3. Memberikan pemahaman konsep sesuai usianya
Anak prasekolah dengan anak SMP tentu memiliki pemahaman yang berbeda tentang proses kehidupan. Sebab, anak prasekolah masih minim pengetahuan jika dibandingkan dengan anak SMP yang sudah tahunan belajar di bangku sekolah. Jadi, kita tak bisa memberikan penjelasan yang sama pada mereka.
Ketika kita mau menjelaskan tentang konsep kehidupan, kita tak bisa memakai kata dan kalimat yang sama. Sebab mereka bisa mengartikan dengan kalimat yang berbeda yang belum tentu benar maksudnya.
Misalnya ketika anak bertanya tentang proses kelahiran anak manusia. Pada anak SMP bisa saja kita jelaskan bahwa bayi dalam kandungan akan dilahirkan melalui vagina jika tak ada masalah serius yang dihadapi ibu pada saat itu.
Mereka tentu bisa dengan mudah memahami pernyataan tersebut. Sebab mereka sudah dikenalkan tentang nama nama organ reproduksi di sekolahnya. Tapi tidak bagi anak prasekolah.
Kata vagina bisa saja dibayangkannya sebagai makhluk asing yang menarik adik bayinya dari perut ibunya dengan sinar selayaknya imajinasi UFO. Atau malah menganggap vagina merupakan nenek sihir yang bisa mengeluarkan adiknya dengan mantra-mantra.
Jadi, berilah penjelasan sesuai usia dan tumbuh kembang anak. Agar anak mengerti tanpa harus bersusah payah mencari cerita imajinasi yang hanya membuat anak hidup dalam mitos dan mimpi belaka.
Misalnya anak prasekolah bertanya mengenai proses kelahiran bayi. Bagaimana cara kita menjawabnya?Â
"Adik yang di perut mama itu keluarnya lewat mana, Ma?"
Kita bisa saja menjawabnya, "Vagina."
Tapi saya pastikan anak tak akan mengerti dan akhirnya bertanya lagi, apa itu vagina? Bagaimana bentuknya? Gimana cara keluarnya? Tambah repot, bukan?
Jawablah dengan bahasa ibu yang ringan dan sederhana. Tanpa membohongi. Tanpa menakut nakuti.