Ketiga, hindari distraksi.Â
Gangguan terhadap proses membaca berasal dari berbagai penyebab. Bisa dari media sosial, bisa pula karena ada orang lain yang datang dan memecah konsentrasi.
Distraksi ini sebaiknya dihindari. Kalau tidak mungkin, ya, berhenti dulu membaca sampai gangguan membaca benar-benar tidak ada lagi.
Kalau memaksakan diri menyerap bacaan, sementara masih ada gangguan, maka kita tidak akan bisa konsentrasi terhadap bahan bacaan. Alhasil, tidak ada yang bisa diingat dari apa yang dibaca. Jadi, lepaskan distraksinya dulu, baru teruskan membaca.
Keempat, membaca dalam keadaan sehat dan segar.Â
Kalau membaca dalam keadaan payah atau mengantuk, niscaya akan sangat sulit untuk beronsentrasi. Kalau kita kelelahan karena pekerjaan yang padat, akan sulit untuk fokus terhadap apa yang sedang dibaca.
Demikian pula jika mengantuk, akan sulit juga untuk menyerap pengetahuan dari bacaan. Saran terbaiknya adalah, istirahat atau tidurlah dulu. Nanti setelah istirahat barulah mulai membaca. Membaca membutuhkan kondisi yang sehat dan bugar.
Dari pengalaman, saya pernah berusaha tetap berkonsentrasi pada bahan bacaan saat rasa kantuk datang menyerang. Sebentar bisa konsentrasi, sebentar kemudian lepas, begitu seterusnya. Pada akhirnya saya menyerah dan pergi tidur.
Kelima, membaca bertujuan.Â
Kita harus mengetahui untuk apa kita membaca atau apa tujuan kita membaca. Tujuan membaca pada umumnya adalah untuk menambah pengetahuan tentang materi yang dibaca. Nah, jika kita berangkat dari motivasi menambah pengetahuan, maka kita cenderung akan bersungguh-sungguh menyerap isi bacaan.
Demikian juga kalau kita membaca untuk menghadapi ujian, misalnya, biasanya kita akan termotivasi untuk menyerap sebaik mungkin apa yang kita baca. Dengan membaca secara fokus, kita akan mampu mengingat sebagian besar dari apa yang kita baca untuk berhasil dalam ujian.