Mohon tunggu...
EcyEcy
EcyEcy Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Sejatinya belajar itu sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tak Ingin Cuma Mimpi? Buatlah Resolusi yang Terukur, Evaluasi, dan Refleksi!

31 Desember 2019   23:01 Diperbarui: 1 Januari 2020   01:24 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Tahun baru 2020 tinggal menunggu waktu saja. Detik demi detik, jam demi jam, hari demi hari sudah terlewati. Tepat tengah malam nanti, jam dua belas lewat satu detik, tahun pun akan berganti. Kita akan masuk ke almanak baru yang diiringi harapan harapan baru. Kebanyakan orang menyusun resolusi untuk tahun yang akan segera di hadapi. Dan meninggalkan mimpi mimpi yang belum terpenuhi.

Menyusun resolusi atau ambisi?

Ada beberapa orang menyusun sederet resolusi yang wah. Saya pun kadang tercengang dengan mimpi mimpi yang terlisankan oleh mereka. Ingin lebih baik dari kemarin. Ingin hidup berkecukupan. Ingin punya rumah mewah. Ingin punya mobil. Ingin dapat kerja yang bagus. Ingin dapat pacar yang istimewa. Ingin punya pasangan yang cantik, pintar, kaya dan sayang sama kita. Ingin keliling dunia. Ingin terbang. Ingin langsing. Kalau bisa ingin segala galanya yang terbaik lah.

Otak saya pun akhirnya diseret untuk berpikir. Susunan list impian tadi sebenarnya resolusi atau ambisi sich? Mengapa semakin lama semakin gila. Tapi tak ada salahnya. Sebab resolusi yang disertai ambisi biasanya bisa tercapai. Karena orang yang berambisi akan lebih giat berusaha untuk mencapai apa yang diinginkannya. Tapi masalahnya, apakah impian impian tadi benar benar dapat kita usahakan?

Buatlah resolusi yang terukur

Seperti halnya Standar Kompetensi Lulusan (SKL), resolusi pun harusnya terukur sehingga ada harapan untuk kita mencapainya. Dalam kurikulum pendidikan, SKL terdiri atas beberapa indikator dengan tujuan tertentu. Dimana dalam prosesnya ada langkah yang dapat kita lakukan untuk mencapai tujuan itu. Setelah itu lakukanlah agar dapat kita ketahui hasilnya. Apakah tercapai atau tidak melalui suatu evaluasi.

Begitu pula resolusi. Seharusnya resolusi yang kita buat itu terukur dan mampu kita usahakan. Saya ingin lebih baik dari tahun sebelumnya. Dari mana kita bisa mengukur nilai baik dan buruknya kalau kita tidak tahu batasannya. Jadi, buatlah harapan itu menjadi lebih sederhana sehingga bisa kita tentukan indikator keberhasilannya. Misalnya, saya ingin Khatam Qur'an dua kali dalam setahun. Kalau ini tercapai, jelas lebih baik bukan? Sangat terukur.

Resolusi yang sederhana pun dapat kita usahakan. Karena dapat kita sesuaikan dengan kemampuan kita. Seperti khatam qur'an dua kali setahun tadi, secara logika saja kita pasti dapat melakukannya. Tinggal mengaji dengan rutin sehabis sholat, pasti harapan itu akan jadi kenyataan. Bahkan bisa melebihi ekspektasi kita jika kita rajin dan disiplin.

Tahun lalu anak kedua saya memiliki impian memiliki mainan LOL dan buku cerita berseri yang diinginkannya secara swadaya. Dia ingin membeli mainan dan buku itu dengan uangnya sendiri. Mimpi yang sederhana bagi kita yang sudah bekerja dan memiliki penghasilan. Tapi tidak bagi anak saya yang masih sekolah di sekolah dasar dan belum bekerja. Tapi impiannya itu terukur sehingga masih bisa diusahakan. Sehingga karena niat yang kuat, dia menyisihkan uang jajannya setiap hari untuk ditabung. Uniknya, untuk memacu semangatnya, dia membuat dua tabungan dengan gambar yang berbeda sesuai dengan impiannya.

Dokumentasiku
Dokumentasiku
Karena disiplin dalam menabung. Ditambah rezeki tak terduga yang didapatkannya, maka dibulan keenam kalender Masehi, dia bisa mewujudkan mainan LOLnya. Dan di akhir tahun ini, dia dapat mewujudkan buku cerita berserinya. Meski tak terlihat bagaimana paras wajahnya, tentu kita semua sudah bisa membayangkan senyuman terlukis di wajahnya. Anak saya benar benar bahagia. Positifnya lagi, karena mainan dan buku itu didapatkan dengan jerih payahnya, maka anak saya benar benar sayang dan menjaga mainan dan bukunya dengan hati hati.  

Lakukan evaluasi dan refleksi

Setiap manusia pasti punya impian. Nol besar jika manusia hidup tak punya impian. Meski tak semua impian kita dapat tercapai, setidaknya ada beberapa perubahan yang terjadi pada diri dan kehidupan kita. Tapi pernahkah kita melakukan evaluasi dengan impian kita? Apa refleksi yang pernah kita lakukan jika impian kita tercapai atau pun tak tercapai?

Sebijaknya, ada evaluasi diri yang kita lakukan terhadap apa yang sudah terjadi dalam hidup kita. Jika impian kita tercapai, sepantasnya lah kita mengucap syukur kepada Tuhan YME. Sebab, atas izinNya lah segala harapan kita terkabul. Sehingga kita tak dikatakan sombong olehNya. Dan apabila impian kita tak tercapai, sepantasnya lah kita intropeksi diri. Bukan menyalahkan lingkungan dan keadaan. Tapi bercerminlah dengan apa yang telah kita lakukan. Mungkin saja ada hal yang kurang baik yang menghambat tercapainya impian kita.

Jadi, jika ingin impian kita bukan hanya sekedar mimpi belaka, buatlah resolusi sederhana yang dapat terukur sesuai kemampuan kita agar dapat kita usahakan. Lakukanlah usaha yang tekun demi impian kita. Jangan lupa evaluasi diri dan bersyukurlah jika impian jadi nyata. Namun jangan putus asa jika impian tak terwujud. Intropeksi diri, mungkin saja kita yang kurang tepat dalam mengusahakannya. Lakukan perubahan nyata, insyaallah impian akan terwujud.
Selamat melewati pergantian tahun 2019 - 2020. Susunlah impian baru, perjuangkan impian lama yang belum tercapai. Melalui doa dan usaha, impian akan menjadi nyata.


Salam hangat salam literasi😊🙏
Love and peace😁✌️
EcyEcy; Benuo Taka, 31 Desember 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun