Setelah wisuda pada  tahun 2004, saya tidak pernah lagi kembali ke Kota Palembang dan pada akhir tahun 2017, saya kembali menginjakkan kaki di Kota Pempek tersebut untuk keperluan dinas. Pengalaman pahit kembali dirasakan, dimana waktu itu saya dengan 3 orang rekan kerja tiba di bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II dan bermaksud menuju hotel sebagai tempat menginap sebelum melaksanakan tugas. Menggunakan mobil taksi bandara kami sebelumnya sudah bertanya berapa harganya dan sudah deal namun memang waktu itu hotel yang kami tuju ternyata jaraknya cukup jauh dengan lokasi acara  sehingga kami berinisiatif untuk mencari hotel terdekat dengan acara.Â
Waktu di Bandara, kami sebenarnya sudah menerangkan bahwa kami masih mencari hotel untuk menginap dan meminta pak sopir taksi untuk mengantarnya. Namun kemudian, kami pindah ke lokasi awal dan ternyata dimintai tambahan ongkos yang dinilai tak wajar, akhirnya setelah negoisasi alot akhirnya kami membayar setengah harga tambahan yang diminta daripada memperpanjang masalah.
Jadi, pada kesimpulannya, dapat disimpulkan sebagai berikut :
- Dimanapun kita berada haruslah tetap berhati-hati dalam menjaga diri sendiri agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan,Â
- Membeli sesuatu harus dipastikan harganya agar tidak tertipu
- Setiap kali bepergian usahakan jangan sendiri dan apabila terpaksa sendiri usahakan kenal dengan orang yang sama tujuanny
Terlepas dari itu semua, bagi para atlit, masyarakat atau pengunjung Asean Games di Palembang tetaplah yakin bahwa aparat terkait sudah bersiap untuk mengamankan ajang olahraga akbar Asean Games. Selamat menikmati pertandingan serta pesona Kota Palembang.
Salam hangat dari Pulau Timah, Bangka.Â
**************
Rabu, 6 Juni 2018.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H