Mohon tunggu...
EcyEcy
EcyEcy Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Sejatinya belajar itu sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Rinduku Bukan di Almanak Tua Ini

31 Desember 2019   17:17 Diperbarui: 31 Desember 2019   23:21 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Purnama kedua belas dalam penanggalan akhir. Desember yang dibasahi gerimis manis. Aku bertafakur padaNya. Di penghujung tahun yang akan tertinggal dalam beberapa detik kedepan.

Beberapa destinasi mimpi menjelma nyata. Meski terarak awan gelap dalam perjalanannya. Namun beberapa lainnya masih teronggok sepi di bilik harap. Mencari waktu yang tepat untuk melompat.

Seperti halnya kamu yang menggores kenang dalam serambi hati. Masih melayang dalam awan awan asa di langit warna warni. Bila bukan di almanak tua ini, mungkin saja pada penanggalan baru kan kuraih.

Malam ini, ada rindu yang terbakar, menyala, meledak lalu terserak diantara serasah serasah harap. Menumpuk dan kian menebal. Membentuk lapisan mimpi kembali untuk penanggalan esok hari.

Rinduku bukan di Almanak tua ini. Tapi kupastikan akan ada dalam deretan angka kalender baru. Saat kau hitung satu persatu waktu, angka terakhirnya akan membawamu padaku.


Salam hangat salam literasi😊🙏
Love and peace😁✌️
EcyEcy; Benuo Taka, 31 Desember 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun