Mohon tunggu...
EcyEcy
EcyEcy Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Sejatinya belajar itu sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Stasiun Kereta Cinta

10 Februari 2020   19:23 Diperbarui: 10 Februari 2020   19:22 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lokomotif menggandeng gerbongnya. Terlihat mesra dari seberang jalan raya. Kereta berjalan santai di atas relnya. Disambut deru lonceng bergetar bersama bumbungan asap ke udara. Pluit berbunyi, kereta bergerak, bersama maju mengejar mimpi di ujung stasiun cinta.

Kupilih pojok gerbong yang sepi. Bukan mau menyendiri. Hanya menyediakan waktu khusus untuk mengingat janji. Kenang ikatan cincin di jari manismu. Kenang kecup terindah yang mendarat di keningmu. Jadi, kucoba berdamai dengan rindu. Hingga tujuh purnama pun tak bisa memutus ingatanku.

Bersama laju kereta, jantungku berpacu menuju penantianmu. Dengan janji setia menunggu cintaku di ujung pintu stasiun kereta. Bersama Sepoi angin jingga kala senja. Menebarkan romansa untuk kita berdua. Langkah temu dalam sejuta rasa. Di stasiun kereta cinta.


Benuo Taka, 10 Februari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun