Mohon tunggu...
Rian Rustandi
Rian Rustandi Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Interpreter

Hidup adalah pilihan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

60 Hari Paling Istimewa

15 Desember 2015   19:40 Diperbarui: 15 Desember 2015   20:33 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

lalu salah seorang perawat melakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP) pada ku, dan satu dokter lagi memberikan suntikan pacu jantung, aku melihat dengan jelas perawat dan tim medis lainnya itu berusaha dengan baik dan aku tak kuasa melihat mawar menangis di dekat ku sambil membisikan sesuatu pada ku... selang 20 menit setelah itu, tim medis sudah mulai memasrahkan semuanya pada yang maha kuasa, dokter menjelaskan situasinya pada mawar, dan aku perlahan pergi menghilang meninggalkan dunia ini, tak lama setelah itu keluargaku menghampiri mawar dan memeluk mawar dengan begitu erat, tapi mawar mulai kebingungan dengan semua itu dan tak berhenti mengeluarkan air matanya, lantas keluargakupun menceritakan hal yang sebenarnya terjadi, dan memberikan sebuah catatan yang biasa aku tulis setiap hari semenjak aku mengalami kecelakaan itu, keluargaku merasakan kehilangan yang sangat namun mereka sudah tau bahwa hari ini akan tiba, walupun sebenarnya secara medis aku masih bisa bertahan untuk 2 sampai 7 hari kedepan, tapi karena setiap hari aku kurang isirahat kondisi badanku terus memburuk, namun aku merasa senang setidaknya aku bisa menjalani hari hari indah lagi bersama mawar yang begitu mencintaiku, dan akupun sangat mencintainya...

Kejadian itu Berlangsung Begitu cepat namun di halaman terakhir dari diary ku aku menuliskan “maafkan aku yang selalu membuat mu terluka” “ suatu saat kamu akan tau kebenaran ini, aku tak ingin melihat kamu terus bersedih” setidaknya kamu harus terus hidup bahagia demi aku” "aku berdoa agar kamu mendapatkan pasangan yang akan selalu mencintai kamu" "selamat tinggal kura-kura" "LOVE YOU" .. dan semenjak kejadian itu mawar terus pulih dan terus mencapai mimpinya namun dia tak bisa melupakan perasaan yang begitu dalam, jika ada waktu dia selalu menyempatkan diri pergi ketaman hanya untuk sekedar terdiam beberapa saat, dan tentunya di hari kami jadian dia terus datang ketempat itu. sejak saat itu mawar tidak pernah murung lagi, dia terus tersenyum saat duduk di taman itu, karna dia tau aku ingin melihatnya tersenyum indah...

Sepuluh tahun berlalu kini mawar sudah memiliki pasangan hidup yang mencintai mawar, begitupun mawar yang mencintai suaminya, bahkan mawar sudah memiliki seorang putri kecil yang cantik, namun dia tidak ingin melupakan kenangan yang dulu, dia menceritakan semua itu pada suaminya, dan bersama suaminya tempat itu dijadikan tempat istimewa bagi mereka..


TAMAT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun