Mohon tunggu...
EcyEcy
EcyEcy Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Sejatinya belajar itu sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jejak-jejak Rindu

25 Januari 2020   19:28 Diperbarui: 25 Januari 2020   19:36 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jejak Jejak Rindu


Gerimis meninggalkan tanah basah nan dingin. Orang orang masih terbungkus dalam tenunan wool hangat dan mimpi. Sedang aku sudah menyapa jendela hari. Menyapa dedaunan dan ranting yang saling beradu. Mendendangkan melodi pagi.

Tiupan napas fajar menerpa anak anak rambutku. Namun tubuh ini masih terkukung dalam gelisah tak berpintu. Dimana ia tak bisa pergi. Namun tak mau juga berdiam diri. Rasa itu selalu meraung raung dalam ruang hati. Entah sebab apa aku pun tak mengerti.

Tapi tanah basah memberiku tanda. Jejak jejak rindu menuju ke arahku. Tak kutahu siapakah yang meninggalkannya. Tak kumengerti mengapa ia datang padaku. Mungkinkah ini pertanda adamu. Atau tentang aku di sudut ruang hatimu.


Benuo Taka, 25/01/2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun