Mohon tunggu...
EcyEcy
EcyEcy Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Sejatinya belajar itu sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kemelut Hati Si Jin Biru

4 Desember 2019   22:15 Diperbarui: 5 Desember 2019   05:47 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Aku minta rumah biru yang megah dan indah."

"Permintaan pertama tuan saya kabulkan. Orait oke oke, aye tak pelit juga tidak bokek. Bummmmm." Jin biru menghentakkan kedua tangan birunya ke bumi.

Asap biru bergumul bersama debu dan angin selatan. Menerbangkan segurat asa dan harapan. Tuan ganteng terpana dalam hitungan kedelapan. Istana megah nan indah berdiri kokoh di hadapan.

Tuan ganteng pun langsung berlari ke rumah mewahnya. Begitu damai dan sejuk di dalamnya. Kau tahu mengapa? Itu karena warna biru yang membawanya. Seperti langit yang cerah yang memberikan ketenangan dan samudra biru yang luas yang memberikan kedamaian.

Beberapa hari tuan ganteng berada dalam istananya, dia merasa sepi lagi sunyi. Kesendirian telah menyadarkannya bahwa seorang Adam butuh Hawa untuk mendampingi. Lalu dimulailah pencarian asmaranya dengan syarat dan ketentuan Jin Biru.

"Aku mau dia jadi istriku." Tuan ganteng menunjuk gadis manis berjilbab biru berkalung belati.

"Permintaan kedua tuan saya kabulkan. Orait oke oke, aye tak pelit juga tidak bokek. Bummmmm." Jin biru memutar kedua tangan birunya ke gadis berjilbab biru tadi.

Alhasil, gadis berjilbab biru bergerak mendatanginya. Mereka pun akhirnya jatuh cinta. Rupanya tuan ganteng tak salah pilih. Paket lengkap yang dia dapati. Gadis mandiri penjual daging sapi. Hingga pundi pundi keuangan kan selalu terisi.

Selang beberapa hari, pernikahan pun dijalani. Tak ada yang mencurigai mengapa tuan ganteng sebegitu mudahnya  mendapatkan keberuntungan. Dapat istana megah dan pasangan tak payah. Hidup enak dan bahagia meski tak terlihat kerja nyatanya. Layaknya ketiban rejeki puting beliung dari BRI.

Setelah mengabulkan dua permintaan tuan ganteng, Jin Biru mulai gelisah. Kemelut rasa di dalam dadanya begitu nyata. Kadar ketakutan akan berpisah dengan tuannya begitu menyiksa. Sedangkan dia belum siap untuk menjadi manusia biasa.

Karena itulah, Jin Biru tak pernah lagi menanyakan pada tuannya perihal permintaan ketiga. Dia tak siap jika tuan ganteng menghendaki permintaan terakhirnya. Lalu perpisahan yang nyata harus dijalaninya. Dia masih ingin bersama tuan ganteng yang selalu mempesona.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun