Kita dapat melakukannya terlebih dahulu agar anak dapat melihatnya. Sebab visualisasi nyata akan lebih mudah diingat anak dari pada omongan semata.
Berilah pengertian pada mereka bahwa semua yang kita lakukan akan ada resikonya. Dan resiko itu akan mereka tanggung nantinya. Jadi katakanlah pada mereka bahwa resiko yang baik akan datang jika dia  melakukan hal hal baik.
Sedangkan resiko buruk akan datang jika dia melakukan hal buruk. Biarkan anak berpikir agar dia siap memilih hal terbaik bagi dirinya. Jika demikian adanya, tentu orang tua pasti merestuinya. Dan Tuhan pun akan merestuinya juga.
Karena masa keemasan membentuk karakter mereka bukan lah datang dengan sekejap mata. Tapi perlu proses dan ditempa. Maka sudahkah kita siap menjadi contoh bagi putra putri kita?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H