Mohon tunggu...
EcyEcy
EcyEcy Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Sejatinya belajar itu sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Benalu Cinta

20 November 2019   18:54 Diperbarui: 21 November 2019   12:22 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanpa dikomando, emak emak rempong  langsung berkumpul di dekat wanita itu. Berdasarkan kalimat yang dimuntahkan dari mulutnya, emak emak rempong dapat menyimpulkan wanita itu sedang marah besar. Dari hasil wawancara dengan wanita tadi diketahui bahwa suaminya ada affair dengan janda muda penghuni rumah mewah itu. Dan kabar yang berhembus kencang ke telinga wanita itu, sang janda sedang mengandung anak dari suaminya.

"Eh... ngapain sich ribut di depan rumahku." Janda muda itu keluar rumah karena tak tahan dengan keributan yang dibuat wanita paruh baya tadi.

"Oh... ini toh pelakor dalam rumah tanggaku. Bisanya numpang hidup dan melorotin harta kami saja. Sampai suamiku kurus kering dan makin tua. Punya perasaan nggak sich?" Wanita tadi langsung marah marah melihat saingannya keluar kandang.

"Duh... Ibu, ngaca dulu dong. Jelas aja suami sampean berpaling. Wong muka sama suara mirip harimau yang lagi mengaum lapar. Siapa yang mau mendekat? Tak ada lah." Janda muda tadi mengibaskan tangannya di depan wajah wanita separuh baya.

Amarah wanita itu semakin menjadi. Lawan tandingnya rupanya tak tahu diri. Dan suasana pun semakin panas oleh suara para emak rempong yang ikut ambil bagian. Jadilah suasana semakin kalut. Bahkan mulai mengarah pada Jambak jambakan dan baku hantam. Yang kasian itu adalah si jabang bayi. Semoga saja jabang bayi di perut janda tabah dan sabar menghadapi.

Keributan semakin meluas hingga tetangga yang lain ikut nimbrung di depan rumah mewah itu sambil membentuk lingkaran. Sebagian orang menjadi pemandu sorak dan beberapa orang berusaha melerai perkelahian kelas berat itu. Termasuk Romi dan Rina yang sudah bebas dari intaian gosip  emak emak rempong, mereka berdua sibuk memisahkan dua wanita yang mencintai satu pria tadi.

"Pak, Bu, tenang semua. Jangan memperparah keadaan dengan berperan sebagai provokator. Seharusnya bapak ibu semua melerai mereka." Romi meminta kedewasaan para tetangga dalam menyikapi perkelahian dua wanita tadi.

"Bu, Mba, tenang dulu. Ayo dibicarakan dengan kepala dingin biar masalahnya cepat tuntas." Rina mencoba menenangkan dua wanita yang sedang murka.

Sedangkan para pemandu sorak, emak emak rempong sudah membentuk barisan sambil meneriakkan yel yel yang bikin pusing kepala.

"Benalu cinta... benalu cinta..., datang minta uang pulang bawa kenangan. Huh... mengganggu. Tenggelamkan saja!"

Dan yang sudah baca kisah ini pasti hanya bisa nyengir kuda. Sekedar informasi bahwa kisah ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan ceritanya berarti semua terjadi atas kehendak Tuhan YME. Karena hanya Tuhan yang bisa mengatur semuanya.

Salam hangat salam literasi😊🙏
Love and peace😁✌️
EcyEcy; Benuo Taka, 18 September 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun