Mohon tunggu...
EcyEcy
EcyEcy Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Sejatinya belajar itu sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sebab Aku Gurumu

27 November 2019   12:53 Diperbarui: 27 November 2019   13:05 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berisik! Amarah terpercik. Anak Adam bertingkah seolah tak ada surga dan neraka di kemudian.

Hai, Nak! Apa yang kamu lakukan? Tak cukupkah kau buat telinga kami berdengung dengan lisanmu? Tak puaskah kau buat mata ini menitikkan bulir beningnya sebab perbuatanmu? Tak senangkah kau melukiskan rona bahagia di atas bibir bibir lelah ini? Yang selalu mengingatkanmu. Yang selalu menasehatimu. Yang selalu mendoakanmu.

Kaki ke kepala. Kepala di kaki. Rela aku lakukan demi kau berilmu. Menggurat lembar putihmu dengan pelangi. Mengisi ruang kosong mu dengan tradisi. Biar kelak hidupmu berbudi.

Marahlah jika kau mau. Berteriak lah jika kau tak terima. Tapi aku tetap melakukan itu. Sekeras batu pun akan kuhancurkan keburukan itu. Kau tau mengapa?
Sebab aku gurumu.

Salam hangat salam literasi😊🙏
Love and peace😁✌️
EcyEcy; Benuo Taka, 27 Nopember 2019.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun