Lentik jari jemarimu menorehkan makna dari sebuah kata kehidupan. Dimana terangkai rasa dalam sebuah kalimat penuh warna. Bukan hanya bagi jiwa jiwa yang patah. Namun bagi semua kepedihan pun keceriaan di dunia.
Napasmu bagaikan pecut yang menghentakkan alam sadar. Memberi gambaran semangat kehidupan. Bahkan terjatuh adalah caramu untuk bangkit dan bertahan. Membaur dalam hiruk pikuk roda dunia. Bukan sembunyi dibalik keterasingan.
Kepergianmu bukan lagi sebuah makna dari kata kehilangan. Namun sekilas kenang tuk melenyapkan kepiluan. Melepas takdir dalam ruang keikhlasan. Menimbun keletihan. Demi keridhoan Tuhan untuk meletakkanmu dalam keabadian.
Dalam kenang masa silam. Diantara pergolakan waktu mendatang. Lewat aksara penuh doa. Atas nama Tuhan. Kulepas kau dengan senyuman kebahagiaan. Sebab rajutan aksaramu terpatri abadi dalam dinding bisu kehidupan.
Benuo Taka, 25 Februari 2020.
Teruntuk Erin, selamat jalan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H