tempo sangat cepat. Tentu saja pertandingan antara pemain pemain jepang dan China ini sangat menarik karena secara teknis dan fisik memang lebih berkualitas dibanding pemain Indonesia.

Ini juga terjadi dalam pertandingan sehari sebelumnya ketika dari jarak yang sangat dekat saya menyaksikan pertandingan antara Nozomi Okuhara yang megalahkan Sun Ji Hun dari Korea, Akane Yamaguchi yang mengalahkan Bae Jeon Yu dari Korea serta Wang Yihan yang mengalahkan pemain yang sedang menanjak dari Amerika serikat Zhang Beiwen. Pertandingan itu benar benar pertandingan yang susah dan ketat dibandingkan pertandingan yang juga saya lihat dari jarak dekat antara Lindaweni Fanetri melawan Ratchanok Intanon dan Bellaetrix manuputi melawan Sun Yu,

Ternyata pemain pemain tunggal putri kita itu punya mental bertanding yang bagus sama bagusnya dengan pemain kita yang lain di tunggal putra, ganda putra dan ganda campuran. Masalahnya ternyata pemain China, Jepang, Korea, India, Taiwan bahkan Thailand dan Amerika serikat (zhang Beiwen) mempunyai teknik bermain, kecepatan dan fisik yang jauh lebih baik.

Kita harus mengubah pandangan kita yang selama ini menganggap bahwa pemain tunggal putri kita mentalnya kurang baik, Pandangan ini bukan dari masyarakat biasa tetapi juga dari para pelatih itu sendiri. Yang kurang dan harus diperbaiiki ternyata adalah teknis, kecepatan dan fisik pemain tunggal putri kita. Permainan pemain tunggal putri kita gampang dimatikan lawan karena secara teknis,  taktik kecepatan dan cara bermain kta benar benar ketinggalan jaman. !!.

Simpati saya untuk pemain pemain tunggal putri kita !!  Para pelatih baik di pelatnas dan di klub bahkan di klub kecil sekalipun semoga mau menerima kenyataan ini. Jangan selalu membanggakan negara kita sebagai negara besar badminton, itukan dulu !! Suatu saat semoga ada pengurus dan pelatih yang mempu mengatasi itu semua dan kita akan punya tunggal putri yang hebat  seperti Susi Susanti, Sarwendah dan Maria Krisitin Julianti!!

Yeeaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhh !!!!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun