Keesokan paginya Aan sudah bangun sebelum subuh. Aan segera mendekati ayam jago tetangganya yang kemarin mengatakan bahwa ibunya selalu mengejar matahari setiap hari. Melihat Aan sudah bangun, Ayam jago itu pun tersenyum senang.
"Ibumu selalu bangun sebelum matahari muncul di timur bumi. Bertengger di atas dahan itu. Sehingga, ketika matahari keluar, kau akan melihat ibumu berdiri sejajar dengan matahari. Begitulah cara ibumu mengejar matahari setiap hari."
"Untuk apa ibu melakukan itu?"
"Kata ibumu, dia sangat senang anak anaknya tumbuh sehat dan dewasa. Bahkan bisa mandiri. Sehingga ibumu mau mengucapkan syukur kepada Tuhan atas anugerahNya. Karena itulah, ibumu selalu mengejar matahari terbit untuk berdoa padaNya."
Aan terdiam. Rupanya dia meresapi apa yang diucapkan ayam jago tadi. Aan menyesal telah membuat ibunya repot selama ini. Aan tak mau ibunya sampai sakit.
"Ibu, maafkan Aan yang masih merepotkan ibu. Mulai hari ini Aan berjanji akan menjadi anak yang mandiri. Aan tak akan merepotkan ibu lagi." Aan berteriak keras agar ibu mendengar janjinya.
"Sekarang lihatlah!" Ayam jago itu mengepakkan sayapnya untuk menunjukkan pada Aan bukti omongannya.
Aan melihat ibunya bertengger di satu dahan yang menghadap ke timur. Mula mula hanya badan ibunya yang terlihat. Lambat laun muncullah sinar indah dibalik badan ibunya hingga Aan melihat ibunya benar benar berdiri sejajar dengan matahari tersebut.
Aan pun takjub melihatnya. Sampai tak sadar, dia telah membuka paruhnya lebar lebar, mengepakkan sayapnya dan berkokok. Semakin Aan takjub, semakin kuat suara Kokok yang keluar dari paruhnya. Begitu terus setiap hari ketika Aan melihat ibunya berdiri sejajar dengan matahari yang mulai terbit.
Melihat Aan melakukan itu, akhirnya semua ayam mengikuti apa yang dilakukan Aan. Setiap hari hingga sekarang. Ayam ayam akan berkokok ketika melihat keindahan matahari terbit di ufuk timur. Mungkin itulah cara ayam mengucapkan syukur kepada Tuhan.
Salam hangat salam literasi😊🙏
Love and peace😁✌️
EcyEcy; Benuo Taka, 5 Januari 2020