Mohon tunggu...
Eddi Kurnianto
Eddi Kurnianto Mohon Tunggu... Jurnalis - orang kecil dengan mimpi besar.

orang kecil dengan mimpi besar.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Suntik Meningitis Tanpa Antre

27 Juli 2017   10:10 Diperbarui: 27 Juli 2017   10:17 61192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"nanti fotokopiannya di klip saja ke formulir, " pak security menyerahkan sebuah klip kertas. Saat itu baru saya sadar bahwa saya belum mem fotokopi passpor dan KTP saya. Waduh..

"Pak, kalau fotokopian dekat sini dimana ya?"

"wah, harus keluar gerbang terus ke kiri mas.. sekitar 10 menit lah jalan.."

"Jauh pak?"

"lumayan...."

Alhasil saya pun keluar lagi dari rumah sakit. Hari masih pagi, baru jam 06.50 wib. Masih sempat cari fotokopian sebelum RS PON buka. Keluar rumah sakit, saya ke kiri. sampai perempatan saya belok kiri lagi dan menyusuri trotoar. Voila... cuma berjarak 50 meter, sebuah fotokopi center sudah buka. Nggak sampai 5 menit jalan kaki. Sambil menunggu giliran fotokopi, saya buka nomer antrean di kantong saya. Hampir saja saya sujud syukur di trotoar. di tangan saya ada nomer: M 01.
Saya pelanggan pertama.... Alhamdulillah. 

Jam 07.30 wib saya sudah sampai kembali ke RS PON. Agak lama karena mampir ngemil dulu. Sampai di lantai 4 ternyata baru ada beberapa orang tambahan. maka saya menunggu.... menunggu... dan menunggu...
jam8 pagi, antrian mulai berjalan. tapi bukan antrian Vaksin meningitis. Baru jam 08.30 wib, nomer saya dipanggil. Setelah di verifikasi formulir yang saya isi, kelengkapan syarat syaratnya, saya diminta membayar ke kasir (yang tepat duduk di sebelah pemanggil saya). Bisa loo dengan kartu debit BCA disini. kalau kartu kredit masih harus geser ke kasir besar di lantai bawah. Saya sendiri membawa uang cash supaya praktis. Biayanya 305 ribu rupiah kalau hanya suntik meningitis, kalau ditambah vaksin influenza jadi 350 ribu rupiah. pas.

Setelah itu saya dipanggil untuk survei dokter. bentuknya wawancara saja, pertanyaannya juga standar; Apakah pernah sakit berat? punya riwayat asma? ada alergi obat atau antibiotik?  tanggal berapa berangkat umrah? dan seterusnya.  Selesai survey berkas saya ditambahi sebuah kartu kuning. Kemudian saya diminta masuk ke ruang medical untuk di suntik. 

Sambil menunggu para perawat menyiapkan vaksin, saya ngobrol dengan perawat bagian administrasi. Ternyata saat ramadhan rumah sakit ini ramai dengan orang yang melakukan suntik meningitis. tapi setelah itu RS PON kembali sepi. Sehari paling hanya sepuluh orang yang melakukan vaksin meningitis, padahal rumah sakit ini mendapat jatah hingga 100 vaksin perhari. Selain itu saya baru tahu, bahwa vaksin meningitis di rumah sakit ini hanya diperuntukan bagi peserta Umrah. Peserta haji diarahkan ke RS Fatmawati dan KKP pelabuhan. 

Ternyata walau menunggunya lama, suntiknya hanya 3 menit saja, dan selesai, saya pun mengantongi kartu kuning vaksin meningitis yang berlaku selama 2 tahun. Di luar ruangan mulai ramai, tapi saat saya lihat di mesin nomer antre, masih ada nomer M 04. Hari itu sampai saya pulang jam 09.15 wib ternyata hanya ada 3 orang yang melakukan suntik meningitis. 

Kelihatannya RS PON bisa jadi alternatif buat orang yang berencana umrah dan malas mengantri panjang. Seperti saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun