Mohon tunggu...
Eddo Richardo
Eddo Richardo Mohon Tunggu... Penulis - Mantan Jurnalis media grup Jawa Pos

Ikhtiar, Menuju kehidupan yang hakiki

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Asian Games Palembang dan Pisau di Pinggang

7 Juni 2018   12:43 Diperbarui: 7 Juni 2018   13:14 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembangunan MRT yang menghubungkan bandara ke Komplek Jakabaring. (dok.Pri)

Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II. (Dok.Pri)
Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II. (Dok.Pri)
Membeli atau memesan sesuatu harus ditanyakan pasti Harganya

Setelah wisuda pada  tahun 2004, saya tidak pernah lagi kembali ke Kota Palembang dan pada akhir tahun 2017, saya kembali menginjakkan kaki di Kota Pempek tersebut untuk keperluan dinas. Pengalaman pahit kembali dirasakan, dimana waktu itu saya dengan 3 orang rekan kerja tiba di bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II dan bermaksud menuju hotel sebagai tempat menginap sebelum melaksanakan tugas. Menggunakan mobil taksi bandara kami sebelumnya sudah bertanya berapa harganya dan sudah deal namun memang waktu itu hotel yang kami tuju ternyata jaraknya cukup jauh dengan lokasi acara  sehingga kami berinisiatif untuk mencari hotel terdekat dengan acara. 

Waktu di Bandara, kami sebenarnya sudah menerangkan bahwa kami masih mencari hotel untuk menginap dan meminta pak sopir taksi untuk mengantarnya. Namun kemudian, kami pindah ke lokasi awal dan ternyata dimintai tambahan ongkos yang dinilai tak wajar, akhirnya setelah negoisasi alot akhirnya kami membayar setengah harga tambahan yang diminta daripada memperpanjang masalah.

Benteng Kuto Besak (Dok.Pri)
Benteng Kuto Besak (Dok.Pri)
Kemudian, ketika mengunjungi suasana Jembatan Ampera, tepatnya di lokasi Benteng Kuto Besak pada malam hari saya melihat pengunjung yang memesan membuat tato kontemporer terperanjat ketika mengetahui harga pembuatan tato di tangannya diharuskan membayar ratusan ribu padahal awalnya diberitahu harganya adalah 3500 rupiah, namun ternyata harga tersebut percentinya saja dan dikalikan dengan jumlah tersebut mencapai harga 400 ribu. Karena sudah terlanjur dibikin akhirnya pengunjung tersebut harus membayar sesuai harga yang diberikan oleh pembuat tato.

Jadi, pada kesimpulannya, dapat disimpulkan sebagai berikut :

  • Dimanapun kita berada haruslah tetap berhati-hati dalam menjaga diri sendiri agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan, 
  • Membeli sesuatu harus dipastikan harganya agar tidak tertipu
  • Setiap kali bepergian usahakan jangan sendiri dan apabila terpaksa sendiri usahakan kenal dengan orang yang sama tujuanny

Terlepas dari itu semua, bagi para atlit, masyarakat atau pengunjung Asean Games di Palembang tetaplah yakin bahwa aparat terkait sudah bersiap untuk mengamankan ajang olahraga akbar Asean Games. Selamat menikmati pertandingan serta pesona Kota Palembang.

Salam hangat dari Pulau Timah, Bangka. 

**************

Rabu, 6 Juni 2018.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun