Ternyata Lukito kecewa. Di wilayah barat dia hanya menemukan bebatuan terjal. Tak mungkin ada rumput yang tumbuh di bebatuan, pikirnya. Akhirnya dia mengumpat kesal pada diri sendiri sebab mau begitu saja mengikuti rasa penasarannya.
Keesokan harinya Lukito membawa kambing kambingnya ke arah Utara. Ternyata di Utara hanya terdapat semak belukar tinggi dan lebat. Bahkan karena lebatnya, Lukito dan kambingnya sempat kelelahan dan terluka dalam perjalanan.
Sekali lagi Lukito mengumpat dan marah pada diri sendiri. Sebab dia masih saja menaruh harapan pada tempat lain untuk menyediakan makanan bagi kambing kambingnya. Sedangkan dia tahu bahwa di timur banyak cadangan rumput sebagai makanan buat ternaknya.
Tetapi rasa penasaran masih membawa langkah Lukito ke tempat di selatan. Tampaknya di wilayah ini ada Padang rumput yang sama seperti di tempat Lukito biasa membawa kambing kambingnya. Hanya saja di sini banyak sekali kambing dari penggembala lain.
Sebab lelah. Lukito tidak beranjak pergi. Dia melepaskan kambing kambingnya di sana untuk bergabung mencari makan dengan kambing lainnya. Sedang dia, mencari tempat teduh untuk sekedar melepaskan penatnya. Dilihatnya ada beberapa penggembala yang sedang berbincang riang.
Samar ditelinganya terdengar informasi yang tak terduga. Bahwa perbukitan sebelah timur mengalami kebakaran hebat kemarin hingga menghabiskan banyak Padang rumput di sana. Lukito bersyukur dapat selamat karena dia kemarin tak membawa kambing kambingnya ke sana.
Dengan begitu, dia dan kambingnya selamat dari bencana. Seandainya dia di sana kemarin, mungkin dia akan terkepung dalam kobaran api. Dan nasib kambing kambingnya pasti akan mati. Akhirnya hilanglah rasa kesalnya. Ternyata omongan bapak tua kemarin yang sempat buat hatinya jengkel justru menyelamatkannya.
"Hei... Anak kecil! Ini kambingmu?" Tanya seorang bapak yang sedang menggembalakan kambingnya.
"I_iya, Pak." Lukito terkejut dan menjawabnya dengan gugup.
"Jagalah baik baik kambing ini, Nak. Kamu beruntung bisa datang dan menggembalakan kambingmu di sini." Bapak tadi pergi sambil membawa kambing gembalanya.
Lukito semakin bingung. Mengapa bapak tadi mengatakan dia beruntung. Padahal di Padang rumput ini, kambingnya tak cukup kenyang untuk makan. Sebab berebut makanan dengan kambing lainnya.