Mohon tunggu...
EcyEcy
EcyEcy Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Sejatinya belajar itu sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cerita Kita

24 September 2019   21:45 Diperbarui: 24 September 2019   22:23 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku pernah menitipkan cinta pada butiran embun agar kau dapat merasakan kesejukannya. Namun seketika menguap sirna sebelum menyentuh pucuk daun keladi di asaku ketika amarahmu mengeringkan rasanya.

Aku juga pernah mengirimkan sayangku pada ombak lautan di sana. Namun berulang kali rasa itu kembali ke bibir pantai hatiku tanpa sempat kau terima. Hancur hanya karena hempasan gelombang egomu rupanya.

Kini sang bayu pun berontak. Tak mau lagi mengirimkan pesan rindumu padaku. Lalu mentari memanggang semua rasa itu. Hingga yang tersisa hanya hampa dalam bilik bisu. Lalu kuputuskan, aku ikhlas pergi meninggalkanmu.

Salam hangat salam literasi😊🙏
Love and peace😁✌️
EcyEcy; Benuo Taka, 23 September 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun