Mohon tunggu...
EcyEcy
EcyEcy Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Sejatinya belajar itu sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Rasa Ingin Tahu Menumbuhkan Semangat Belajar

14 Januari 2020   13:07 Diperbarui: 14 Januari 2020   13:21 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rasa Ingin Tahu Menumbuhkan Semangat Belajar

Tuntutan kurikulum yang tinggi dan padat, membuat otak mudah lelah karena harus belajar estafet dari pagi hingga jam empat sore. Karena itulah, penting bagi guru untuk menyikapi rasa yang paling sering berkembang pada siswa setelah jam satu tepat. Capek, ngantuk, bosan dan kawan kawannya. Yang jika tak segera ditangani, Membawa dampak negatif terhadap ketercapaian belajar siswa yang sudah guru targetkan.

Kalau sudah seperti itu, maka guru harus bekerja lebih cerdas. Satu masalah harus segera dipecahkan. Agar tak menular dan merembet menjadi masalah belajar lainnya. Atau menjadi masalah yang lebih berat lagi. Oleh karena itu, lelah, ngantuk dan bosan sesegera mungkin kita minimalisir jumlahnya agar siswa masih bisa terfokus dengan pelajaran meski tidak 100 persen sempurna.

Bicara tentang lelah, rasa ini merupakan naluri alami jika tubuh dan otak terlalu lama bekerja. rasa lelah yang sudah mencapai puncaknya menimbulkan rasa bosan dan kantuk. 

Adanya stimulasi bagi otak untuk menjadi rileks dapat mengurangi rasa lelah. Misalnya, sebelum memulai pelajaran, guru bisa minta siswa berdiri di tempat lalu menggerakkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri. Bisa jadi mereka lelah karena terlalu banyak duduk pada posisi yang sama.

Dokpri: siswa melakukan olah tubuh untuk menghilangkan kantuk dan bosan.
Dokpri: siswa melakukan olah tubuh untuk menghilangkan kantuk dan bosan.
Stimulasi otak yang lainnya bisa juga diberikan lewat pertanyaan. Tapi jangan salah dulu. Pertanyaan yang guru berikan ini tak harus menyeramkan. Buatlah suasana pembelajaran yang rileks dengan memberikan motivasi, apersepsi atau pun refleksi dengan cara santuy. 

Misalnya dengan memberikan tebak tebakan yang bisa dihubungkan dengan materi pembelajaran. Seperti yang pernah ditulis oleh Pak Zaldy Chan dalam artikelnya yang berjudul Guru Favorit Itu, Jago Main Tebak-tebakan! Kenapa Tidak? Klik di sini

Sewaktu saya mengajar tentang adaptasi dan seleksi alam, ada beberapa anak yang sudah terlihat capek dan mengantuk. Saya mulai saja dengan satu pertanyaan berharap fokus siswa kembali ke dalam kelas.

Tahukah kalian, apa yang membuat dinosaurus punah?

Karena hujan meteor.
Karena kemarau panjang.
Mati kelaparan.
Nggak dapat tempat perlindungan.
Kecapean.
Takdir Tuhan.

Berbagai jawaban saya dapatkan dari siswa yang masih antusias belajar. Sedangkan yang mengantuk, tetap pasif sambil melipat tangannya di atas meja. Dan kepalanya hampir saja menyentuh kedua tangannya. Saya nggak tega. Uhhhh....

Dokpri: lelah ini tak tertahankan
Dokpri: lelah ini tak tertahankan
Tapi apa boleh buat, demi ketercapaian belajar siswa dalam waktu terbatas, harus saya usir kantuk mereka. Maafkan Cikgu, Nak. Saya bangunkan mereka semua dengan satu pernyataan kontroversial.

Penyebab dinosaurus punah karena babi.

Seluruh siswa langsung terkejut heran. Loh, kok bisa? Itulah yang mereka ucapkan. Bahkan yang mulai mengantuk tadi saja sudah dalam posisi tegap berdiri di tempat sebab keheranan. Tak terima? Silahkan. Tetapi siswa masih percaya bahwa guru selalu benar. Itulah yang menjadi kehebatan saya di kelas. Ha... Ha... Ha....

Dokpri: hilang kantuknya karena penasaran
Dokpri: hilang kantuknya karena penasaran
Seluruh siswa meminta penjelasan dari saya. Tapi tunggu dulu. Saya tunda penjelasannya setelah kita menyelesaikan materi yang sudah saya rencanakan. Ada rasa penasaran yang membuat mereka berbuat yang terbaik agar diakhir pelajaran mendapatkan titik terang dari pernyataan saya tadi.

Kegiatan belajar pun dapat berjalan dengan baik. Seluruh siswa dapat aktif di setiap kelompok diskusi dan presentasi. Hingga ke tahap refleksi pun mereka bisa selesaikan tanpa kantuk dan rasa bosan lagi. Sedangkan lelahnya tampaknya sudah mereka lupakan. Sampai akhirnya satu anak mengingatkan bahwa saya punya janji untuk menjelaskan tentang dinosaurus punah karena babi tadi. 

Memang terbukti bahwa rasa ingin tahu menumbuhkan semangat belajar, bukan?

Saya jelaskan bahwa semua jawaban mereka tadi benar. Tapi ada pula satu jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan secara logika dan hati tapi tak pernah terkuak oleh ilmu pengetahuan. Apa itu? Ya pernyataan saya tadi. 

Akhirnya saya pun memenuhi janji saya. Saya jelaskan, mereka jadi tahu, rasa penasaran hilang dan pembelajaran kali ini diakhiri dengan hati senang, kantuk dan bosan hilang serta target belajar tercapai. Duh, senangnya....

Pasti yang baca artikel ini juga ingin tahu, bukan? Kasih tahu nggak ya? Saya pikir pikir dulu Yach. Biarlah semua penasaran dulu. Memelihara rasa ingin tahu itu bagus, loh. 

Sebab rasa ingin tahu itu salah satu sikap ilmiah yang harus dimiliki semua orang kalau ingin maju. Jadi, nanti saja penjelasannya, ya. Itu pun jika saya ingat. Kalau tidak, anda semua boleh mengingatkan saya.


Salam hangat salam literasi😊🙏
Love and peace😁✌️
EcyEcy; Benuo Taka, 13 Januari 2020

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun