Gerimis meninggalkan tanah basah nan dingin. Orang orang masih terbungkus dalam tenunan wool hangat dan mimpi. Sedang aku sudah menyapa jendela hari. Menyapa dedaunan dan ranting yang saling beradu. Mendendangkan melodi pagi.
Tiupan napas fajar menerpa anak anak rambutku. Namun tubuh ini masih terkukung dalam gelisah tak berpintu. Dimana ia tak bisa pergi. Namun tak mau juga berdiam diri. Rasa itu selalu meraung raung dalam ruang hati. Entah sebab apa aku pun tak mengerti.
Tapi tanah basah memberiku tanda. Jejak jejak rindu menuju ke arahku. Tak kutahu siapakah yang meninggalkannya. Tak kumengerti mengapa ia datang padaku. Mungkinkah ini pertanda adamu. Atau tentang aku di sudut ruang hatimu.
Benuo Taka, 25/01/2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H