Mohon tunggu...
Lusiana Peni
Lusiana Peni Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Karyawan Swasta , Menikah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Arti Saudara....

22 Agustus 2012   07:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:28 3742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mungkin sebagian besar dari masyarakat Indonesia , pengertian saudara yaitu mereka yang memiliki hubungan darah , daerah , agama, perkawinan dan lain sebagainya.. Tetapi saya belajar dari wanita yang telah melahirkan dan membesarkan saya..saudara yaitu mereka yang ada di sekitar kita tanpa mempedulikan hubungan darah, daerah, agama, perkawinan dan lain sebagainya.
Beliau bukan hanya mengajarkan hal ini secara teori belaka, melainkan dengan banyak contoh yang saya saksikan sendiri.
Contoh pertama yang beliau ajarkan kepada saya yaitu jika kita memberikan makanan kepada orang lain, jangan memberikan makanan sisa yang tidak kita habiskan. Itu dapat saya saksikan karena beliau memiliki kebiasaan memisahkan makanan yang mau diberikan kepada mpok yang membantu di rumah untuk di bawa pulang.
Contoh lainnya yaitu , ketika ada seorang ibu pemulung meminta ijin untuk meneduh di rumah. Ibu itu hanya berdiri di luar di bawah atap sehingga ibu itu tidak kehujanan. Tetapi beliau justru menyuruh ibu itu duduk di kursi yang tersedia di teras depan rumah, dan yang lebih mengejutkan beliau memberikan sepiring nasi beserta lauk pauk dan minuman teh manis untuk ibu pemulung tersebut.
Bahkan beliau ikut menemani ibu itu makan sambil mengajak ngobrol. Bahkan terkadang , beliau suka menyediakan segelas minuman teh manis hangat untuk tukang sol sepatu yang sedang memperbaiki sepatu di rumah kami.
Dari sejak saya hadir dikehidupan beliau sampai kepergiannya, tidak pernah satu kalipun saya menyaksikan beliau bertengkar dengan tetangga kami. Beliau selalu mengajarkan kami untuk inisiatif untuk memberi , bukan menerima.
Nilai kesederhanaan yang saya lihat dari beliau yang mendorong saya untuk mencoba melakukan hal yang sama. Pernah saat saya kost di suatu daerah ,saya membawa satu keluarga yang terdiri dari seorang ibu dan kedua anaknya ke rumah sakit. Ketiganya di vonis menderita TBC akut. Ironisnya rumah sakit di Indonesia tidak memberikan kemudahan bagi mereka yang miskin untuk berobat. Bahkan obat pun harus dibeli sendiri oleh pasien. Dan untuk kamar pun harus memberikan uang deposit. Saat itu , saya tidak memikirkan berapa uang yang saya habiskan untuk membantu ibu dan kedua anaknya. Meskipun karena hal itu , dengan terpaksa saya tidak bisa memberikan uang kepada beliau seperti rutinitas biasanya.
Tetapi beliau justru mengatakan kepada saya , bantu selagi kita bisa membantu mereka. Beliau juga ikut memberikan uang kepada saya untuk ikut membantu.
Itulah mengapa ketika beliau pergi meninggalkan keluarganya untuk kembali kepada Sang Pencipta, mereka yang mengenal beliau mengatakan sangat kehilangan sosok beliau yang ramah , murah senyum, suka menolong, suka memberi. Saya sangat yakin beliau saat ini sudah berada di Surga.
I love you , Mom...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun