Mohon tunggu...
sugeng priyadi
sugeng priyadi Mohon Tunggu... -

Seorang lelaki yang sedang bertahan hidup di cileungsi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Manusia Berkepala Keledai

22 September 2012   15:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:54 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Katakanlah : "Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasiq) itu di sisi Allah? Yaitu orang-orang yang dilaknat dan dimurkai oleh Allah dan di antara mereka ada yang dijadikan kera-kera dan babi-babi dan penyembah thaghut." (QS. Al Maidah : 60 ) Telah berkata Ibnu Hajar dari sebagian ahli hadits: Bahwasanya dia pergi ke Dimasyq untuk mengambil hadits dari seorang syaikh yang terkenal di sana. Syaikh itupun membacakan sejumlah hadits, akan tetapi beliau membuat tabir antara beliau dengan si murid dan dia tidak melihat wajah Syaikh tersebut. Tatkala telah lama dia belajar dan Syaikhnya melihat semangatnya terhadap hadits Syaikh tersebut menyingkapkan tabir. Sehingga si murid tersebut melihat wajah beliau berupa wajah keledai. Maka beliau berkata kepadanya: “Hati-hati wahai anakku, jangan sampai kamu mendahului imam! Sesungguhnya aku tatkala melewati hadits tersebut*, aku menganggap tidak mungkin terjadi, lalu aku mendahului imam, lalu jadilah wajahku seperti yang kau lihat!” (*) Yakni hadits Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhori dan Al Imam Muslim: “Tidakkah takut orang yang mengangkat kepalanya sebelum imam (mengangkat kepalanya) akan dirubah oleh Allah kepalanya menjadi kepala keledai?” Dalam riwayat lain: “Akan dijadikan wajahnya menjadi wajah keledai?’

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun